Aset Terbatas, Andalkan Loyalitas

Rabu, 31 Desember 2014 - 05:48 WIB
Aset Terbatas, Andalkan Loyalitas
Aset Terbatas, Andalkan Loyalitas
A A A
LAMONGAN - Dari lima tim Jawa Timur yang bertarung di Indonesia Super League (ISL), ada dua yang belum aktif dalam rekrutmen pemain baru. Dua tim tersebut adalah Persela Lamongan dan Persik Kediri.

Keduanya masih sibuk melakukan seleksi pemain karena paling terlambat dalam program pra musim dibanding tim lainnya Baik Persela maupun Persik baru sepekan terakhir menggelar latihan sekaligus seleksi pemain anyar.

Persela mengalami keterlambatan pra musim karena perubahan rencana penunjukan pelatih. Menargetkan sudah memiliki nakhoda tim pada pertengahan Desember, ternyata hingga jelang Januari belum ada nama.

Sedangkan Persik masih terkendala dana dan terpaksa menggelar program seadanya. Alhasil, sejauh ini Laskar Joko Tingkir dan Macan Putih mengandalkan loyalitas pemain-pemain lawan yang tidak digaet tim lain.

Persela misalnya, masih ada Khoirul Huda, Catur Pamungkas, Zaenal Arifin, serta Dhanu Rosade, yang beberapa musim menghiasi Stadion Surajaya, Lamongan. Mereka adalah pemain yang pilih menetap di Kota Soto.

Beberapa pemain Persela musim kemarin sudah memilih hengkang, seperti Edy Gunawan, Feri Ariawan, serta tiga pemain asing sekaligus. Walau kini ada pemain seleksi seperti Joko Sasongko dan Ahmad Sumardi, nama lawan tetap mendominasi.

"Ada beberapa pemain yang masih loyal dan tetap memilih bertahan di Persela. Kemungkinan mereka akan tetap menjadi kekuatan utama musim depan. Mereka sangat loyal dan bisa diandalkan," kata Asisten Pelatih Persela Didik Ludiyanto.

Loyalitas pemain-pemain itulah yang membuat Persela tak khawatir bakal kekurangan pemain. Apalagi nama seperti Khoirul Huda, Zaenal Arifin, hingga Dhanu Rosade dan Catur Pamungkas, sudah menjadi kekuatan sentral Persela.

Sama halnya dengan Persik Kediri. Walau beberapa nama telah pergi, masih ada yang namanya loyalitas. Catat saja nama Khusnul Yuli, Tedi Heri, Jefri Dwi Hadi, Faris Aditama, serta Dimas Galih, yang pilih bertahan di Brawijaya.

Bahkan staf kepelatihan Persik juga diisi eks pemain yang loyal macam Musikan, Harianto dan Wahyudi. Loyalitas mereka salah satunya juga dipengaruhi faktor status sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di pemerintah daerah setempat.

Di Persik sendiri banyak pemain yang direkrut sebagai PNS di Pemerintah Kota Kediri, terutama mereka yang berjasa membawa Persik juara pada 2003 dan 2006. Begitu pula di Persela, pemain seperti Khoirul Huda juga bertatus sebagai PNS selain profesinya sebagai pesepakbola.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5206 seconds (0.1#10.140)