Ketika Duo Raksasa ISL Galau
A
A
A
PADANG - Persipura Jayapura dan Mitra Kukar menjadi raksasa yang masih galau di SCM Cup 2015. Persiapan tim yang belum optimal membawa konsekuensi keduanya tidak bermain dalam performa terbaiknya di laga pertama lalu.
Persipura dan Mitra sama-sama berupaya memberesi kekacauan di timnya saat keduanya bertemu Selasa (20/1) di Stadion Kanjuruhan. Masalah yang dihadapi keduanya relatif serupa, yakni lemahnya koordinasi antar pemain.
Kedua kubu memiliki aset yang melimpah dan mewah, itu harus diakui. Namun keberadaan pemain-pemain berkelas belum bisa diterjemahkan lewat performa menjanjikan. Walau tak mengumbar target, Mitra maupun Persipura tetap mengincar progres positif.
"Tim Persipura masih minim persiapan, jadi dari beberapa sisi memang masih lemah. Tugas pelatih adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan itu. Pastinya kami tak akan tinggal diam dengan kondisi demikian," jelas Asisten Pelatih Persipura Mettu Duaramury.
Aset anyar seperti Zulham Zamrun dan Lancine Kone belum memberikan efek signifikan pada tim. Kolaborasi dengan pemain lawas macam Boaz Solossa belum terlihat. Kendati demikian Mettu optimistis denga kualitas yang mereka miliki.
Pekerjaan rumah yang juga perlu diperhatikan adalah lini belakang yang masih kacau. Tim berjuluk Mutiara Hitam mengindikasikan akan melakukan beberapa perubahan di lini belakang, untuk mencari komposisi yang pas.
Duet Dominggus Fakdawer dan Anis Tjoe sebagai centre back butuh lebih banyak komunikasi. Persipura perlu menemukan formula di posisi tengah, karena sebenarnya di sektor wing back sudah solid dengan keberadaan Tinus Pae dan Ruben Sanadi.
Coba memainkan Andri Ibo atau Ricardo Salampessy mungkin bisa sedikit mengatasi masalah. "Kami masih mencoba melakukan kombinasi pemain. Lawan Mitra tetap targetnya adalah mengevaluasi tim, bukan pada hasil akhir," tukas Mettu.
Sementara, Mitra Kukar yang kecewa dengan hasil di laga pertama, juga memiliki misi serupa. Skor akhir disebut bukan sebuah target mutlak, walau tim asal Tenggarong menginginkan adanya peningkatan performa dibanding saat lawan Arema.
"Saya optimistis akan ada peningkatan permaina di pertandingan kedua nanti. Saat lawan Arema sebenarnya kami tidak jelek walau kemasukan lima gol. Tim ini memiliki prospek yang bagus dan saya yakin akan meningkat lagi," sebut Scott Cooper, Pelatih Mitra Kukar.
Masukkan dua gol ke gawang tuan rumah sebenarnya pantas diberi apresiasi tersendiri. Persoalan yang dimiliki Mitra adalah konsistensi permainan sepanjang laga. Menjanjikan di babak pertama, mereka menurun tajam di paruh kedua.
Bek-bek Mitra Kukar tak sanggup membendung Arema yang memasukkan pemain yang memiliki kecepatan. Ini bisa kembali menjadi masalah, karena semua pemain depan Persipura Jayapura adalah pelari-pelari cepat.
Persipura dan Mitra sama-sama berupaya memberesi kekacauan di timnya saat keduanya bertemu Selasa (20/1) di Stadion Kanjuruhan. Masalah yang dihadapi keduanya relatif serupa, yakni lemahnya koordinasi antar pemain.
Kedua kubu memiliki aset yang melimpah dan mewah, itu harus diakui. Namun keberadaan pemain-pemain berkelas belum bisa diterjemahkan lewat performa menjanjikan. Walau tak mengumbar target, Mitra maupun Persipura tetap mengincar progres positif.
"Tim Persipura masih minim persiapan, jadi dari beberapa sisi memang masih lemah. Tugas pelatih adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan itu. Pastinya kami tak akan tinggal diam dengan kondisi demikian," jelas Asisten Pelatih Persipura Mettu Duaramury.
Aset anyar seperti Zulham Zamrun dan Lancine Kone belum memberikan efek signifikan pada tim. Kolaborasi dengan pemain lawas macam Boaz Solossa belum terlihat. Kendati demikian Mettu optimistis denga kualitas yang mereka miliki.
Pekerjaan rumah yang juga perlu diperhatikan adalah lini belakang yang masih kacau. Tim berjuluk Mutiara Hitam mengindikasikan akan melakukan beberapa perubahan di lini belakang, untuk mencari komposisi yang pas.
Duet Dominggus Fakdawer dan Anis Tjoe sebagai centre back butuh lebih banyak komunikasi. Persipura perlu menemukan formula di posisi tengah, karena sebenarnya di sektor wing back sudah solid dengan keberadaan Tinus Pae dan Ruben Sanadi.
Coba memainkan Andri Ibo atau Ricardo Salampessy mungkin bisa sedikit mengatasi masalah. "Kami masih mencoba melakukan kombinasi pemain. Lawan Mitra tetap targetnya adalah mengevaluasi tim, bukan pada hasil akhir," tukas Mettu.
Sementara, Mitra Kukar yang kecewa dengan hasil di laga pertama, juga memiliki misi serupa. Skor akhir disebut bukan sebuah target mutlak, walau tim asal Tenggarong menginginkan adanya peningkatan performa dibanding saat lawan Arema.
"Saya optimistis akan ada peningkatan permaina di pertandingan kedua nanti. Saat lawan Arema sebenarnya kami tidak jelek walau kemasukan lima gol. Tim ini memiliki prospek yang bagus dan saya yakin akan meningkat lagi," sebut Scott Cooper, Pelatih Mitra Kukar.
Masukkan dua gol ke gawang tuan rumah sebenarnya pantas diberi apresiasi tersendiri. Persoalan yang dimiliki Mitra adalah konsistensi permainan sepanjang laga. Menjanjikan di babak pertama, mereka menurun tajam di paruh kedua.
Bek-bek Mitra Kukar tak sanggup membendung Arema yang memasukkan pemain yang memiliki kecepatan. Ini bisa kembali menjadi masalah, karena semua pemain depan Persipura Jayapura adalah pelari-pelari cepat.
(aww)