Tim Sembilan Sudah Temui Satu Dosa PSSI
A
A
A
JAKARTA - Tim Sembilan mencurigai tindakan curang yang dilakukan PSSI terkait dengan perizinan pemain asing. Itulah salah satu dosa yang disinyalir dilakukan otoritas sepak bola di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora yang juga menjadi anggota Tim Sembilan, Gatot Dewa Broto. Kecurangan yang dilakukan itu dalam penebitan perizinan terkait penyelenggaraan event sepak bola, termasuk legalitas pemain asing.
Tim Sembilan yang diumumkan awal tahun 2015 memang mengaku masih mengumpulkan informasi selama Januari. Kendati begitu, tim telah mengambil fokus perhatian terhadap masalah perizinan dalam penyelenggaraan sepak bola. Pasalnya, pertemuan Tim Sembilan pada Rabu (13/1/2015) mendatangkan pihak-pihak terkait yang biasa menerbitkan masalah-masalah perizinan.
"Tadi hadir (dalam Rapat) Badan Intelkam Mabes Polri, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dan Ditjen (Direktorat Jenderal) Imigrasi. Pihak-pihak itu dimintai keterangan terkait mekanisme penerbitan izin. Terkait dugaan kecurangan dan kepatuhan klub (sepak bola -red) dan PSSI," kata Gatot, Selasa(13/1/2015).
Gatot belum mau merinci seperti apa praktek kecurangan yang dilakukan klub atau PSSI. Namun dia meyakini sejumlah pemain asing yang merumput di Indonesia sejatinya belum mengantongi izin dari Ditjen Imigrasi. Dia mencontohkan, pihaknya baru saja menemukan modus rekrutmen pemain asing non-izin di Jakarta.
"Konon kabarnya, tadi terungkap (setelah Tim Sembilan rapat dengan Ditjen Imigrasi), ada beberapa pemain asing yang belum dikontrak oleh klub, itu kadang-kadang di hari-hari tertentu ikut latihan. Itu pengakuan yang diamini pihak-pihak tertentu (yang tadi ikut rapat -red)," ungkap Gatot.
Sekadar informasi, pihak-pihak yang digali informasinya merupakan pihak berwenang yang biasa menerbitkan izin. Intelkam Mabes Polri dan BOPI menerbiktan izin terkait pertandingan dan event olah raga, sedangkan Ditjen Imigrasi menerbitkan izin kerja dan izin tinggal pemain dan pelatih asing.
Pernyataan tersebut disampaikan Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora yang juga menjadi anggota Tim Sembilan, Gatot Dewa Broto. Kecurangan yang dilakukan itu dalam penebitan perizinan terkait penyelenggaraan event sepak bola, termasuk legalitas pemain asing.
Tim Sembilan yang diumumkan awal tahun 2015 memang mengaku masih mengumpulkan informasi selama Januari. Kendati begitu, tim telah mengambil fokus perhatian terhadap masalah perizinan dalam penyelenggaraan sepak bola. Pasalnya, pertemuan Tim Sembilan pada Rabu (13/1/2015) mendatangkan pihak-pihak terkait yang biasa menerbitkan masalah-masalah perizinan.
"Tadi hadir (dalam Rapat) Badan Intelkam Mabes Polri, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dan Ditjen (Direktorat Jenderal) Imigrasi. Pihak-pihak itu dimintai keterangan terkait mekanisme penerbitan izin. Terkait dugaan kecurangan dan kepatuhan klub (sepak bola -red) dan PSSI," kata Gatot, Selasa(13/1/2015).
Gatot belum mau merinci seperti apa praktek kecurangan yang dilakukan klub atau PSSI. Namun dia meyakini sejumlah pemain asing yang merumput di Indonesia sejatinya belum mengantongi izin dari Ditjen Imigrasi. Dia mencontohkan, pihaknya baru saja menemukan modus rekrutmen pemain asing non-izin di Jakarta.
"Konon kabarnya, tadi terungkap (setelah Tim Sembilan rapat dengan Ditjen Imigrasi), ada beberapa pemain asing yang belum dikontrak oleh klub, itu kadang-kadang di hari-hari tertentu ikut latihan. Itu pengakuan yang diamini pihak-pihak tertentu (yang tadi ikut rapat -red)," ungkap Gatot.
Sekadar informasi, pihak-pihak yang digali informasinya merupakan pihak berwenang yang biasa menerbitkan izin. Intelkam Mabes Polri dan BOPI menerbiktan izin terkait pertandingan dan event olah raga, sedangkan Ditjen Imigrasi menerbitkan izin kerja dan izin tinggal pemain dan pelatih asing.
(bbk)