Pedrosa Lemah Dalam Kondisi Basah
A
A
A
MADRID - Efek Rossi, istilah itu semakin akrab di telinga sirkus MotoGP terlebih dengan keberhasilannya memesan tempat kedua di klasemen sementara MotoGP musim lalu. Dengan kata lain, pergantian kepala mekanik dari Jeremy Burgess ke Silvano Galbusera menjadi magnet tersendiri bagi pembalap lainnya.
Sebagian besar pembalap seakan kompak mengamini keputusan juara dunia sembilan kali saat menendang Burgess. Dua kemenangan dan 11 kali naik podium adalah catatan Rossi selama di musim lalu.
Efek Rossi pun menjadi tenar di kalangan pembalap. Tak sedikit dari mereka mengganti kepala mekanik dengan harapan bisa mencapai prestasi serupa seperti joki Movistar Yamaha tersebut.
Tapi lain halnya dengan Dani Pedrosa. Mungkin dia benar-benar ingin membenahi kekurangan itu. Namun saat motivasinya tengah dalam performa puncak, Mike Leitner justru menolak memperpanjang kontrak sebagai kepala mekanik.
Sontak, penolakan itu membuat Pedrosa pusing sebab kebersamaan keduanya terjalin sejak sepuluh tahun lalu. Sehingga kebersamaan mereka diibaratkan seperti Rossi-Burgess, dan Leitner adalah Burgess-nya Pedrosa. Kemudian, menyusul penggantian dua mekanik andal di bawah kendali Leitner, yakni Mark Barnett dan Christophe Leonce.
Kehilangan penggawanya membuat Pedrosa memilih Ramon Aurin untuk mengisi posisi Leitner di musim ini. Dalam wawancara singkat dengan kantor berita Speedweek, Jumat (9/1/2015), Leitner berkata bahwa jika dirinya terus berada di belakangnya kemungkinan dia tidak akan bisa berkembang.
Ketika disinggung jika Pedrosa pada musim ini berhasil keluar sebagai juara dunia, apakah Leitner akan menangis atau tertawa ?
"Tidak. Saya selalu ingin melihat Pedrosa menjadi juara dunia, karena dia selalu memiliki dukungan penuh dari saya. Jika dia bisa mengatur semua permasalahan, maka itu benar-benar terjadi dan saya akan sangat senang. Kami telah bekerja sama begitu lama dan ada satu hal alias kelemahan, yakni saat hujan," tutur Leitner.
"Ya, pada awalnya atau balapan pertamanya di MotoGP Pedrosa sangat lemah dalam hujan. Dia tidak sampai 2012, ia berhasil memenangkan balapan basah pertamanya di Malaysia. Dia adalah seorang pembalap yang bekerja terlalu keras pada satu pengaturan. Tapi dalam hujan, dia tidak begitu bersemangat. Karena dia tahu bahwa berada di lintasan basah tidak cocok baginya," tukasnya.
Sebagian besar pembalap seakan kompak mengamini keputusan juara dunia sembilan kali saat menendang Burgess. Dua kemenangan dan 11 kali naik podium adalah catatan Rossi selama di musim lalu.
Efek Rossi pun menjadi tenar di kalangan pembalap. Tak sedikit dari mereka mengganti kepala mekanik dengan harapan bisa mencapai prestasi serupa seperti joki Movistar Yamaha tersebut.
Tapi lain halnya dengan Dani Pedrosa. Mungkin dia benar-benar ingin membenahi kekurangan itu. Namun saat motivasinya tengah dalam performa puncak, Mike Leitner justru menolak memperpanjang kontrak sebagai kepala mekanik.
Sontak, penolakan itu membuat Pedrosa pusing sebab kebersamaan keduanya terjalin sejak sepuluh tahun lalu. Sehingga kebersamaan mereka diibaratkan seperti Rossi-Burgess, dan Leitner adalah Burgess-nya Pedrosa. Kemudian, menyusul penggantian dua mekanik andal di bawah kendali Leitner, yakni Mark Barnett dan Christophe Leonce.
Kehilangan penggawanya membuat Pedrosa memilih Ramon Aurin untuk mengisi posisi Leitner di musim ini. Dalam wawancara singkat dengan kantor berita Speedweek, Jumat (9/1/2015), Leitner berkata bahwa jika dirinya terus berada di belakangnya kemungkinan dia tidak akan bisa berkembang.
Ketika disinggung jika Pedrosa pada musim ini berhasil keluar sebagai juara dunia, apakah Leitner akan menangis atau tertawa ?
"Tidak. Saya selalu ingin melihat Pedrosa menjadi juara dunia, karena dia selalu memiliki dukungan penuh dari saya. Jika dia bisa mengatur semua permasalahan, maka itu benar-benar terjadi dan saya akan sangat senang. Kami telah bekerja sama begitu lama dan ada satu hal alias kelemahan, yakni saat hujan," tutur Leitner.
"Ya, pada awalnya atau balapan pertamanya di MotoGP Pedrosa sangat lemah dalam hujan. Dia tidak sampai 2012, ia berhasil memenangkan balapan basah pertamanya di Malaysia. Dia adalah seorang pembalap yang bekerja terlalu keras pada satu pengaturan. Tapi dalam hujan, dia tidak begitu bersemangat. Karena dia tahu bahwa berada di lintasan basah tidak cocok baginya," tukasnya.
(bbk)