Duel Pembuktian

Minggu, 01 Februari 2015 - 11:11 WIB
Duel Pembuktian
Duel Pembuktian
A A A
Andy Murray mendapat banyak pujian saat menegaskan sebuah pembuktian (awal) kesuksesan kerja samanya dengan Amelie Mauresmo, mantan pemain nomor satu dunia dan juara Australia Terbuka 2006.

Bukti bawah perempuan juga bisa jadi pelatih andal. Murray dikritik banyak pihak saat pertama kali mengumumkan kerja sama tersebut. Kritik yang lebih karena jenis kelamin Mauresmo dianggap kurang kompeten melatih pemain putra sekaliber Murray. Tapi, itu bukan satu-satunya hal yang ingin dibuktikan Murray kali ini. Banyak hal lain.

Pemain Inggris Raya tersebut sudah tiga kali memainkan partai puncak di Melbourne sebelumnya (2010, 2011, 2013) dan selalu berakhir dengan kekalahan, masing-masing dari Roger Federer dan Novak Djokovic. Menariknya, dari tujuh final grand slam yang pernah dimainkan Murray, dia selalu berhadapan dengan salah satu dari dua pemain tersebut. Semangat pembuktian terbukti cukup ampuh untuk mengeluarkan sisi terbaik Murray.

Petenis berusia 27 tahun ini cenderung lebih berbahaya saat berada di kondisi tersebut. Di semifinal melawan Tomas Berdych, untuk pertama kali Murray melihat Daniel Vallverdu, hitting partner yang juga pernah melatih dan sudah berteman dengan Murray sejak usia 15 tahun, berada di box pemain lain.

Murray mengakui hal itu terasa aneh dan tidak adil bagi dirinya. Mereka baru memutuskan berhenti bekerja bersama pada November 2014 dan awal 2015 Vallverdu langsung bergabung dengan tim Berdych. Tekad akan sebuah pembuktian dibawa Murray ke lapangan. Beberapa kali Murray mengarahkan fist pump langsung ke arah box Berdych.

Permainan yang diwarnai dengan ekspresi dan luapan emosi yang cukup tinggi tersebut dimenangkan Murray dalam empat set. Untuk Djokovic, Melbourne Park merupakan rumah kedua. Sama halnya Roland Garros bagi Rafael Nadal dan Wimbledon buat Federer. Di sini Djokovic memenangkan gelar grand slam pertamanya, mengukuhkan status dia sebagai anggota The Big Three (Murray melengkapi The Avengers versi tenis ini dan mereka pun resmi dikenal sebagai The Big Four).

Ada sesuatu tentang Melbourne yang selalu mengeluarkan sisi terbaik dari pemain nomor satu dunia tersebut. Jenis lapangan yang cenderung cepat, jadwal di awal tahun yang memungkinkan pemain datang masih dalam keadaan fresh,dan dukungan penonton, semuanya menjadi kombinasi yang memberikan energi tambahan Djokovic. Empat gelar di sini adalah bukti paling nyata.

Tahun ini Djokovic mencoba untuk mencapai satu hal yang dalam sejarah hanya pernah dicapai Roy Emerson: memenangkan Australia Terbuka minimal lima kali. Saat Federer cukup kokoh dengan rekor Wimbledon dan total grand slam-nya, dan Nadal terlalu jauh untuk dikejar dengan rekor Roland Garros, ini adalah kesempatan bagi Djokovic untuk memiliki sesuatu yang bisa membuat nama dia juga dibicarakan di buku rekor.

Dan, tidak ada yang bisa menandingi kekuatan motivasi yang dilandasi kompetisi yang dibumbui rasa cemburu positif seperti ini. Tahun ini Rod Laver Arena, dan semua lapangan lain, dikabarkan sedikit lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Ini bisa dijadikan sebagai tambahan faktor pembuktian lain bagi Murray.

Meskipun rekor kemenangan dia atas Djokovic berasio negatif, beberapa kemenangan tersebut terjadi di jenis lapangan yang lebih cepat atau paling cepat. Cincinnati, Canada, dan Wimbledon adalah beberapa di antaranya. Djokovic akan selalu diingat sebagai master of hard courts, tapi Murray juga punya tipe permainan yang sangat cocok di permukaan jenis ini.

Hal yang perlu diperhatikan Murray adalah profil serve Djokovic. Di babak-babak sebelum melawan Wawrinka, Djokovic memenangkan 84% serve pertama dan 68% serve kedua! Angka tersebut mimpi buruk bagi siapa pun. Solidnya serve membuat Djokovic menjadi lebih leluasa di return games.

Dan, saat pemain yang sering disebut sebagai the best returner ini on fire ketika menerima serve, sebuah pesan lantang terkirim ke Murray. Namun, Murray mungkin bisa sedikit terhibur, Djokovic gagal melakukan hal yang sama atas Wawrinka. Mantan juara empat kali itu terlihat tidak konsisten di sepanjang pertandingan, hanya memenangkan 58% dari serve kedua.

Hal ini terbukti cukup memengaruhi ketajaman pengembalian Djokovic. Meskipun Wawrinka gagal memanfaatkan situasi tersebut karena bermain sangat tidak konsisten. Pemain Swiss itu memang memaksa Djokovic memainkan set kelima, tapi akhirnya terkesan hanya sebuah formalitas. Secara teknik permainan, kedua pemain sudah sangat mengerti gaya masing-masing.

Mereka memiliki gaya yang hampir sama, dengan Djokovic memiliki sedikit agresivitas lebih tinggi. Keduanya sangat solid di baselinedan siap dengan banyak rally panjang. Teknik akan selalu menjadi faktor penting. Namun, saat perbedaan di area itu terlalu sedikit untuk dibicarakan, faktor mental dan motivasi akan memainkan peran vital.

Djokovic menggunakan keinginan menjadi salah satu yang terbaik di olahraga ini, seperti Federer atau Nadal, bertahuntahun untuk membakar semangat dia menjadi pemain yang lebih baik. Dia sudah melakukan hal yang sangat luar biasa dalam menerjemahkan motivasi tersebut sejauh ini. Motivasi yang sama akan menjadi faktor non-skill yang akan sangat penting bagi dia hari ini.

Murray memakai kritik dan semangat untuk sebuah pembuktian sebagai bahan bakar motivasi. Di final ini banyak hal yang ingin dia buktikan. Mematahkan rekor kekalahan dari Djokovic di sini, memenangkan Melbourne untuk pertama kali, mengukuhkan kembali posisi dia sebagai salah satu anggota The Big Four yang pantas berada di sana dan membela integritas pelatihnya.

Di akhir hari, siapa yang termotivasi lebih besar akan punya keunggulan tipis. Djokovic sedang menulis buku sejarah dan Murray kembali akan mencoba melakukan pembuktian hari ini. Dari daftar di atas, Murray terlihat jelas punya lebih banyak hal untuk dibuktikan. Yang bisa membuat hari ini berakhir dengan Murray mengangkat Norman Brookes pertama kali dan Mauresmo kembali diingatkan akan indahnya momen yang sama pada tahun 2006 lalu.

Analis Tenis untuk MNC Sports dan Fox Sports Asia
DIANO EKO
SINGAPURA
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8115 seconds (0.1#10.140)
pixels