Terbuang dari Bandung, PBR Berlabuh di Bekasi
A
A
A
BANDUNG - Kepindahan home base tim Pelita Bandung Raya (PBR) ke Kota Bekasi semakin menguat. Hal itu diutarakan secara langsung oleh sumber internal tim yang berjuluk The Boys Are Back tersebut.
Menurut sumber tersebut, kepindahan home base dalam menghadapi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 itu, lantaran adanya sponsor yang siap menopang keuangan PBR. Namun dengan syarat, tim asuhan Dejan Antonic itu pindah dari Kota Bandung. Tentu saja dengan iming-iming modal yang disinyalir nilainya cukup besar tersebut membuka peluang PBR untuk pindah, apalagi PBR tengah dilanda krisis keuangan.
Seperti yang diungkapkan sang arsitek, Dejan Antonic. Dirinya tak menampik jika harus keluar dari Kota Bandung. Namun Dejan mengaku belum mengetahui dimana tim besutannya akan berpindah. "Kita juga sudah membahas kepindahan home base kita dengan pak Ari Sutedi (pemilik PBR). Peluang kita untuk pindah besar sekali, tapi saya belum tahu akan pindah kemana. Opsinya sih katanya Bekasi, Solo, atau Yogyakarta," ujar Dejan.
Dejan pun tak mempermasalahkan jika pada akhirnya, tim besutannya harus pindah ke Kota lain. Namun dia tetap menyerahkan segala keputusan ke manajemen. "Saya juga tidak tahu untuk homebase nanti mana yang paling bagus, itu tergantung dari manajemen saja. Saya sudah bicara banyak dengan Ari soal tim kedepan dan pemain. Kita tunggu kabar dari manajemen saja," jelas.
Sebelumnya, kepindahan home base PBR telah tercium para suporter kebanggaannya. Bahkan salah satu suporternya yang mengatasnamakan Baraya, sempat melakukan aksi unjuk rasa didepan para penggawa PBR saat melakukan laga uji coba melawan Persikad Purwakarta di Lapangan Progresif, Soekarno Hatta Bandung beberapa waktu lalu.
"Kami memang sudah mendengar wacana PBR ber home base di Bekasi. Kalau benar, kami keberatan dan sangat kecewa. Buat apa nama tim ada Bandung Raya-nya kalau toh akhirnya bermarkas di luar Bandung," ujar Eko selaku Humas Baraya.
Eko berharap PBR tetap bermarkas di Bandung, kalau pun sulit di Stadion Siliwangi Bandung, lebih baik kembali ke Stadion Si Jalak Harupat, yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung. "Kami menekan agar PBR tetap di Bandung, lebih baik Jalak Harupat saja. Jangan melihat pendukungnya sedikit tapi yang penting eksisnya kami," tegasnya.
Seperti diberitakan, jika pada akhirnya PBR bermarkas di Bekasi, maka PBR harus mencocokkan jadwal terlebih dahulu dengan Persija Jakarta. Mengingat tim yang berjuluk Macan Kemayoran tersebut juga berencana akan menggelar tiga laga kandang di Kota Bekasi.
Padahal bila mengacu pada sanksi Komdis PSSI yang turun pada 23 Oktober lalu, Kota Budaya itu belum bisa menggelar pertandingan sepak bola hingga April mendatang. Setelah Solo dijatuhi sanksi tak boleh jadi tuan rumah pertandingan sepak bola di bawah yuridiksi PSSI selama enam bulan, terhitung 23 Oktober, akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Manahan saat menjamu Martapura FC di Divisi Utama 2014.
Menurut sumber tersebut, kepindahan home base dalam menghadapi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 itu, lantaran adanya sponsor yang siap menopang keuangan PBR. Namun dengan syarat, tim asuhan Dejan Antonic itu pindah dari Kota Bandung. Tentu saja dengan iming-iming modal yang disinyalir nilainya cukup besar tersebut membuka peluang PBR untuk pindah, apalagi PBR tengah dilanda krisis keuangan.
Seperti yang diungkapkan sang arsitek, Dejan Antonic. Dirinya tak menampik jika harus keluar dari Kota Bandung. Namun Dejan mengaku belum mengetahui dimana tim besutannya akan berpindah. "Kita juga sudah membahas kepindahan home base kita dengan pak Ari Sutedi (pemilik PBR). Peluang kita untuk pindah besar sekali, tapi saya belum tahu akan pindah kemana. Opsinya sih katanya Bekasi, Solo, atau Yogyakarta," ujar Dejan.
Dejan pun tak mempermasalahkan jika pada akhirnya, tim besutannya harus pindah ke Kota lain. Namun dia tetap menyerahkan segala keputusan ke manajemen. "Saya juga tidak tahu untuk homebase nanti mana yang paling bagus, itu tergantung dari manajemen saja. Saya sudah bicara banyak dengan Ari soal tim kedepan dan pemain. Kita tunggu kabar dari manajemen saja," jelas.
Sebelumnya, kepindahan home base PBR telah tercium para suporter kebanggaannya. Bahkan salah satu suporternya yang mengatasnamakan Baraya, sempat melakukan aksi unjuk rasa didepan para penggawa PBR saat melakukan laga uji coba melawan Persikad Purwakarta di Lapangan Progresif, Soekarno Hatta Bandung beberapa waktu lalu.
"Kami memang sudah mendengar wacana PBR ber home base di Bekasi. Kalau benar, kami keberatan dan sangat kecewa. Buat apa nama tim ada Bandung Raya-nya kalau toh akhirnya bermarkas di luar Bandung," ujar Eko selaku Humas Baraya.
Eko berharap PBR tetap bermarkas di Bandung, kalau pun sulit di Stadion Siliwangi Bandung, lebih baik kembali ke Stadion Si Jalak Harupat, yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung. "Kami menekan agar PBR tetap di Bandung, lebih baik Jalak Harupat saja. Jangan melihat pendukungnya sedikit tapi yang penting eksisnya kami," tegasnya.
Seperti diberitakan, jika pada akhirnya PBR bermarkas di Bekasi, maka PBR harus mencocokkan jadwal terlebih dahulu dengan Persija Jakarta. Mengingat tim yang berjuluk Macan Kemayoran tersebut juga berencana akan menggelar tiga laga kandang di Kota Bekasi.
Padahal bila mengacu pada sanksi Komdis PSSI yang turun pada 23 Oktober lalu, Kota Budaya itu belum bisa menggelar pertandingan sepak bola hingga April mendatang. Setelah Solo dijatuhi sanksi tak boleh jadi tuan rumah pertandingan sepak bola di bawah yuridiksi PSSI selama enam bulan, terhitung 23 Oktober, akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Manahan saat menjamu Martapura FC di Divisi Utama 2014.
(bbk)