Serena Raih Gelar Juara Ke-19
A
A
A
MELBOURNE - Serena Williams menorehkan namanya sebagai petenis wanita peraih gelar grand slam terbanyak kedua di dunia dengan total 19 gelar. Predikat ini disematkan setelah dia sukses menjuarai Australia Terbuka 2015 dengan mengalahkan petenis Rusia Maria Sharapova, dua set langsung 6-3 dan 7-5 di partai puncak dalam laga yang digelar di Rod Laver Arena, Melbourne, kemarin.
Serena hanya butuh waktu kurang dari dua jam untuk menundukkan Sharapova yang masuk unggulan kedua tersebut. Capaian itu sekaligus menambah koleksi gelar Serena menjadi enam di Australia Terbuka. Sebelumnya petenis berusia 33 tahun juga pernah meraih hasil yang sama pada 2003, 2005, 2007, 2009, dan 2010.
Keberhasilan ini membuatnya mencatatkan rekor sebagai petenis peraih gelar grand slam terbanyak kedua di era terbuka. Serena kini telah mengoleksi 19 gelar juara. Torehannya itu hanya kalah dari Stefi Graff, petenis Jerman yang telah mengumpulkan 22 gelar. Namun, dia berhasil mengalahkan 18 gelar milik Chris Evert dan Martina Navratilova.
“19 gelar adalah sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan. Saya hanya pergi ke lapangan dengan bola, raket, dan harapan. Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi. Jadi, saya sangat senang berada di sini dan mendapatkan gelar ini,” ucap Sharapova dilansir The Guardian. Meski begitu, Serena mengakui bahwa Sharapova tampil bagus di laga itu.
Walaupun laga sempat tertunda hujan deras, dia tetap konsisten dengan performa pukulannya dengan baik. Bahkan, petenis asal Amerika Serikat ini juga kerap melancarkan ace (servis keras) dengan mulus. Tercatat, dia mampu menghasilkan 18 ace dibandingkan Sharapova yang hanya mengumpulkan 5 ace.
Hal itu yang menjadi keunggulan Serena atas Sharapova, yang sekaligus menjadi kemenangan ke-16 beruntun sejak 2004 silam atau memperbagus rekornya menjadi 17-2 atas Sharapova. Akan tetapi, petenis kelahiran Michigan, AS, 26 September 1981 ini merasa sangat bahagia bisa merebut kemenangan, terutama mengalahkan Sharapova di final.
Dalam laga yang sempat ditunda sekitar 12 menit akibat hujan, pada set pertama, petenis nomor satu dunia ini mendapat perlawanan ketat sebelum akhirnya unggul 6-3 dalam pertandingan yang berlangsung 47 menit. Di set kedua, Serena berhasil merebut game pertama dalam waktu empat menit, dan terlihat seperti akan memenangkan gim kedua setelah dia sempat unggul 40-15.
Tetapi Sharapova sempat bangkit dan mampu menyamakan kedudukan dengan 1-1, sebelum akhirnya Serena memenangkan game ini dengan skor 2-1. Di game ketujuh, ketika Serena memegang servis, Sharapova sempat berpeluang unggul dengan meraih break point, tetapi peluang ini gagal dimanfaatkan.
Dalam game kesepuluh, tatkala petenis Rusia itu memegang servis dan tertinggal 4- 5, Serena sempat mencapai titik championship point dengan unggul 40-30. Namun demikian, Sharapova bangkit dan memaksakan laga dilanjutkan dengan skor imbang 5-5. Dan pada dua game berikutnya berakhir imbang, sehingga skor 6-6 membuat partai ini ditentukan dengan tie-break.
Dalam momen ini, kedua petenis membuat kesalahan, tetapi servis keras dan akurat Serena akhirnya menyudahi laga dengan skor akhir 7-6. “Saya mengakui Sharapova bermain sangat indah malam ini. Dia benar-benar berjuang dan bermain sangat baik. Jadi saya benar-benar merasa terhormat bisa bermain bersamanya di final. Dia memberikan kami akhir pekan yang besar, tidak hanya untuk penonton tapi untuk dunia tenis,” katanya.
Bagi Sharapova, kekalahan ini memperpanjang rekor buruknya atas Serena. Dia tidak pernah menang selama satu dekade terakhir. Apalagi, hasil ini membuatnya pupus menambah koleksi gelar grand slam Australia yang kedua. Tercatat, dia baru satu kali menjadi yang terbaik di pada 2008. Bahkan, ini menjadi kegagalan kelima dari 10 kesempatan bertanding di final semua ajang grand slam.
Namun, Sharapova mengaku tidak terlalu kecewa dengan kekalahan ini. Dia menilai Serena tampil apik sepanjang pertandingan berlangsung. Petenis kelahiran Nyagan, Rusia, 19 April 187, ini pun mengaku kalah dari petenis berperingkat satu WTA itu “Saya sudah lama belum pernah mengalahkannya. Tapi, saya senang bisa bermain melawannya karena dia adalah petenis terbaik,” ucap Sharapova.
Raikhul amar
Serena hanya butuh waktu kurang dari dua jam untuk menundukkan Sharapova yang masuk unggulan kedua tersebut. Capaian itu sekaligus menambah koleksi gelar Serena menjadi enam di Australia Terbuka. Sebelumnya petenis berusia 33 tahun juga pernah meraih hasil yang sama pada 2003, 2005, 2007, 2009, dan 2010.
Keberhasilan ini membuatnya mencatatkan rekor sebagai petenis peraih gelar grand slam terbanyak kedua di era terbuka. Serena kini telah mengoleksi 19 gelar juara. Torehannya itu hanya kalah dari Stefi Graff, petenis Jerman yang telah mengumpulkan 22 gelar. Namun, dia berhasil mengalahkan 18 gelar milik Chris Evert dan Martina Navratilova.
“19 gelar adalah sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan. Saya hanya pergi ke lapangan dengan bola, raket, dan harapan. Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi. Jadi, saya sangat senang berada di sini dan mendapatkan gelar ini,” ucap Sharapova dilansir The Guardian. Meski begitu, Serena mengakui bahwa Sharapova tampil bagus di laga itu.
Walaupun laga sempat tertunda hujan deras, dia tetap konsisten dengan performa pukulannya dengan baik. Bahkan, petenis asal Amerika Serikat ini juga kerap melancarkan ace (servis keras) dengan mulus. Tercatat, dia mampu menghasilkan 18 ace dibandingkan Sharapova yang hanya mengumpulkan 5 ace.
Hal itu yang menjadi keunggulan Serena atas Sharapova, yang sekaligus menjadi kemenangan ke-16 beruntun sejak 2004 silam atau memperbagus rekornya menjadi 17-2 atas Sharapova. Akan tetapi, petenis kelahiran Michigan, AS, 26 September 1981 ini merasa sangat bahagia bisa merebut kemenangan, terutama mengalahkan Sharapova di final.
Dalam laga yang sempat ditunda sekitar 12 menit akibat hujan, pada set pertama, petenis nomor satu dunia ini mendapat perlawanan ketat sebelum akhirnya unggul 6-3 dalam pertandingan yang berlangsung 47 menit. Di set kedua, Serena berhasil merebut game pertama dalam waktu empat menit, dan terlihat seperti akan memenangkan gim kedua setelah dia sempat unggul 40-15.
Tetapi Sharapova sempat bangkit dan mampu menyamakan kedudukan dengan 1-1, sebelum akhirnya Serena memenangkan game ini dengan skor 2-1. Di game ketujuh, ketika Serena memegang servis, Sharapova sempat berpeluang unggul dengan meraih break point, tetapi peluang ini gagal dimanfaatkan.
Dalam game kesepuluh, tatkala petenis Rusia itu memegang servis dan tertinggal 4- 5, Serena sempat mencapai titik championship point dengan unggul 40-30. Namun demikian, Sharapova bangkit dan memaksakan laga dilanjutkan dengan skor imbang 5-5. Dan pada dua game berikutnya berakhir imbang, sehingga skor 6-6 membuat partai ini ditentukan dengan tie-break.
Dalam momen ini, kedua petenis membuat kesalahan, tetapi servis keras dan akurat Serena akhirnya menyudahi laga dengan skor akhir 7-6. “Saya mengakui Sharapova bermain sangat indah malam ini. Dia benar-benar berjuang dan bermain sangat baik. Jadi saya benar-benar merasa terhormat bisa bermain bersamanya di final. Dia memberikan kami akhir pekan yang besar, tidak hanya untuk penonton tapi untuk dunia tenis,” katanya.
Bagi Sharapova, kekalahan ini memperpanjang rekor buruknya atas Serena. Dia tidak pernah menang selama satu dekade terakhir. Apalagi, hasil ini membuatnya pupus menambah koleksi gelar grand slam Australia yang kedua. Tercatat, dia baru satu kali menjadi yang terbaik di pada 2008. Bahkan, ini menjadi kegagalan kelima dari 10 kesempatan bertanding di final semua ajang grand slam.
Namun, Sharapova mengaku tidak terlalu kecewa dengan kekalahan ini. Dia menilai Serena tampil apik sepanjang pertandingan berlangsung. Petenis kelahiran Nyagan, Rusia, 19 April 187, ini pun mengaku kalah dari petenis berperingkat satu WTA itu “Saya sudah lama belum pernah mengalahkannya. Tapi, saya senang bisa bermain melawannya karena dia adalah petenis terbaik,” ucap Sharapova.
Raikhul amar
(bbg)