Kenangan Manis Sharapova dan Ambisi Besar Serena Williams

Sabtu, 31 Januari 2015 - 07:01 WIB
Kenangan Manis Sharapova...
Kenangan Manis Sharapova dan Ambisi Besar Serena Williams
A A A
MELBOURNE - Laga pamungkas grand slam Australia Terbuka 2015 di nomor tunggal putri menjadi panggung bagi Serena Williams dan Maria Sharapova yang sama-sama hendak mengukir prestasi awal tahun dengan guratan tinta emas.

Pertemuan antara ratu tenis, Serena Williams dan Maria Sharapova merupakan laga klasik yang telah berlangsung sejak satu dekade terakhir. Selama periode itu, Serena mendominasi 16 kemenangan dalam 18 pertemuan.

Kendati lebih mendominasi head to head, petenis berpaspor Amerika Serikat, Serena Williams tidak akan lupa bahwa satu dari dua kemenangan Sharapova terjadi ketika petenis Rusia memulai debutnya di usia 17 tahun, yakni pada 2004. Sementara pada saat itu Serena gilang-gemilang usai memboyong enam trofi grand slam di nomor tunggal.

Kekalahan Serena dari Sharapova semakin terasa menohok manakala petenis ABG itu memenangkan gelar juara Wimbledon pada tahun yang sama. Oleh sebagian pengamat tenis, rangkaian peristiwa di 2004 itu disebut-sebut sebagai akar rivalitas dua petenis beda benua.

Lebih dari 10 tahun berlalu, dua petenis itu kembali saling berhadapan dalam satu lapangan di laga final bertajuk grand slam. Masing-masing mengemban misi menang; Serena ingin menegaskan dominasinya atas petenis Rusia, sedang Sharapova bermaksud kembali mengulang masa-masa indah di 2004.

Secara matematis, Serena lebih diunggulkan menang atas Sharapova di laga final Australia Terbuka 2015 yang berlangsung di Melbourne Park, hari ini, Sabtu (31/1/2015). Pasalnya, Serena memenangkan 15 pertemuan terakhirnya atas Sharapova secara beruntun.

Kepada Reuters, Sharapova menyadari rekor pertemuannya dengan ratu tenis itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Meski begitu petenis cantik ini berjanji tidak akan menempatkan dirinya dibawah Serena.

“Saya pergi (ke babak final) dimana saya sudah mengalahkan lawan-lawan saya, dan saya tidak ingin memikirkan hal itu (rekor pertemuan dengan Serena) dan saya juga tidak boleh terlalu percaya diri di lapangan,” kata petenis peringkat dua dunia, Jumat (30/1/2015).

Sharapova mungkin memendam ambisi mengulang kembali catatan manis sepuluh tahun silam, tetapi Serena tidak akan melepas begitu saja peluangnya memecahkan sederet rekor pribadi di awal tahun.

Jika berhasil mengalahkan Sharapova, Serena akan menggenapi enam gelar juara dunia di Melbourne Park, menggeser nama Chris Evert and Martina Navratilova. Gelar juara tersebut juga akan melengkapi gelar ke-19 Serena di semua turnamen grand slam. Jika itu terjadi, dia akan menyamai rekor petenis legendaris Amerika Serikat, Helen Wills yang berkiprah di era 1920-an.

Pengamat sekaligus mantan petenis Chris Evert mengatakan, duel antara dua petenis urutan teratas dunia merupakan laga paling ideal sekaligus paling di tunggu di Australia Terbuka 2015 nomor tunggal putri. Evert berpendapat, Serena selalu tertekan manakala harus bertemu petenis kelahiran Siberia itu.

“Serena selalu mendapat tekanan baik secara fisik maupun mental saat melawan Maria,” paparnya.

Apapun spekulasi pengamat, kedua petenis itu akan berbicara langsung melalui raketnya di Melbourne Park, hari ini. Dan dalam perjalananya, Serena yang menjadi unggulan teratas bersusah payah mendapatkan tiket final usai menaklukkan petenis remaja sensasional, Madison Keys, dengan 7-6(5), 6-2. Sementara Sharapova yang menjadi unggulan dua melaju ke final setelah menundukkan unggulan ke-10, Ekaterina Makarova dengan skor 6-3 dan 6-2.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0592 seconds (0.1#10.140)