5 Alasan Persepam Bisa Merajai Divisi Utama 2015
A
A
A
PAMEKASAN - Persepam Madura United bisa merajai kompetisi Divisi Utama 2015 mendatang. Banyak faktor yang membuat tim Sape Kerap memiliki potensi lebih besar dibandingkan kontestan lain di level ini.
Mungkin publik bola Jawa Timur masih ingat ketika Arema Malang terdegradasi dan bermain di Divisi I (sebelum format ISL) pada 2003-2004. Arema kala itu membangun kekuatan yang tak tanggung-tanggung dan lebih mirip sebagai tim Divisi Utama.
Hasilnya, Arema mengenggam tiket promosi sekaligus menjadi juara Divisi I atau hanya semusim setelah degradasi. Situasi tersebut bisa terjadi di Persepam di Divisi Utama 2015 mendatang, walau kini masih tahap pembentukan tim. Paling tidak ungkapan Pelatih Persepam Widodo C Putro mengarah ke sana. "Saya ingin membangun tim Persepam selevel ISL," tegas dia.
Di bawah ini sejumlah alasan Persepam bisa dominan di level kedua kompetisi profesional Indonesia.
Modal Finansial
Persepam telah menyiapkan dana setidaknya Rp13 miliar untuk kompetisi musim depan. Nominal itu sangat fantastis, karena tim Divisi Utama kebanyakan hanya bermodal di kisaran Rp5 miliar. Widodo punya kelonggaran dalam merekrut pemain, apalagi dana operasional kompetisi tak begitu besar karena sistem grup. Dengan dana segitu, Persepam bisa menjadi salah satu tim terkaya di Divisi Utama.
Komposisi Tim
Selain memakai beberapa pemain sisa musim lalu seperti Busari, Denny Rumba, Firly Apriansyah, Persepam juga mendatangkan beberapa nama berlabel ISL, salah satunya Tamsil Sijaya (eks Persik Kediri). Direncanakan masih ada beberapa nama pemain ISL yang merapat ke Persepam. Jika konsep Widodo membangun tim level ISL berjalan mulus, sulit menandingi Sape Kerap di kompetisi Divisi Utama.
Sosok Pelatih
Keberadaan Widodo C Putro sendiri tidak bisa disepelekan. Pernah menangani tim di ISL seperti Persela Lamongan dan Persegres Gresik United, tak boleh dilupakan juga bahwa dia pernah bekerja di tim nasional Indonesia. Sulit mencari tim Divisi Utama yang memiliki pelatih dengan curriculum vitae seperti Widodo. Walau secara prestasi dia masih minim, namun sosoknya sudah istimewa untuk seukuran tim Divisi Utama. Bahkan Benny Dolo yang ditunjuk sebagai pelatih Arema Malang pada 2003 belum memiliki pengalaman di kepelatihan tim nasional.
Persiapan Tim
Persepam sudah mulai bekerja pada Desember, jauh sebelum kompetisi Divisi Utama digelar atau saat tim-tim di level ini masih tertidur pulas. Seleksi pemain sudah berjalan dan kelihatan seperti hendak bermain di ISL. Persiapan sangat dini Persepam bisa menjadi keuntungan signifikan, karena tidak asal membentuk tim, tapi juga memiliki unsur kematangan ketika bertarung di kompetisi nanti.
Semangat Baru
Ini aspek yang lagi-lagi membuat Persepam mirip dengan Arema Malang di era 2003-2004. Sesaat setelah terdegradasi, terjadi peralihan pengelolaan. Arema kala itu beralih ke PT Bentoel Prima, sedangkan Persepam kini dikelola PT Jempol Madura. Apa makna peralihan tersebut? Semangat baru. Ya, manajemen anyar tentunya mengusung ambisi tinggi untuk lebih baik. Kondisi manajemen yang lebih segar akan membawa nuansa baru bagi tim dan bisa mendatangkan efek positif.
Mungkin publik bola Jawa Timur masih ingat ketika Arema Malang terdegradasi dan bermain di Divisi I (sebelum format ISL) pada 2003-2004. Arema kala itu membangun kekuatan yang tak tanggung-tanggung dan lebih mirip sebagai tim Divisi Utama.
Hasilnya, Arema mengenggam tiket promosi sekaligus menjadi juara Divisi I atau hanya semusim setelah degradasi. Situasi tersebut bisa terjadi di Persepam di Divisi Utama 2015 mendatang, walau kini masih tahap pembentukan tim. Paling tidak ungkapan Pelatih Persepam Widodo C Putro mengarah ke sana. "Saya ingin membangun tim Persepam selevel ISL," tegas dia.
Di bawah ini sejumlah alasan Persepam bisa dominan di level kedua kompetisi profesional Indonesia.
Modal Finansial
Persepam telah menyiapkan dana setidaknya Rp13 miliar untuk kompetisi musim depan. Nominal itu sangat fantastis, karena tim Divisi Utama kebanyakan hanya bermodal di kisaran Rp5 miliar. Widodo punya kelonggaran dalam merekrut pemain, apalagi dana operasional kompetisi tak begitu besar karena sistem grup. Dengan dana segitu, Persepam bisa menjadi salah satu tim terkaya di Divisi Utama.
Komposisi Tim
Selain memakai beberapa pemain sisa musim lalu seperti Busari, Denny Rumba, Firly Apriansyah, Persepam juga mendatangkan beberapa nama berlabel ISL, salah satunya Tamsil Sijaya (eks Persik Kediri). Direncanakan masih ada beberapa nama pemain ISL yang merapat ke Persepam. Jika konsep Widodo membangun tim level ISL berjalan mulus, sulit menandingi Sape Kerap di kompetisi Divisi Utama.
Sosok Pelatih
Keberadaan Widodo C Putro sendiri tidak bisa disepelekan. Pernah menangani tim di ISL seperti Persela Lamongan dan Persegres Gresik United, tak boleh dilupakan juga bahwa dia pernah bekerja di tim nasional Indonesia. Sulit mencari tim Divisi Utama yang memiliki pelatih dengan curriculum vitae seperti Widodo. Walau secara prestasi dia masih minim, namun sosoknya sudah istimewa untuk seukuran tim Divisi Utama. Bahkan Benny Dolo yang ditunjuk sebagai pelatih Arema Malang pada 2003 belum memiliki pengalaman di kepelatihan tim nasional.
Persiapan Tim
Persepam sudah mulai bekerja pada Desember, jauh sebelum kompetisi Divisi Utama digelar atau saat tim-tim di level ini masih tertidur pulas. Seleksi pemain sudah berjalan dan kelihatan seperti hendak bermain di ISL. Persiapan sangat dini Persepam bisa menjadi keuntungan signifikan, karena tidak asal membentuk tim, tapi juga memiliki unsur kematangan ketika bertarung di kompetisi nanti.
Semangat Baru
Ini aspek yang lagi-lagi membuat Persepam mirip dengan Arema Malang di era 2003-2004. Sesaat setelah terdegradasi, terjadi peralihan pengelolaan. Arema kala itu beralih ke PT Bentoel Prima, sedangkan Persepam kini dikelola PT Jempol Madura. Apa makna peralihan tersebut? Semangat baru. Ya, manajemen anyar tentunya mengusung ambisi tinggi untuk lebih baik. Kondisi manajemen yang lebih segar akan membawa nuansa baru bagi tim dan bisa mendatangkan efek positif.
(aww)