Tiki-Taka Terkubur di Depan Parkir Bus
A
A
A
SAN SEBASTIAN - Taktik menumpuk pemain bertahan di sektor pertahanan atau yang dikenal dengan sebutan parkir bus, terbukti ampuh meredam permainan tiki-taka yang identik dengan Barcelona dan skuat timnas Spanyol dalam beberapa tahun belakangan. Kekalahan tipis 1-0 Barcelona atas Real Sociedad dalam lanjutan La Liga, dini hari tadi WIB jadi bukti ampuhnya taktik parkir bus.
Terlepas dari absennya dua bintang andalan mereka, Lionel Messi dan Neymar, Barca era Luis Enrique masih setia menggunakan taktik tiki-taka sepanjang musim 2014-2015 tidak terkecuali saat bertandang ke markas Sociedad. Tertinggal lebih dulu saat laga baru berjalan dua menit, karena gol bunuh diri Jordi Alba.
Skuat Catalan lantas mendominasi permainan dan menguasai 73 persen penguasaan bola. 581 umpan sempurna diperagakan skuat besutan Enrique, ditambah 17 tembakan ke gawang. Sayang usaha keras La Blaugrana -julukan Barca- berhasil diredam taktik bertahan yang diperagakan Sociedad.
Buntutnya Barca harus pulang dengan tangan hampa usai mengunjungi Estadio Municipal de Anoeta. Ini bukan pertama kalinya taktik tiki-taka tidak mampu berkutik saat dihadapankan dengan taktik parkir bus. Menilik sedikit ke belakang, taktik tiki-taka diperkenalkan pertama kali oleh Josep 'Pep' Guardiola dengan penyempurnaan warisan total football ala Johan Cruyff.
Menitikberatkan umpan singkat satu dua, dengan sentuhan seminim mungkin. Taktik tiki-taka terbukti sangat ampuh membawa Barcelona jadi tim yang ditakuti, baik di Eropa maupun di Spanyol. Mengandalkan tiki-taka, Barca secara sensasional sukses merengkuh enam trofi sekaligus pada 2009.
Namun perlahan kedigdayaan tiki-taka mulai luntur, saat lawan mereka bermain total bertahan atau yang dikenal dengan sebutan sepak bola negatif. Apabila Barca biasa mengunakan taktik 4-3-3 untuk membuat pemain lebih dekat untuk membuat umpan jadi lebih optimal. Taktik parkir bus justru kebalikannya dengan mengusung 8-1-1 dan mengandalkan serangan balik cepat.
Runtuhnya dominasi Barca dengan tiki-taka mereka, dimulai saat semifinal Liga Champions musim 2009-2010. Saat itu Inter Milan secara mengejutkan mampu membungkam Barcelona dengan agregat kemenangan 3-2, hasil dari kemenangan 3-1 di kandang dan kalah 1-0 di kandang Barcelona.
Saat itu, Jose Mourinho menerapkan strategi yang tak lazim dilakukan. Mourinho menginstruksikan semua pemainnya untuk bertahan di area kotak penalti sendiri. Setidaknya, 10 pemain Inter Milan berada di area kotak penalti mereka dan hanya menyisakan seorang Eto’o di depan.
Hasilnya, Barcelona seperti mati kutu. Fenomena parkir bus kembali hadir saat Chelsea bertemu Barcelona di semifinal liga Champions musim 2012. Seluruh pemain Chelsea mulai dari penyerang hingga bek diintruksikan Di Matteo, pelatih saat itu untuk bertahan di area kotak penalti.
Hasilnya Chelsea menang lewat agregat yang sama dengan Inter, 2-3. Barcelona kembali jadi korban taktik parkir bus di Liga Champions musim 2013. Kali ini AC Milan yang ketika itu dilatih Massimiliano Allegri menerapkan permainan efektif untuk mengalahkan Barcelona. Strategi ini terbukti berhasil meredam serangan-serangan sporadis para pemain Barcelona dan membuat klub Catalan takluk dua gol tanpa balas di San Siro.
Terbaru, kita kembali disuguhkan taktik ala parkir bus yang diterapkan David Moyes bersama Real Sociedad untuk meredam Barca. Bahkan pelatih Luis Enrique mengecam tak yang diterapkan Sociedad. "Sangat sulit menyerang tim yang menerapkan taktik parkir bus," ucap Enrique.
Ketika banyak pihak menilai Barca sudah mulai monoton dengan hanya mengandalkan gaya main tiki-taka. Konsep tiki-taka yang selama ini menjadi ciri khas tim Catalan dianggap mulai luntur, mengingat banyak tim yang mulai mengetahui kelemahan gaya main cepat tersebut. Sejauh ini Barca masih setia dengan ideologi mereka, patut ditunggu sampai kapan La Blaugrana bakal setia menerapkan tiki-taka.
Terlepas dari absennya dua bintang andalan mereka, Lionel Messi dan Neymar, Barca era Luis Enrique masih setia menggunakan taktik tiki-taka sepanjang musim 2014-2015 tidak terkecuali saat bertandang ke markas Sociedad. Tertinggal lebih dulu saat laga baru berjalan dua menit, karena gol bunuh diri Jordi Alba.
Skuat Catalan lantas mendominasi permainan dan menguasai 73 persen penguasaan bola. 581 umpan sempurna diperagakan skuat besutan Enrique, ditambah 17 tembakan ke gawang. Sayang usaha keras La Blaugrana -julukan Barca- berhasil diredam taktik bertahan yang diperagakan Sociedad.
Buntutnya Barca harus pulang dengan tangan hampa usai mengunjungi Estadio Municipal de Anoeta. Ini bukan pertama kalinya taktik tiki-taka tidak mampu berkutik saat dihadapankan dengan taktik parkir bus. Menilik sedikit ke belakang, taktik tiki-taka diperkenalkan pertama kali oleh Josep 'Pep' Guardiola dengan penyempurnaan warisan total football ala Johan Cruyff.
Menitikberatkan umpan singkat satu dua, dengan sentuhan seminim mungkin. Taktik tiki-taka terbukti sangat ampuh membawa Barcelona jadi tim yang ditakuti, baik di Eropa maupun di Spanyol. Mengandalkan tiki-taka, Barca secara sensasional sukses merengkuh enam trofi sekaligus pada 2009.
Namun perlahan kedigdayaan tiki-taka mulai luntur, saat lawan mereka bermain total bertahan atau yang dikenal dengan sebutan sepak bola negatif. Apabila Barca biasa mengunakan taktik 4-3-3 untuk membuat pemain lebih dekat untuk membuat umpan jadi lebih optimal. Taktik parkir bus justru kebalikannya dengan mengusung 8-1-1 dan mengandalkan serangan balik cepat.
Runtuhnya dominasi Barca dengan tiki-taka mereka, dimulai saat semifinal Liga Champions musim 2009-2010. Saat itu Inter Milan secara mengejutkan mampu membungkam Barcelona dengan agregat kemenangan 3-2, hasil dari kemenangan 3-1 di kandang dan kalah 1-0 di kandang Barcelona.
Saat itu, Jose Mourinho menerapkan strategi yang tak lazim dilakukan. Mourinho menginstruksikan semua pemainnya untuk bertahan di area kotak penalti sendiri. Setidaknya, 10 pemain Inter Milan berada di area kotak penalti mereka dan hanya menyisakan seorang Eto’o di depan.
Hasilnya, Barcelona seperti mati kutu. Fenomena parkir bus kembali hadir saat Chelsea bertemu Barcelona di semifinal liga Champions musim 2012. Seluruh pemain Chelsea mulai dari penyerang hingga bek diintruksikan Di Matteo, pelatih saat itu untuk bertahan di area kotak penalti.
Hasilnya Chelsea menang lewat agregat yang sama dengan Inter, 2-3. Barcelona kembali jadi korban taktik parkir bus di Liga Champions musim 2013. Kali ini AC Milan yang ketika itu dilatih Massimiliano Allegri menerapkan permainan efektif untuk mengalahkan Barcelona. Strategi ini terbukti berhasil meredam serangan-serangan sporadis para pemain Barcelona dan membuat klub Catalan takluk dua gol tanpa balas di San Siro.
Terbaru, kita kembali disuguhkan taktik ala parkir bus yang diterapkan David Moyes bersama Real Sociedad untuk meredam Barca. Bahkan pelatih Luis Enrique mengecam tak yang diterapkan Sociedad. "Sangat sulit menyerang tim yang menerapkan taktik parkir bus," ucap Enrique.
Ketika banyak pihak menilai Barca sudah mulai monoton dengan hanya mengandalkan gaya main tiki-taka. Konsep tiki-taka yang selama ini menjadi ciri khas tim Catalan dianggap mulai luntur, mengingat banyak tim yang mulai mengetahui kelemahan gaya main cepat tersebut. Sejauh ini Barca masih setia dengan ideologi mereka, patut ditunggu sampai kapan La Blaugrana bakal setia menerapkan tiki-taka.
(akr)