Bocorkan Data Transfer Pemain, FIFA Sanksi 3 Klub Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Tiga klub Indonesia yakni Persebaya Surabaya, Persires Bali Devata, dan PSIS Semarang dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin (Komdis) FIFA berupa uang denda dalam jumlah berbeda.
Tiga klub sepak bola tersebut dihukum setelah memublikasikan data rahasia FIFA terkait transfer matching system (TMC). TMC adalah sebuah sistem online yang digunakan FIFA untuk mendorong dan mempertahankan bursa transfer pemain yang transparan berdasarkan integritas, akuntabilitas, dan inovasi.
TMC juga dapat digunakan untuk melindungi transfer pemain usia dini dan menyelidiki pelanggaran peraturan transfer pemain. Data di dalamnya bersifat rahasia dan hanya dapat diakses anggota yang terdaftar dalam keanggotaan FIFA serta tak boleh dipublikasikan ke masyarakat luas.
Menurut rilis yang dikeluarkan FIFA kemarin, Persebaya dan Persires diketahui menyebarkan data TMS melalui akun Twitter resmi klub. Akibat kesalahan itu, dua klub tersebut harus membayar denda sebesar 25.000 franc Swiss atau setara Rp317,6 juta. Sedangkan PSIS Semarang didenda 15.000 franc Swiss atau setara Rp190,6 juta karena mem-posting surat yang dikirimkan kepada mereka dari FIFA TMS.
Ini pertama kalinya bagi Komdis FIFA memberikan sanksi kepada klub yang telah melanggar peraturan atau memublikasikan data rahasia melalui media sosial. Atas informasi tersebut, pengelola PSIS musim 2014, PT Mahesa Jenar Semarang (MJS), langsung mengecek pelanggaran dalam TMS yang dituduhkan FIFA.
Setelah ditelusuri, pelanggaran ternyata terjadi dua tahun lalu saat Mahesa Jenar masih dikelola PT Ancora. Atas dasar itu, MJS akan segera melayangkan surat kepada Ancora agar memenuhi tanggung jawab sanksi tersebut. CEO PT MJS Yoyok Sukawi menjelaskan, saat itu manajemen PSIS lama ikut me-retwit surat dari FIFA terkait pengesahan transfer pemain asing antara Persebaya Surabaya dan Persires Bali Devata.
“(pengurus PSIS) Seperti kurang kerjaan saja. Itu seolah ingin membuktikan bahwa pemain asing sudah dikontrak salah satu tim,” katanya, tadi malam. Selain sanksi FIFA, sejumlah klub sepak bola Indonesia juga kini mendapat hukuman dari Komisi Disiplin seperti yang dialami PSS Sleman dan PSIS Semarang akibat kasus “sepak bola gajah” baru-baru ini.
Menanggapi runyamnya persepakbolaan nasional, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai sepak bola Indonesia perlu pembenahan secara serius. Pembenahan mulai dari perlunya lapangan hijau untuk berlatih sampai pembenahan PSSI.
Arif purniawan/Okezone/Ant
Tiga klub sepak bola tersebut dihukum setelah memublikasikan data rahasia FIFA terkait transfer matching system (TMC). TMC adalah sebuah sistem online yang digunakan FIFA untuk mendorong dan mempertahankan bursa transfer pemain yang transparan berdasarkan integritas, akuntabilitas, dan inovasi.
TMC juga dapat digunakan untuk melindungi transfer pemain usia dini dan menyelidiki pelanggaran peraturan transfer pemain. Data di dalamnya bersifat rahasia dan hanya dapat diakses anggota yang terdaftar dalam keanggotaan FIFA serta tak boleh dipublikasikan ke masyarakat luas.
Menurut rilis yang dikeluarkan FIFA kemarin, Persebaya dan Persires diketahui menyebarkan data TMS melalui akun Twitter resmi klub. Akibat kesalahan itu, dua klub tersebut harus membayar denda sebesar 25.000 franc Swiss atau setara Rp317,6 juta. Sedangkan PSIS Semarang didenda 15.000 franc Swiss atau setara Rp190,6 juta karena mem-posting surat yang dikirimkan kepada mereka dari FIFA TMS.
Ini pertama kalinya bagi Komdis FIFA memberikan sanksi kepada klub yang telah melanggar peraturan atau memublikasikan data rahasia melalui media sosial. Atas informasi tersebut, pengelola PSIS musim 2014, PT Mahesa Jenar Semarang (MJS), langsung mengecek pelanggaran dalam TMS yang dituduhkan FIFA.
Setelah ditelusuri, pelanggaran ternyata terjadi dua tahun lalu saat Mahesa Jenar masih dikelola PT Ancora. Atas dasar itu, MJS akan segera melayangkan surat kepada Ancora agar memenuhi tanggung jawab sanksi tersebut. CEO PT MJS Yoyok Sukawi menjelaskan, saat itu manajemen PSIS lama ikut me-retwit surat dari FIFA terkait pengesahan transfer pemain asing antara Persebaya Surabaya dan Persires Bali Devata.
“(pengurus PSIS) Seperti kurang kerjaan saja. Itu seolah ingin membuktikan bahwa pemain asing sudah dikontrak salah satu tim,” katanya, tadi malam. Selain sanksi FIFA, sejumlah klub sepak bola Indonesia juga kini mendapat hukuman dari Komisi Disiplin seperti yang dialami PSS Sleman dan PSIS Semarang akibat kasus “sepak bola gajah” baru-baru ini.
Menanggapi runyamnya persepakbolaan nasional, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai sepak bola Indonesia perlu pembenahan secara serius. Pembenahan mulai dari perlunya lapangan hijau untuk berlatih sampai pembenahan PSSI.
Arif purniawan/Okezone/Ant
(bbg)