Nadal: Raket Pintar Sangat Berguna
A
A
A
MELBOURNE - Raket canggih yang digunakan Rafael Nadal sangat membantunya berlaga di babak pertama Australia Terbuka 2015 melawan Mikhail Youzhny, Senin (19/1/2015). Petenis Spanyol itu mengatakan jika ia jadi tahu kelebihannya saat bertanding di lapangan berkat raket berteknologi yang digunakannya.
Nadal bergabung dengan perusahaan raket Babolat sebagai mitra sekaligus sponsornya. Perusahaan raket itu menciptakan alat pengukur kemampuan berupa sensor yang tertanam di pegangan raket. Nantinya, analisis data pukulan Nadal saat bertanding atau latihan bisa tercatat dan diunduh melalui telepon genggamnya.
Petenis Spanyol itupun sudah merasakan betul manfaat raket pintarnya saat mengalahkan Youzhny. Nadal menilai dengan raket pintarnya, ia jadi tahu kelebihan dan kekurangannya saat bermain, terlebih dia bakal menantang Tim Smyczek di babak kedua Australia Terbuka 2015.
"Raket ini sangat mirip dengan raket lama saya. Sebagai contoh, saya tahu bakal bermain baik jika melakukan 70% pukulan ke depan dan 30% dari belakang," jelasnya dilansir Sportsmole, Rabu (21/1/2015).
"Jika saya tidak melakukannya bisa dipastikan saya banyak melakukan kesalahan di lapangan. Itu adalah cara di mana Anda bisa mengukur hal semacam itu," sambungnya.
Nadal bergabung dengan perusahaan raket Babolat sebagai mitra sekaligus sponsornya. Perusahaan raket itu menciptakan alat pengukur kemampuan berupa sensor yang tertanam di pegangan raket. Nantinya, analisis data pukulan Nadal saat bertanding atau latihan bisa tercatat dan diunduh melalui telepon genggamnya.
Petenis Spanyol itupun sudah merasakan betul manfaat raket pintarnya saat mengalahkan Youzhny. Nadal menilai dengan raket pintarnya, ia jadi tahu kelebihan dan kekurangannya saat bermain, terlebih dia bakal menantang Tim Smyczek di babak kedua Australia Terbuka 2015.
"Raket ini sangat mirip dengan raket lama saya. Sebagai contoh, saya tahu bakal bermain baik jika melakukan 70% pukulan ke depan dan 30% dari belakang," jelasnya dilansir Sportsmole, Rabu (21/1/2015).
"Jika saya tidak melakukannya bisa dipastikan saya banyak melakukan kesalahan di lapangan. Itu adalah cara di mana Anda bisa mengukur hal semacam itu," sambungnya.
(bbk)