Kenangan CEO Milan Soal Final 2005
A
A
A
MILAN - CEO AC Milan, Adriano Galliani menegaskan, kekalahan Milan atas Liverpool di final Liga Champions 2005 bukanlah akibat dari rasa percaya diri yang berlebih. Galliani juga membantah Milan telah melakukan selebrasi lebih dulu dalam partai tersebut.
Final Liga Champions 2005 antara Liverpool dan AC Milan digadang-gadang menjadi final paling menegangkan dalam sejarah Liga Champions. Bagaimana tidak, Milan yang telah unggul 3-0 di babak pertama dipaksa melalui adu penalti oleh Liverpool yang berhasil menyamakan skor menjadi 3-3 di 45 menit babak kedua.
Milan kemudian kalah adu penalti setelah dua penembak mereka: Serginho dan Andriy Shevchenko gagal mengeksekusi bola. Liverpool pun berhasil merengkuh trofi Liga Champions kelima mereka.
"Itu tidak benar, kami sudah merayakan kemenangan di ruang ganti setelah babak pertama," ujar Galliani di Football Italia.
"Setelah enam menit Liverpool menyamakan kedudukan, kami mulai bermain baik kembali. Kami hampir saja menang dengan Andriy Shevchenko tetapi Dudek menyelamatkan bola dengan pergelangan tangannya," sambungnya.
Kendati kalah, Galliani justru menganggap permainan Milan kala itu lebih baik dibanding saat Milan melakoni partai final ulangan melawan Liverpool di final Liga Champions 2007 di mana Milan keluar sebagai juara.
"Saya pikir kami bermain lebih baik di 2005 daripada di 2007," tegas Galliani.
Final Liga Champions 2005 antara Liverpool dan AC Milan digadang-gadang menjadi final paling menegangkan dalam sejarah Liga Champions. Bagaimana tidak, Milan yang telah unggul 3-0 di babak pertama dipaksa melalui adu penalti oleh Liverpool yang berhasil menyamakan skor menjadi 3-3 di 45 menit babak kedua.
Milan kemudian kalah adu penalti setelah dua penembak mereka: Serginho dan Andriy Shevchenko gagal mengeksekusi bola. Liverpool pun berhasil merengkuh trofi Liga Champions kelima mereka.
"Itu tidak benar, kami sudah merayakan kemenangan di ruang ganti setelah babak pertama," ujar Galliani di Football Italia.
"Setelah enam menit Liverpool menyamakan kedudukan, kami mulai bermain baik kembali. Kami hampir saja menang dengan Andriy Shevchenko tetapi Dudek menyelamatkan bola dengan pergelangan tangannya," sambungnya.
Kendati kalah, Galliani justru menganggap permainan Milan kala itu lebih baik dibanding saat Milan melakoni partai final ulangan melawan Liverpool di final Liga Champions 2007 di mana Milan keluar sebagai juara.
"Saya pikir kami bermain lebih baik di 2005 daripada di 2007," tegas Galliani.
(nug)