Figo Ramaikan Pencalonan Presiden FIFA
Rabu, 28 Januari 2015 - 21:15 WIB
Figo Ramaikan Pencalonan Presiden FIFA
A
A
A
SWISS - Mantan pemain timnas Portugal, Luis Figo mengutarakan niatnya untuk menantang Sepp Blatter dalam bursa pemilihan Presiden FIFA. Mantan bintang Real Madrid dan Barcelona itu pernah dua kali terpilih sebagai pemain terbaik sepanjang karirnya, kini ia ingin mencuri posisi nomor satu dalam sepak bola.
Figo bakal bersaing dengan Pangeran Ali Bin Al Hussein dan David Ginola, yang sebelumnya telah mengumumkan bakal mencalonkan diri. FIFA belakangan selalu jadi sorotan, lantaran ada dugaan korupsi dalam tubuh Federasi Sepak bola Internasional. Lantaran ini Figo coba masuk dalam bursa Presiden FIFA selanjutnya.
"Saya peduli tentang sepak bola, jadi saya tidak menyukai apa gambaran tentang FIFA dalam beberapa tahun terakhir. Bila Anda mencari di internet dengan kuote FIFA, maka kata pertama yang keluar adalah skandal. Ini sangat tidak positif," ucap Figo dilansir Sportsmole, Rabu (28/1/2015).
"Pertama kami harus mencoba mengubah citra FIFA. Sepak bola seharusnya jauh lebih baik dari ini. Tahun lalu ketika saya masih di Brazil, saya melihat reaksi semua gambaran tentang FIFA dan saya pikir ada yang harus diganti. Perubahan dalam kepemimpinan, tata kelola, transportasi dan solidaritas menjadi mutlak," tandasnya.
Figo bakal bersaing dengan Pangeran Ali Bin Al Hussein dan David Ginola, yang sebelumnya telah mengumumkan bakal mencalonkan diri. FIFA belakangan selalu jadi sorotan, lantaran ada dugaan korupsi dalam tubuh Federasi Sepak bola Internasional. Lantaran ini Figo coba masuk dalam bursa Presiden FIFA selanjutnya.
"Saya peduli tentang sepak bola, jadi saya tidak menyukai apa gambaran tentang FIFA dalam beberapa tahun terakhir. Bila Anda mencari di internet dengan kuote FIFA, maka kata pertama yang keluar adalah skandal. Ini sangat tidak positif," ucap Figo dilansir Sportsmole, Rabu (28/1/2015).
"Pertama kami harus mencoba mengubah citra FIFA. Sepak bola seharusnya jauh lebih baik dari ini. Tahun lalu ketika saya masih di Brazil, saya melihat reaksi semua gambaran tentang FIFA dan saya pikir ada yang harus diganti. Perubahan dalam kepemimpinan, tata kelola, transportasi dan solidaritas menjadi mutlak," tandasnya.
(akr)
