Palembang Ingin OCA Objektif
A
A
A
PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin angkat bicara terkait persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII/2018. Alex meminta objektivitas ketika Olympic Council Asia (OCA) menetapkan cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Palembang.
Keinginan Alex itu tak lepas dari pemberitaan bahwa Palembang dikabarkan tak siap menggelar pesta olahraga terakbar di Asia tersebut. Berbeda dengan kesiapan Jakarta, kota yang juga ditunjuk sebagai tuan rumah. Padahal, Alex mengklaim pihaknya telah menyiapkan 18 venues, bahkan lima di antaranya memiliki sertifikat internasional. Karena itu, dia membantah dengan tegas pemberitaan miring tersebut.
“Kolom renang, misalnya, kami sudah memiliki sertifikat dari FINA (induk organisasi renang dunia). Itu membuktikan tempat tersebut layak menggelar pertandingan seperti Asian Games,” kata Alex, Kamis (29/1). Namun, orang nomor satu di Sumsel itu tak ingin memperkeruh persiapan Indonesia sebagai tuan rumah secara keseluruhan. “Jika Jakarta siap, kami tak akan menghalangi.
Tapi, saya ingin tanya kepada Anda, sampai sejauh mana persiapan Jakarta mempersiapkan diri sebagai tuan rumah?” katanya. “Jika dibilang masih tiga tahun lagi, saya tegaskan saat ini Palembang sudah siap. Apalagi, tiga tahun lagi Palembang tak terkejar dan jauh lebih matang.
” Alex, pria kelahiran Palembang, Sumsel, 9 September 1950, hanya menginginkan Indonesia sukses menggelar hajatan tersebut sambil memanfaatkan fasilitas yang sudah dimiliki Palembang. Dia mencontohkan venuekolom renang, di mana pihaknya sudah memiliki kolom renang terbaik.
Politisi dari Partai Golkar ini bahkan mengklaim kolom renang di area Jakabaring Sports City itu adalah kolom renang terbaik di Asia. Jika memaksa kembali membangun venuekolom renang di tempat lain, terutama di Jakarta, kondisi itu jelas mubazir karena menyerap dana APBD maupun APBN kembali. Begitu pun dengan venue lain seperti tenis, menembak, bulu tangkis, voli pantai, atletik, panahan, hingga dayung.
Selain itu, keberadaan Jakabaring Sports City lebih terintegrasi. Para atlet lebih mudah menuju ke area pertandingan tanpa transportasi sekalipun. Kondisi ini berbeda dengan tuan rumah Asia Games sebelumnya. Alex menyayangkan keuntungan ini belum dilihat langsung 13 delegasi OCA. Mereka hanya melihat kondisi Jakarta sebagai kesiapan Indonesia secara menyeluruh.
Alex optimistis Palembang akan memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia jika diberi kesempatan. Apalagi, Palembang kerap menjadi penyelamat seperti sukses menggelar Islamic Solidarity Games (ISG) 2013. “Padahal, Riau tak sanggup saat menjalani persiapan selama empat tahun, begitu pun dengan Jakarta saat dilimpahkan menjadi tuan rumah ISG.
Dengan persiapan selama dua bulan, Alhamdulillah kami bisa melakukannya,” papar Alex. Karena itu, dia meminta OCA maupun Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bertindak objektif ketika memutuskan pembagian 34 cabang olahraga. Alex mengimbau, jangan sampai berkah penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah, menggantikan Vietnam, akan menjadi musibah nantinya.
Edi yuli
Keinginan Alex itu tak lepas dari pemberitaan bahwa Palembang dikabarkan tak siap menggelar pesta olahraga terakbar di Asia tersebut. Berbeda dengan kesiapan Jakarta, kota yang juga ditunjuk sebagai tuan rumah. Padahal, Alex mengklaim pihaknya telah menyiapkan 18 venues, bahkan lima di antaranya memiliki sertifikat internasional. Karena itu, dia membantah dengan tegas pemberitaan miring tersebut.
“Kolom renang, misalnya, kami sudah memiliki sertifikat dari FINA (induk organisasi renang dunia). Itu membuktikan tempat tersebut layak menggelar pertandingan seperti Asian Games,” kata Alex, Kamis (29/1). Namun, orang nomor satu di Sumsel itu tak ingin memperkeruh persiapan Indonesia sebagai tuan rumah secara keseluruhan. “Jika Jakarta siap, kami tak akan menghalangi.
Tapi, saya ingin tanya kepada Anda, sampai sejauh mana persiapan Jakarta mempersiapkan diri sebagai tuan rumah?” katanya. “Jika dibilang masih tiga tahun lagi, saya tegaskan saat ini Palembang sudah siap. Apalagi, tiga tahun lagi Palembang tak terkejar dan jauh lebih matang.
” Alex, pria kelahiran Palembang, Sumsel, 9 September 1950, hanya menginginkan Indonesia sukses menggelar hajatan tersebut sambil memanfaatkan fasilitas yang sudah dimiliki Palembang. Dia mencontohkan venuekolom renang, di mana pihaknya sudah memiliki kolom renang terbaik.
Politisi dari Partai Golkar ini bahkan mengklaim kolom renang di area Jakabaring Sports City itu adalah kolom renang terbaik di Asia. Jika memaksa kembali membangun venuekolom renang di tempat lain, terutama di Jakarta, kondisi itu jelas mubazir karena menyerap dana APBD maupun APBN kembali. Begitu pun dengan venue lain seperti tenis, menembak, bulu tangkis, voli pantai, atletik, panahan, hingga dayung.
Selain itu, keberadaan Jakabaring Sports City lebih terintegrasi. Para atlet lebih mudah menuju ke area pertandingan tanpa transportasi sekalipun. Kondisi ini berbeda dengan tuan rumah Asia Games sebelumnya. Alex menyayangkan keuntungan ini belum dilihat langsung 13 delegasi OCA. Mereka hanya melihat kondisi Jakarta sebagai kesiapan Indonesia secara menyeluruh.
Alex optimistis Palembang akan memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia jika diberi kesempatan. Apalagi, Palembang kerap menjadi penyelamat seperti sukses menggelar Islamic Solidarity Games (ISG) 2013. “Padahal, Riau tak sanggup saat menjalani persiapan selama empat tahun, begitu pun dengan Jakarta saat dilimpahkan menjadi tuan rumah ISG.
Dengan persiapan selama dua bulan, Alhamdulillah kami bisa melakukannya,” papar Alex. Karena itu, dia meminta OCA maupun Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bertindak objektif ketika memutuskan pembagian 34 cabang olahraga. Alex mengimbau, jangan sampai berkah penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah, menggantikan Vietnam, akan menjadi musibah nantinya.
Edi yuli
(bbg)