PSSI Minta Menpora Jangan Sensi
A
A
A
JAKARTA - Rencana pembentukan Tim Sembilan yang rencana akan ditugaskan untuk mengawasi kinerja PSSI yang di gagas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi DIpertanyakan Wakil Ketua PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Soal Tim 9, La Nyalla mempertanyakan apa tugasnya dan untuk apa? Karena PSSI bisa kapan saja berdialog dengan Menpora. Dialog intens, bukan sekedar silaturahmi seperti yang telah dilakukan PSSI setelah Imam Nahrawi dilantik sebagai Menpora beberapa waktu silam.
La Nyalla juga kembali menyitir UU SKN. Dikatakan, jangan asal menggunakan Pasal 10 UU SKN sebagai pintu masuk Tim 9. Seperti diketahui bunyi Pasal 10 ayat 1 itu; Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.
Sementara yang dimaksud masyarakat di Pasal penjelasan disebutkan; Yang dimaksud dengan masyarakat dalam ketentuan ini adalah induk-induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional, sanggar-sanggar olahraga, perkumpulan dan/atau klub olahraga lain yang ada dalam masyarakat serta masyarakat lain yang berperan serta dalam pembinaan dan pengembangan olahraga.
Jadi sudah benar Induk Cabor, dalam hal PSSI, dikontrol segala sesuatunya oleh anggotanya yang terdiri dari klub-klub dan pengurus PSSI provinsi. Bukan oleh sembarang masyarakat. Kalau siapapun boleh, bisa chaos negara ini. Jadi memahami UU juga harus secara komprehensif dengan melihat azas hukum dan kepatutan yang berlaku, beber La Nyalla dalam keterangan persnya.
" Jadi menurut saya, justru Menpora yang jangan sensi. Wajar-wajar saja. PSSI sudah bekerja. Badan yudisial PSSI juga terus bekerja menghukum mereka yang melakukan perilaku buruk di sepakbola, termasuk para pelaku sepakbola gajah,"
Kalau soal prestasi, pasang surut di olahraga, bukan hanya sepakbola. semua cabang olahraga juga mengalami. Ada menang ada kalah. Itulah olahraga. Kami baru bekerja dua tahun kurang. Tetapi kami juga menghasilkan Piala AFF U-19 setelah sekian lama tidak ke Indonesia. Kami juga mencatatkan Persipura sebagai semifinalis AFC Cup di era sepakbola modern ini, pungkasnya.
Diakui La Nyalla, PSSI gagal di AFF senior dan juga gagal Piala Asia untuk lolos Piala Dunia U-20. Apa tidak boleh kalah? Juara Dunia Spanyol juga tersingkir di fase grup Piala Dunia di Brazil. Juga pemegang gelar juara sebelumnya, Korsel U-19 dipaksa pulang di fase grup. Apakah lantas seolah kiamat? PSSI pasti melakukan evaluasi untuk mengembalikan kejayaan. Tidak perlu diminta. Sudah ada mekanismenya.
Soal Tim 9, La Nyalla mempertanyakan apa tugasnya dan untuk apa? Karena PSSI bisa kapan saja berdialog dengan Menpora. Dialog intens, bukan sekedar silaturahmi seperti yang telah dilakukan PSSI setelah Imam Nahrawi dilantik sebagai Menpora beberapa waktu silam.
La Nyalla juga kembali menyitir UU SKN. Dikatakan, jangan asal menggunakan Pasal 10 UU SKN sebagai pintu masuk Tim 9. Seperti diketahui bunyi Pasal 10 ayat 1 itu; Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.
Sementara yang dimaksud masyarakat di Pasal penjelasan disebutkan; Yang dimaksud dengan masyarakat dalam ketentuan ini adalah induk-induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional, sanggar-sanggar olahraga, perkumpulan dan/atau klub olahraga lain yang ada dalam masyarakat serta masyarakat lain yang berperan serta dalam pembinaan dan pengembangan olahraga.
Jadi sudah benar Induk Cabor, dalam hal PSSI, dikontrol segala sesuatunya oleh anggotanya yang terdiri dari klub-klub dan pengurus PSSI provinsi. Bukan oleh sembarang masyarakat. Kalau siapapun boleh, bisa chaos negara ini. Jadi memahami UU juga harus secara komprehensif dengan melihat azas hukum dan kepatutan yang berlaku, beber La Nyalla dalam keterangan persnya.
" Jadi menurut saya, justru Menpora yang jangan sensi. Wajar-wajar saja. PSSI sudah bekerja. Badan yudisial PSSI juga terus bekerja menghukum mereka yang melakukan perilaku buruk di sepakbola, termasuk para pelaku sepakbola gajah,"
Kalau soal prestasi, pasang surut di olahraga, bukan hanya sepakbola. semua cabang olahraga juga mengalami. Ada menang ada kalah. Itulah olahraga. Kami baru bekerja dua tahun kurang. Tetapi kami juga menghasilkan Piala AFF U-19 setelah sekian lama tidak ke Indonesia. Kami juga mencatatkan Persipura sebagai semifinalis AFC Cup di era sepakbola modern ini, pungkasnya.
Diakui La Nyalla, PSSI gagal di AFF senior dan juga gagal Piala Asia untuk lolos Piala Dunia U-20. Apa tidak boleh kalah? Juara Dunia Spanyol juga tersingkir di fase grup Piala Dunia di Brazil. Juga pemegang gelar juara sebelumnya, Korsel U-19 dipaksa pulang di fase grup. Apakah lantas seolah kiamat? PSSI pasti melakukan evaluasi untuk mengembalikan kejayaan. Tidak perlu diminta. Sudah ada mekanismenya.
(wbs)