KONI Jabar Jamin Pendidikan Atlet
A
A
A
BANDUNG - Sebagai bentuk perhatian dan jaminan untuk masa depan atlet, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat berkomitmen akan memberikan beasiswa dan jaminan sekolah kepada para atlet yang berprestasi. Atlet merupakan aset yang berjasa mengharumkan nama derah di pentas nasional maupun internasional.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin. Kedepannya atlet tidak lagi hanya memikirkan berlatih saja, namun juga edukasi mereka untuk masa depan. “Setidaknya sudah kita jamin, meskipun tidak 100% tapi ada usaha ke arah sana. KONI ini sebagai pengganti orang tua. Mereka harus kita pikirkan masa depannya,”tegas Ahmad kepada wartawan usai melakukan acara Silaturahmi KONI Jabar dengan seluruh pengurus dan cabang olahraga di Secapa TNI AD Jl. Hegarmanah No. 152, Bandung, Sabtu (24/1/2015).
Menurut Ahmad, program itu merupakan implementasi dari rencana strategi pembinaan prestasi Jawa Barat. Salah satunya adalah bagaimana memposisikan atlet, pelatih, pengurus dan civitas olahraga ini memiliki konteks hak dan kewajibannya.
Untuk peningkatan prestasi sendiri, KONI Jabar menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Fakultas Pendiikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI Bandung, STKIP Pasundan, Ikatan Alumni ITB, dan PT Rajawali Hyoto.
Mengenai atlet yang berhak mendapatkan fasilitas itu, kata Ahmad, mereka yang mendapatkan medali emas di kejurnas, event-event level nasional dan internasional. Begitu juga dengan pelatih yang pernah berkiprah di kepelatihan untuk menciptakan inovasi-inovasi dan memberdayakan organisasi yang muaranya peningkatan prestasi.
“Ini sudah diamini pemerintah provinsi, dimana ada beasiswa yang diberikan BAPPEDA, Diknas ataupun Disorda. Kalau ini terintegrasi, saya yakin itu akan mencapai sasaran yang seharusnya,”tegas orang nomor satu di KONI Jabar itu.
Ahmad menilai, bahwa FPOK UPI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lembaga pendidikan yang nyata-nyata mereka fokus di keolahragaan. Dan itu sudah diakui, bahkan kerjasama UPI dengan negara luar cukup banyak.
“Keterlibatan UPI signifikan, saya ingin bersandar disitu. Sehingga apa yang kita lakukan melalui program latihan itu sangat terukur. Baik dari sisi sport science, sport medicine, training facility dan kebutuhan olahraga lainnya,”ungkapnya.
Begitu juga dengan para alumni ITB, mereka dinilai memiliki kemampuan dari akademisinya bahkan mereka juga sebagian dari pelaku ekonomi. Tidak sedikit mereka menjadi kepala perusahaan yang nyatanya dibutuhkan provinsi lain.
Oleh sebab itu MoU tersebut memang bagian dari yang terpenting dari peningkatan prestasi. Bahkan kerjasama juga dilakukan dengan perusahaan-perusahaan yang memang selama ini berkiprah di Jawa Barat. Mereka ingin memberikan kontribusi untuk terciptanya prestasi terutama menuju PON XIX/2016.
“Hal-hal lainnya yaitu bagaimana memanage, melakukan kontribusi untuk mencari dan membesarkan atlet ini. Setidaknya ada kontribusi lain supaya dalam kehidupannya atlet memiliki kontribusi ke depannya,”ujarnya.
Dilain pihak, lanjut Ahmad, mungkin orang-orang yang memposisikan sebagai pakar dan memiliki kontribusi untuk kemajuan olahraga. Kami juga akan berikan tanda kehormatan namun tepat sasaran.
Sedangkan dengan pihak swasta, kerjasama itu memiliki pola bapak asuh. Sehingga baik itu atlet atau pelatih nantinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan.
“Bisa dengan memberikan dana bulanan atau dana kehiduan lainnya. Kalau pendidikan mereka menyediakan untuk kelas atlet atau membebaskan atlet dari segala pendanaan. Masalah format kita sesuaikan dengan kondisi univeritas masing-masing,”pungkasnya.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin. Kedepannya atlet tidak lagi hanya memikirkan berlatih saja, namun juga edukasi mereka untuk masa depan. “Setidaknya sudah kita jamin, meskipun tidak 100% tapi ada usaha ke arah sana. KONI ini sebagai pengganti orang tua. Mereka harus kita pikirkan masa depannya,”tegas Ahmad kepada wartawan usai melakukan acara Silaturahmi KONI Jabar dengan seluruh pengurus dan cabang olahraga di Secapa TNI AD Jl. Hegarmanah No. 152, Bandung, Sabtu (24/1/2015).
Menurut Ahmad, program itu merupakan implementasi dari rencana strategi pembinaan prestasi Jawa Barat. Salah satunya adalah bagaimana memposisikan atlet, pelatih, pengurus dan civitas olahraga ini memiliki konteks hak dan kewajibannya.
Untuk peningkatan prestasi sendiri, KONI Jabar menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Fakultas Pendiikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI Bandung, STKIP Pasundan, Ikatan Alumni ITB, dan PT Rajawali Hyoto.
Mengenai atlet yang berhak mendapatkan fasilitas itu, kata Ahmad, mereka yang mendapatkan medali emas di kejurnas, event-event level nasional dan internasional. Begitu juga dengan pelatih yang pernah berkiprah di kepelatihan untuk menciptakan inovasi-inovasi dan memberdayakan organisasi yang muaranya peningkatan prestasi.
“Ini sudah diamini pemerintah provinsi, dimana ada beasiswa yang diberikan BAPPEDA, Diknas ataupun Disorda. Kalau ini terintegrasi, saya yakin itu akan mencapai sasaran yang seharusnya,”tegas orang nomor satu di KONI Jabar itu.
Ahmad menilai, bahwa FPOK UPI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lembaga pendidikan yang nyata-nyata mereka fokus di keolahragaan. Dan itu sudah diakui, bahkan kerjasama UPI dengan negara luar cukup banyak.
“Keterlibatan UPI signifikan, saya ingin bersandar disitu. Sehingga apa yang kita lakukan melalui program latihan itu sangat terukur. Baik dari sisi sport science, sport medicine, training facility dan kebutuhan olahraga lainnya,”ungkapnya.
Begitu juga dengan para alumni ITB, mereka dinilai memiliki kemampuan dari akademisinya bahkan mereka juga sebagian dari pelaku ekonomi. Tidak sedikit mereka menjadi kepala perusahaan yang nyatanya dibutuhkan provinsi lain.
Oleh sebab itu MoU tersebut memang bagian dari yang terpenting dari peningkatan prestasi. Bahkan kerjasama juga dilakukan dengan perusahaan-perusahaan yang memang selama ini berkiprah di Jawa Barat. Mereka ingin memberikan kontribusi untuk terciptanya prestasi terutama menuju PON XIX/2016.
“Hal-hal lainnya yaitu bagaimana memanage, melakukan kontribusi untuk mencari dan membesarkan atlet ini. Setidaknya ada kontribusi lain supaya dalam kehidupannya atlet memiliki kontribusi ke depannya,”ujarnya.
Dilain pihak, lanjut Ahmad, mungkin orang-orang yang memposisikan sebagai pakar dan memiliki kontribusi untuk kemajuan olahraga. Kami juga akan berikan tanda kehormatan namun tepat sasaran.
Sedangkan dengan pihak swasta, kerjasama itu memiliki pola bapak asuh. Sehingga baik itu atlet atau pelatih nantinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan.
“Bisa dengan memberikan dana bulanan atau dana kehiduan lainnya. Kalau pendidikan mereka menyediakan untuk kelas atlet atau membebaskan atlet dari segala pendanaan. Masalah format kita sesuaikan dengan kondisi univeritas masing-masing,”pungkasnya.
(bbk)