Belum Kebobolan, Stielike Malah Sebut Bahaya
A
A
A
SYDNEY - Korea Selatan (Korsel) lolos ke final Piala Asia 2015 dengan catatan impresif. Kemenangan 2-0 atas Irak pada laga semifinal di Stadium Australia, Sydney, Senin (26/1/2015), mengukuhkan Taeguk Warriors belum kebobolan dalam lima laga di Australia.
Alih-alih bangga timnya belum kebobolan, Pelatih Uli Stielike justru cemas. Menurut pelatih kelahiran Ketsch, Jerman Barat, 15 November 1954 itu, situasi itu sangat berbahaya seperti perangkap yang potensial menjebloskan mereka. "
"Sangat berbahaya jika Anda berada dalam situasi seperti itu, dan Anda kemasukan gol. Anda harus segera bereaksi jika itu terjadi. Anda harus berhati-hati, tidak otomatis kehilangan permainan karena para pemain kehilangan kepercayaan diri," kata Stielike dilansir europsort.com.
Namun lepas dari itu, Stielike mengakui dengan mencapai final, timnya telah mencapai target di Piala Asia 2015. Mantan pelatih timnas Pantai Gading (2006–2008) itu merasakan tekanan berkurang menghadapi laga partai puncak melawan pemenang antara tuan rumah Australia kontra Uni Emirat Arab di Stadium Australia, Sydney, 31 Januari nanti.
Korsel mengalahkan Australia 1-0 pada penyisihan Grup A di Brisbane Stadium, Brisbane, Sabtu (17/1/2015). Namun, Stielike merendah saat itu Australia tidak diperkuat dengan tim terbaiknya. "Anda tahu bagaimana Australia bermain saat itu. (Mile) Jedinak cedera, (Tim) Cahill di bangku cadangan, (Mathew) Leckie juga di bangku cadangan, (Robbie) Kruse pun demikian," katanya.
Meski demikian, target yang telah terlampaui membuat Taeguk Warriors lebih tenang. Pertandingan final merupakan bonus yang harus dimanfaatkan dengan baik. "Hasil terbaik datang hari ini (menang atas Irak). Saya tidak lagi berpikir tekanan, segala yang datang hari ini merupakan bonus. Kami akan coba memenangi gelar juara, itu pasti."
Terakhir kali Korsel juara Piala Asia pada 1960, atau 55 tahun silam. Sejauh ini Taeguk Warriors sudah dua kali mengangkat trofi Piala Asia, selain 1960 mereka juara pertama kali tahun 1956. "Setelah 27 tahun, ini pertama kali Korea Selatan mencapai final (terakhir Korsel ke final tahun 1988, dan dikalahkan Arab Saudi 3-4 (0-0) dalam adu penalti)," katanya. "Ini sangat penting bagi semua pekerjaan yang harus kami lakukan di masa depan. Bahkan, jika kami memenangkan turnamen, sepak bola Korea masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
Alih-alih bangga timnya belum kebobolan, Pelatih Uli Stielike justru cemas. Menurut pelatih kelahiran Ketsch, Jerman Barat, 15 November 1954 itu, situasi itu sangat berbahaya seperti perangkap yang potensial menjebloskan mereka. "
"Sangat berbahaya jika Anda berada dalam situasi seperti itu, dan Anda kemasukan gol. Anda harus segera bereaksi jika itu terjadi. Anda harus berhati-hati, tidak otomatis kehilangan permainan karena para pemain kehilangan kepercayaan diri," kata Stielike dilansir europsort.com.
Namun lepas dari itu, Stielike mengakui dengan mencapai final, timnya telah mencapai target di Piala Asia 2015. Mantan pelatih timnas Pantai Gading (2006–2008) itu merasakan tekanan berkurang menghadapi laga partai puncak melawan pemenang antara tuan rumah Australia kontra Uni Emirat Arab di Stadium Australia, Sydney, 31 Januari nanti.
Korsel mengalahkan Australia 1-0 pada penyisihan Grup A di Brisbane Stadium, Brisbane, Sabtu (17/1/2015). Namun, Stielike merendah saat itu Australia tidak diperkuat dengan tim terbaiknya. "Anda tahu bagaimana Australia bermain saat itu. (Mile) Jedinak cedera, (Tim) Cahill di bangku cadangan, (Mathew) Leckie juga di bangku cadangan, (Robbie) Kruse pun demikian," katanya.
Meski demikian, target yang telah terlampaui membuat Taeguk Warriors lebih tenang. Pertandingan final merupakan bonus yang harus dimanfaatkan dengan baik. "Hasil terbaik datang hari ini (menang atas Irak). Saya tidak lagi berpikir tekanan, segala yang datang hari ini merupakan bonus. Kami akan coba memenangi gelar juara, itu pasti."
Terakhir kali Korsel juara Piala Asia pada 1960, atau 55 tahun silam. Sejauh ini Taeguk Warriors sudah dua kali mengangkat trofi Piala Asia, selain 1960 mereka juara pertama kali tahun 1956. "Setelah 27 tahun, ini pertama kali Korea Selatan mencapai final (terakhir Korsel ke final tahun 1988, dan dikalahkan Arab Saudi 3-4 (0-0) dalam adu penalti)," katanya. "Ini sangat penting bagi semua pekerjaan yang harus kami lakukan di masa depan. Bahkan, jika kami memenangkan turnamen, sepak bola Korea masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
(sha)