Peminjaman Berakhir Berantakan

Selasa, 30 Desember 2014 - 22:25 WIB
Peminjaman Berakhir Berantakan
Peminjaman Berakhir Berantakan
A A A
MALANG - Meminjamkan pemain ke klub lain sudah menjadi hal umum di sepak bola modern. Selain menyiasati over load dalam sebuah tim, juga memberi kesempatan bermain yang lebih besar untuk pemain sendiri.

Semangat itu juga yang pernah diusung Arema Cronus yang banyak memiliki pemain muda potensial. Beberapa pemain disebar ke beberapa klub dengan status pinjaman, harapannya mereka nantinya kembali sebagai pemain yang lebih baik.

Sayang langkah peminjaman Arema sebagian besar malah berantakan. Pemain yang dipinjamkan gagal berkembang atau tidak memenuhi kebutuhan tim induknya. Misalnya Yandi Sofyan yang baru saja bergabung Persib Bandung.

Yandi sehenarnya memiliki potensi besar dengan usianya yang masih 22 tahun. Walau Arema ingin mempertahankan dia, tapi tak bisa menahan keinginan adik kandung striker kawakan Zaenal Arif tersebut.

General Manager Arema Cronus Ruddy Widodo mengakui pihaknya tak bisa menahan pemain yang ingin pergi. "Kalau si pemain tidak ingin di sini, sulit memaksa untuk bertahan," ujar Ruddy. Tapi semua tak selalu menyangkut keinginan pemain.

Ada beberapa pemain yang memang kualitasnya masih di bawah standar mutu Singo Edan, sehingga sulit kembali ke Stadion Kanjuruhan. Siapa saja pemain Arema yang gagal dalam program peminjaman?

-Yandi Sofyan Munawar

Didatangkan dari klub Belgia CS Vise pada pertengahan 2013, Yandi diproyeksikan sebagai kekuatan masa depan Arema Cronus. Usia yang masih muda dan minim pengalaman membuat Arema mengambil opsi meminjamkan ke Brisbane Roar, klub Australia. Selama 2014 Yandi menimba ilmu di sana hingga kontrak peminjaman usai. Namun ketika mudik ke Indonesia, dia justru tidak ingin balik ke Malang dan memilih gabung Persib Bandung.

-Reza Mustofa

Pemain muda jebolan Persema Malang ini bergabung dengan Arema Cronus pada 2013. Alih-alih ingin sukses seperti Ahmad Bustomi yang juga eks Persema, Reza mendapati Kanjuruhan overload dan tak mendapatkan cukup kesempatan bermain. Manajemen Arema meminjamkannya ke Persegres Gresik United pada ISL 2014. Tapi hasil peminjaman tak seperti harapan Arema dan Reza Mustofa tidak balik ke Malang, melainkan bergabung dengan Persebaya Surabaya.

-Joko Sasongko

Gelandang bertahan eks Pelita Jaya ini masuk ke Stadion Kanjuruhan bertepatan dengan merger tim Arema dan Pelita Jaya. Dianggap bintang masa depan, Joko kalah dengan Egi Melgiansyah dan Gede Sukadana saat dilatih Rahmad Darmawan. Tak juga berkembang, dia dipinjamkan selama semusim ke Persisam Samarinda. Peminjaman tak efektif, karena Joko justru mengalami kemunduran. Saat naskah ini diketik, dia kesulitan mendapat klub dan mengikuti seleksi di Persela Lamongan.

-Qischil Gandrumminy

Gelandang serang enerjik ini menjadi bagian tim Singo Edan sejak musim 2012, saat Arema bertarung melawan ancaman degradasi. Perubahan besar di Kanjuruhan membuatnya tersingkir dan selama dua musim berturut-turut dipinjamkan ke klub yang membesarkannya, Persik Kediri. Selama masa peminjaman pun dia tak begitu impresif. Tampaknya Qishil bakal lebih lama di Kediri secara permanen karena Arema tak memasukkan dia dalam rencana musim 2015.

-Yericho Christiantoko

Pemain belakang yang pernah berkostum CS Vise ini juga menjadi salah satu peminjaman yang tak memuaskan. Dalam usia yang masih belia dan berposisi sebagai bek kiri, dia kalah pengalaman dengan pemain seperti Benny Wahyudi dan Johan Alfarizie. Alhasil, Yericho dipinjamkan ke tim Divisi Utama Persekam Metro FC pada 2014. Melihat konsep tim Arema Cronus sekarang, tampaknya tidak ada celah lagi bagi Yericho di tim arahan Suharno.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7255 seconds (0.1#10.140)