'Gambling' Si Biru Langit

Senin, 08 Desember 2014 - 23:07 WIB
Gambling Si Biru Langit
'Gambling' Si Biru Langit
A A A
LAMONGAN - Persela Lamongan dihadapkan pada pilihan sulit dalam menentukan pelatih baru untuk Indonesia Super League (ISL) 2015. Dua pelatih asing yang masuk kriteria Persela semuanya kurang meyakinkan.

Ini jelas merupakan efek dari kondisi keuangan Laskar Joko Tingkir yang kurang stabil. Siapa pun yang terpilih di antara Fabio Oliviera dan Raja Isa, yang jelas track record mereka lebih buruk dibanding pelatih asing sebelumnya.

Persela pernah mendatangkan Miroslav Janu pada musim 2011-2012, kemudian Gomes de Oliviera di musim berikutnya. Keduanya memiliki sisi historis bagus di musim sebelumnya. Miro membawa Arema Indonesia runner up ISL 2010-2011.

Sedangkan Gomes mengangkat Persiram Raja Ampat ke papan atas pada musim 2011-2013, walau kemudian gagal saat menangani Persela. Sedangkan dua kandidat pelatih sekarang, semuanya memiliki rekor buruk di musim sebelumnya.

"Tidak gampang membujuk pelatih bagus untuk menangani Persela dengan pendanaan yang tipis. Terpaksa opsi yang ada adalah pelatih yang bersedia bekerja dengan dana terbatas. Ini sudah menjadi konsekuensi," kata salah satu sumber di manajemen Persela.

Diakui sumber tersebut, Raja Isa dan Fabio Oliviera sebelumnya juga bekerja dengan dana terbatas di timnya masing-masing. Akibatnya fatal, Persijap Jepara dan Persita Tangerang sama-sama terjerumus ke lubang degradasi.

Manajemen Persela juga telah mencoba mendekati beberapa pelatih. Namun upaya yang dilakukan hanya mengerucut pada dua nama di atas, karena beberapa pelatih terlalu menuntut macam-macam yang terlalu berat untuk dipenuhi.

Sebelumnya manajemen sudah menekankan bahwa pelatih harus kooperatif dengan pendanaan Persela. Itu menjadi salah satu kriteria wajib yang dipatok Laskar Joko Tingkir, seperti diungkapkan Manajer Yunan Achmadi.

Sekali lagi tim biru langit harus 'gambling' dalam pemilihan pelatih. Musim kemarin Persela juga melakukan langkah serupa dengan mendatangkan Eduard Tjong yang minim pengalaman di ISL. Kebetulan gaya Eduard cocok atau berjodoh di Stadion Surajaya.

Bagaimana dengan pelatih selanjutnya? Kembali lagi ke pernyataan Yunan Achmadi sebelumnya, bahwa keberhasilan pelatih terkadang juga dipengaruhi unsur 'jodoh' tanpa memandang hitungan teknis dan matematis
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0838 seconds (0.1#10.140)