10 Pemain Paling Loyal di Seri A
A
A
A
ROMA - Seri A menjadi kompetisi yang tidak bisa dilupakan bagi beberapa pemain, bahkan mereka dengan setia selama puluhan tahun merumput dikompetisi terbaik Italia tersebut. Setelah kasus pengaturan skor, sepak bola Italia mungkin semakin terlupakan. Namun sejarah menyebutkan dari kompetisi ini terlahir banyak pemain hebat. Kesetiaan mereka tidak bisa diukur dengan uang dan berikut Sindonews coba merangkupnya dalam 10 pemain paling loyal yang bermain di Serie A:
1. Francesco Totti
Nama Totti menjadi yang pertama sebagai pemain yang paling setia dengan klubnya. Loyalitas pemain berjuluk Pangeran Roma itu tidak perlu diragukan lagi. Sejak memulai karirnya bersama skuat junior Roma pada 1989, Totti tidak pernah berganti seragam hingga saat ini. Totti adalah sebuah legenda hidup bagi klub berjuluk I Giallorossi itu.
Totti memulai debutnya pada usia 12 tahun dan hingga usia ke 38 tahun, ia masih terus mengolah si kulit bundar. Dia sudah bermain lebih dari 700 kali untuk skuat Ibukota Italia tersebut dan menyumbang 237 gol untuk mengisi tempat kedua sebagai pencetak gol sepanjang masa di Serie A.
Roma belum saja berganti pemain dan juga pelatih, tapi hanya ada satu kapten buat skuat berjuluk Serigala Roma, yakni Totti. Tidak buat rekan setimnya, nama Totti juga sangat dihormati Romanisti -pendukung setia Roma-. Bahkan dalam Curva Sud di Stadion Olimpico selalu terbentang spanduk yang bertuliskan “no Totti”, “no party”.
2. Gianluigi Buffon
Buffon telah lama menjadi sangat identik dengan Juventus, namanya seperti tidak dapat dipisahkan dari klub berjuluk Si Nyonya Tu itu. Juve memang bukan klub pertama bagi Buffon, tapi sejak didatangkan dari Parma pada 2001 silam. Pemain berjuluk Superman itu selalu setia memakai seragam hitam putih.
Ketika Juventus turun kasta ke Serie B, banyak yang meramal Buffon bakal meninggalkan Juve. Tapi Buffon tidak bergeming dan tetap bertahan di Turin hingga membantu Juve kembali ke Serie A. "Jika Juve harus turun ke Serie B maka saya harus pergi bersama mereka. Saya tidak perlu berpikir untuk mengambil keputusan ini. Juve membantu saya jadi juara dunia karena itu saya berutang banyak kepada mereka," ucap Buffon kepada FourFourTwo.
Pada bulan November, Buffon meneken kontrak hingga 2018 untuk memastikan dimana ia bakal pensiun. Diusia yang sudah tidak muda lagi, Buffon masih mampu menunjukkan performa terbaiknya dengan menghantarkan Juve meraih gelar Scudetto selama tiga musim beruntun. Sepertinya Superman akan selalu setia menjaga gawang Juve.
3. Paolo Maldini
Buat seorang Paolo Maldini hanya ada satu klub yang patut ia bela dan itu adalah AC Milan. Baginya tim berjuluk I Rossoneri itu lebih dari sekedar sebuah klub sepak bola, berawal dari meneruskan jejak sang ayah. Maldini kecil kemudian membela klub Merah Hitam itu hingga selama 25 tahun sebelum memilih gantung sepatu.
Lebih dari 900 penampilan ia cetak bersama Milan dan mempersembahkan tujuh gelar Serie A, lima trofi Liga Champions dan masih banyak lagi gelar bergengsi lainnya. Sejak memulai debut pada Januari 1985 ketika berumur 16 tahun, Maldini langsung menapaki jejaknya sebagai seorang legenda di San Siro.
Maldini tidak hanya menjadi kapten buat Milan, tapi ia menjadi panutan bagi semua pemain baik kawan maupun lawan. Kesetiannya bersama Milan dibuktikan selama puluhan tahun dan ia selalu bermain pada level tertinggi. Bahkan untuk menghormati sang pemain, Milan mempensiunkan nomor 3 yang dipakainya selama jadi pemain.
4. Javier Zanetti
Siapa yang menyangka seorang Javier Zanetti yang pensiun dari dunia sepak bola pada usia 40 tahun, sempat putus asa bermain bola. Pada usia 16 tahun, Zanetti pernah memutuskan untuk tidak lagi bermain bola dan memilih membantu usaha batu bata milik ayahnya di Buenos Aires.
Keputusan itu ia ambil setelah dikeluarkan dari akademi Independiente pada 1989, namun pemilik Inter Milan saat itu Massimo Moratti berkata lain. Ia memboyong Zanetti ke Serie A dan siapa menyangka ia kemudian menjadi legenda bagi klub biru hitam tersebut dengan mengoleksi 1.100 pertandingan lebih.
Selam 20 tahun membela Inter, Zanetti menjadi sosok yang sangat dihormati di Serie A. Memulai karir di tim senior Inter Milan pada tahun 1995, Zanetti tetap setia hingga penghujung karirnya. Bahkan kini ia menjadi bagian dari direksi Inter sebagai bayaran dari kesetiannya kepada klub.
5. Alessandro Del Piero
Del Piero memang sudah tidak lagi membela Juventus, tapi kesetiannya kepada tim berjuluk Si Nyonya Tua tidak perlu diragukan sebelum akhirnya pindah ke Australia. Alex -sapaan akrab Del Piero- menjadi salah satu pemain yang tetap setia bersama Juve ketika mereka terdegradasi ke Serie B akibat skandal Calciopoli.
Selama 19 musim, Del Piero sudah mempersembahkan berbagai trofi seperti enam gelar Serie A dan satu trofi Liga Champions. Sejauh ini ia juga memegang rekor penampilan terbanyak buat klub yakni 705 kali. Kecintaan publik Turin kepadanya bisa dilihat saat Juve memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya, para Juventini -sebutan fans setia Juve- melakukan protes keras kepada klub.
6. Antonio Di Natale
Di Natale memang tidak memulai karirnya bersama Udinese, tapi sejak kedatangannya pada 2004 ia memutuskan tetap bertahan bersama klub yang berasal dari Barat Laut Italia itu. Sebelum jatuh hati kepada Udinese, Di Natale lebih dulu melanglang buana bersama tim besar seperti AC Milan, Juventus, Liverpool bahkan hingga Guangzhou Evergrande.
Namun bersama Udinese, ia menjelma jadi salah satu penyerang paling ikonik dan dicintai di Serie A. Pada usia 37 tahun, ia sudah mengumpulkan 200 gol di Serie A dari 400 pertandingan. Berbagai penghargaan individu pernah ia raih, termasuk dua gelar pencetak gol terbanyak di Serie A. Hingga kini penyerang veteran Antonio Di Natale belum memiliki rencana pensiun meski tiga tahun lagi genap berusia 40.
7. Marco Di Vaio
Pemain ini memang dikenal suka berganti-ganti klub, tapi kesetiannya bermain di Serie A tidak perlu diragukan. 11 klub dari tiga negara pernah merasa sentuhan jasa pemain yang kerap dikenal kontroversial itu, namun lebih dari 200 gol dan 142 diantaranya ia lakukan dari 341 pertandingan di Serie A.
Klub asal Italia, seperti Lazio, Bari, Salernitana, Parma, Juventus, Genoa, dan Bologna pernah ia singgahi. Bagi Bologna, ia adalah seorang juru selamat. Pasalnya pada musim 2008-2009, Di Vaio menyumbang 55 persen raihan gol klub untuk menghindarkan mereka dari degradasi. Sayang ia akhirnya pindak ke MLS, namun warisannya bakal tetap bertahan di Serie A.
8. Pavel Nedved
Pavel Nedved tiba di Serie A untuk bergabung bersama Lazio, hingga kemudian hijrah ke Juventus dan memutuskan mengakhiri karirnya di Italia. Dalam 13 tahun bermain Negeri Pizza Italia, kesetiaan gelandang pekerja keras asal Republik Ceko itu sepertinya milik tim berjuluk Si Nyonya Tua.
Sepanjang karirnya Nedved telah mendapatkan berbagai penghargaan individu seperti Pemain Terbaik Eropa tahun 2003, dan pernah membantu Juventus untuk dua gelar Serie A. Kesetiaan bersama Juve, ia tunjukkan ketika menolak ajakan Jose Mourinho untuk bergabung dengan Inter Milan.
9. Dejan Stankovic
Pemain asal Serbia, Dejan Stankovic tiba di Serie A pada 1998 silam bersama Lazio dan hingga pensiun ia tidak pernah meninggalkan Italia. Selama 15 tahun itu habiskan merumput di Serie A bersama klub asal Italia seperti Lazio dan Inter Milan. Bersama Lazio, ia menjelma menjadi pemain kunci klub asal Ibukota itu.
Namun masalah keuangan membuatnya meninggalkan Lazio dan memilih berlabuh ke Inter Milan pada tahun 2004. Sepuluh tahun berikutnya, Stankovic mempersembahkan lima gelar Serie A dan trofi Liga Champions kepada Inter. Ketika pensiun, Stankovic mengucapkan terima kasih kepada fans Inter atas dukungannya selam ini.
10. Luca Toni
Dalam 19 tahun, sudah ada 15 klub yang pernah dibela oleh seorang Luca Toni. Meski karirnya selalu nomaden dengan berpindah dari satu klub ke klub lain, namun Toni selalu kembali ke Italia. Serie A sepertinya terlalu berkesan buat Luca Toni dan kini ia membela Hellas Verona.
Klub seperti Vicenza, Brescia pernah ia bela, hingga akhirnya namanya mulai dikenal dunia ketika berseragam Fiorentina. Setelah sukses pada musim pertama di Verona, di mana ia mencetak 20 gol dan membantu Gialloblu -julukan Verona- finish ke-10 di Serie A, pemain berusia 37 tahun menandatangani kontrak satu tahun dengan klub pada bulan Juni, lalu.
1. Francesco Totti
Nama Totti menjadi yang pertama sebagai pemain yang paling setia dengan klubnya. Loyalitas pemain berjuluk Pangeran Roma itu tidak perlu diragukan lagi. Sejak memulai karirnya bersama skuat junior Roma pada 1989, Totti tidak pernah berganti seragam hingga saat ini. Totti adalah sebuah legenda hidup bagi klub berjuluk I Giallorossi itu.
Totti memulai debutnya pada usia 12 tahun dan hingga usia ke 38 tahun, ia masih terus mengolah si kulit bundar. Dia sudah bermain lebih dari 700 kali untuk skuat Ibukota Italia tersebut dan menyumbang 237 gol untuk mengisi tempat kedua sebagai pencetak gol sepanjang masa di Serie A.
Roma belum saja berganti pemain dan juga pelatih, tapi hanya ada satu kapten buat skuat berjuluk Serigala Roma, yakni Totti. Tidak buat rekan setimnya, nama Totti juga sangat dihormati Romanisti -pendukung setia Roma-. Bahkan dalam Curva Sud di Stadion Olimpico selalu terbentang spanduk yang bertuliskan “no Totti”, “no party”.
2. Gianluigi Buffon
Buffon telah lama menjadi sangat identik dengan Juventus, namanya seperti tidak dapat dipisahkan dari klub berjuluk Si Nyonya Tu itu. Juve memang bukan klub pertama bagi Buffon, tapi sejak didatangkan dari Parma pada 2001 silam. Pemain berjuluk Superman itu selalu setia memakai seragam hitam putih.
Ketika Juventus turun kasta ke Serie B, banyak yang meramal Buffon bakal meninggalkan Juve. Tapi Buffon tidak bergeming dan tetap bertahan di Turin hingga membantu Juve kembali ke Serie A. "Jika Juve harus turun ke Serie B maka saya harus pergi bersama mereka. Saya tidak perlu berpikir untuk mengambil keputusan ini. Juve membantu saya jadi juara dunia karena itu saya berutang banyak kepada mereka," ucap Buffon kepada FourFourTwo.
Pada bulan November, Buffon meneken kontrak hingga 2018 untuk memastikan dimana ia bakal pensiun. Diusia yang sudah tidak muda lagi, Buffon masih mampu menunjukkan performa terbaiknya dengan menghantarkan Juve meraih gelar Scudetto selama tiga musim beruntun. Sepertinya Superman akan selalu setia menjaga gawang Juve.
3. Paolo Maldini
Buat seorang Paolo Maldini hanya ada satu klub yang patut ia bela dan itu adalah AC Milan. Baginya tim berjuluk I Rossoneri itu lebih dari sekedar sebuah klub sepak bola, berawal dari meneruskan jejak sang ayah. Maldini kecil kemudian membela klub Merah Hitam itu hingga selama 25 tahun sebelum memilih gantung sepatu.
Lebih dari 900 penampilan ia cetak bersama Milan dan mempersembahkan tujuh gelar Serie A, lima trofi Liga Champions dan masih banyak lagi gelar bergengsi lainnya. Sejak memulai debut pada Januari 1985 ketika berumur 16 tahun, Maldini langsung menapaki jejaknya sebagai seorang legenda di San Siro.
Maldini tidak hanya menjadi kapten buat Milan, tapi ia menjadi panutan bagi semua pemain baik kawan maupun lawan. Kesetiannya bersama Milan dibuktikan selama puluhan tahun dan ia selalu bermain pada level tertinggi. Bahkan untuk menghormati sang pemain, Milan mempensiunkan nomor 3 yang dipakainya selama jadi pemain.
4. Javier Zanetti
Siapa yang menyangka seorang Javier Zanetti yang pensiun dari dunia sepak bola pada usia 40 tahun, sempat putus asa bermain bola. Pada usia 16 tahun, Zanetti pernah memutuskan untuk tidak lagi bermain bola dan memilih membantu usaha batu bata milik ayahnya di Buenos Aires.
Keputusan itu ia ambil setelah dikeluarkan dari akademi Independiente pada 1989, namun pemilik Inter Milan saat itu Massimo Moratti berkata lain. Ia memboyong Zanetti ke Serie A dan siapa menyangka ia kemudian menjadi legenda bagi klub biru hitam tersebut dengan mengoleksi 1.100 pertandingan lebih.
Selam 20 tahun membela Inter, Zanetti menjadi sosok yang sangat dihormati di Serie A. Memulai karir di tim senior Inter Milan pada tahun 1995, Zanetti tetap setia hingga penghujung karirnya. Bahkan kini ia menjadi bagian dari direksi Inter sebagai bayaran dari kesetiannya kepada klub.
5. Alessandro Del Piero
Del Piero memang sudah tidak lagi membela Juventus, tapi kesetiannya kepada tim berjuluk Si Nyonya Tua tidak perlu diragukan sebelum akhirnya pindah ke Australia. Alex -sapaan akrab Del Piero- menjadi salah satu pemain yang tetap setia bersama Juve ketika mereka terdegradasi ke Serie B akibat skandal Calciopoli.
Selama 19 musim, Del Piero sudah mempersembahkan berbagai trofi seperti enam gelar Serie A dan satu trofi Liga Champions. Sejauh ini ia juga memegang rekor penampilan terbanyak buat klub yakni 705 kali. Kecintaan publik Turin kepadanya bisa dilihat saat Juve memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya, para Juventini -sebutan fans setia Juve- melakukan protes keras kepada klub.
6. Antonio Di Natale
Di Natale memang tidak memulai karirnya bersama Udinese, tapi sejak kedatangannya pada 2004 ia memutuskan tetap bertahan bersama klub yang berasal dari Barat Laut Italia itu. Sebelum jatuh hati kepada Udinese, Di Natale lebih dulu melanglang buana bersama tim besar seperti AC Milan, Juventus, Liverpool bahkan hingga Guangzhou Evergrande.
Namun bersama Udinese, ia menjelma jadi salah satu penyerang paling ikonik dan dicintai di Serie A. Pada usia 37 tahun, ia sudah mengumpulkan 200 gol di Serie A dari 400 pertandingan. Berbagai penghargaan individu pernah ia raih, termasuk dua gelar pencetak gol terbanyak di Serie A. Hingga kini penyerang veteran Antonio Di Natale belum memiliki rencana pensiun meski tiga tahun lagi genap berusia 40.
7. Marco Di Vaio
Pemain ini memang dikenal suka berganti-ganti klub, tapi kesetiannya bermain di Serie A tidak perlu diragukan. 11 klub dari tiga negara pernah merasa sentuhan jasa pemain yang kerap dikenal kontroversial itu, namun lebih dari 200 gol dan 142 diantaranya ia lakukan dari 341 pertandingan di Serie A.
Klub asal Italia, seperti Lazio, Bari, Salernitana, Parma, Juventus, Genoa, dan Bologna pernah ia singgahi. Bagi Bologna, ia adalah seorang juru selamat. Pasalnya pada musim 2008-2009, Di Vaio menyumbang 55 persen raihan gol klub untuk menghindarkan mereka dari degradasi. Sayang ia akhirnya pindak ke MLS, namun warisannya bakal tetap bertahan di Serie A.
8. Pavel Nedved
Pavel Nedved tiba di Serie A untuk bergabung bersama Lazio, hingga kemudian hijrah ke Juventus dan memutuskan mengakhiri karirnya di Italia. Dalam 13 tahun bermain Negeri Pizza Italia, kesetiaan gelandang pekerja keras asal Republik Ceko itu sepertinya milik tim berjuluk Si Nyonya Tua.
Sepanjang karirnya Nedved telah mendapatkan berbagai penghargaan individu seperti Pemain Terbaik Eropa tahun 2003, dan pernah membantu Juventus untuk dua gelar Serie A. Kesetiaan bersama Juve, ia tunjukkan ketika menolak ajakan Jose Mourinho untuk bergabung dengan Inter Milan.
9. Dejan Stankovic
Pemain asal Serbia, Dejan Stankovic tiba di Serie A pada 1998 silam bersama Lazio dan hingga pensiun ia tidak pernah meninggalkan Italia. Selama 15 tahun itu habiskan merumput di Serie A bersama klub asal Italia seperti Lazio dan Inter Milan. Bersama Lazio, ia menjelma menjadi pemain kunci klub asal Ibukota itu.
Namun masalah keuangan membuatnya meninggalkan Lazio dan memilih berlabuh ke Inter Milan pada tahun 2004. Sepuluh tahun berikutnya, Stankovic mempersembahkan lima gelar Serie A dan trofi Liga Champions kepada Inter. Ketika pensiun, Stankovic mengucapkan terima kasih kepada fans Inter atas dukungannya selam ini.
10. Luca Toni
Dalam 19 tahun, sudah ada 15 klub yang pernah dibela oleh seorang Luca Toni. Meski karirnya selalu nomaden dengan berpindah dari satu klub ke klub lain, namun Toni selalu kembali ke Italia. Serie A sepertinya terlalu berkesan buat Luca Toni dan kini ia membela Hellas Verona.
Klub seperti Vicenza, Brescia pernah ia bela, hingga akhirnya namanya mulai dikenal dunia ketika berseragam Fiorentina. Setelah sukses pada musim pertama di Verona, di mana ia mencetak 20 gol dan membantu Gialloblu -julukan Verona- finish ke-10 di Serie A, pemain berusia 37 tahun menandatangani kontrak satu tahun dengan klub pada bulan Juni, lalu.
(akr)