Masih Jauh dari Baik, Banyak Hak dan Kewajiban Terabaikan

Minggu, 04 Januari 2015 - 13:37 WIB
Masih Jauh dari Baik,...
Masih Jauh dari Baik, Banyak Hak dan Kewajiban Terabaikan
A A A
Dosen Universitas Leiden, Belanda, Andy Fuller PhD menyebut manajemen klub sepak bola di Indonesia masih jauh dari kata baik. Kesimpulan tersebut lahir dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan pada klub sepak bola di Yogyakarta dan ditulis dalam buku The Struggle For Soccer In Indonesia Fandom, Archives And Urban Identity.

Menurut Fuller, kurang rapinya manajerial yang ada di dalam tim membuat cabang olahraga dengan penggemar terbanyak sejagat tersebut memunculkan bermacam efek. Paling kentara adalah keterlambatan gaji pemain. “Dalam pembuatan buku ini, saya tidak sendiri karena saya dibantu rekan saya, Dimas Maulana,” tutur Fuller dalam peluncuran buku dan diskusi akhir pekan lalu.

Dari riset yang dilakukan, Fuller banyak mengungkapkan kekecewaannya kepada sistem manajemen pengelolaan sebuah tim sepak bola. Hak dan kewajiban, khususnya bagi para pemain, masih kurang mendapatkan dukungan, terutama dari sisi finansial. Padahal, menurut Fuller, baik buruknya sebuah klub sepak bola dapat dilihat dari sistem manajemen tim. Termasuk terlihat dari kekompakan pihak-pihak yang terlibat untuk menjalankan roda organisasi sebuah klub.

“Keburukan sebuah tim sepak bola ini dapat dilihat ketika menonton sebuah pertandingan, ketika pertandingan berlangsung masih banyak kekacauan di mana-mana, terutama pada para suporternya,” sebutnya. Selain dari manajemen, Fuller menilai, keberadaan suporter juga masih tidak rapi. Padahal, kecintaan mereka pada klub sudah tidak perlu diragukan lagi.

Namun, keberadaan suporter masih belum mendapatkan perhatian optimal dari manajemen klub. Kondisi tersebut menjadikan kesetiaan suporter klub menjadi tidak sebanding dengan apa yang diperoleh dari klub. “Tidak hanya masih ada pemain yang terlambat dibayar atau bahkan tidak dibayar. Suporter klub juga tidak pernah mendapat perhatian khusus dari manajemen klub sepak bola yang didukungnya,” tuturnya.

Sementara itu, Dimas Maulana mengatakan riset yang dilakukan bersama Muller lebih terfokus pada PSIM. Hal tersebut mempertimbangkan sebagai klub sepak bola, PSIM merupakan tim paling tua yang ada di Yogyakarta. Namun, dari penelitian yang dilakukannya, keberadaan klub sepak bola seperti PSIM masih jarang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Hal itulah yang disebutnya menjadi salah satu dasar dilakukannya riset oleh Andy Fuller hingga menghasilkan sebuah buku tersebut.

Mahadeva
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2470 seconds (0.1#10.140)