Ginola Terpental, Balon Presiden FIFA Sisa Empat
A
A
A
ZURICH - Persaingan bakal calon (balon) Presiden FIFA mengerucut menjadi empat kandidat. Selain calon petahana Sepp Blatter, tiga lainnya yang akan bersaing pada Pilpres di Zurich, Mei 2015, adalah Wakil Presiden Ketua Konfederasi Sepak Bola Asia asal Yordania Pangeran Ali bin Al Hussein, mantan gelandang timnas Portugal Luis Figo, dan Ketua Asosiasi Sepak Bola Belanda Michael van Praag.
Dua kandidat yang terpental adalah mantan pemain timnas Prancis David Ginola dan Mantan pejabat eksekutif FIFA Jerome Champagne. Keduanya gagal mendapat dukungan yang diperlukan dari lima asosiasi negara anggota FIFA.
FIFA mengatakan dalam pernyataan, Senin (2/2/2015), empat kandidat akan melakukan pemeriksaan integritas yang dilakukan komite etik Independen dalam waktu 10 hari, sebelum secara resmi dinyatakan sebagai calon presiden periode 2015-2019.
"Setelah menerima hasil pemeriksaan integritas, Panitia Ad-hoc Pemilu FIFA akan berkumpul kembali untuk meninjau semua hasil pemeriksaan dan memvalidasi berdasarkan regulasi FIFA yang berlaku," demikian pernyataan tersebut. "Setelah proses ini, Panitia Ad-hoc Pemilu secara resmi mengumumkan kandidat yang memenuhi syarat untuk bertarung pada pemilu."
Setelah itu, Komite Eksekutif FIFA akan bertemu di Zurich pada 29 Mei dan memutuskan apakah Blatter akan melanjutkan periode kelima kekuasaannya di FIFA, atau akan ada presiden baru.
Saat ini Blatter, 78 tahun, favorit memenangkan pemilu, meskipun badai protes menghantamnya atas cara dia menjalankan organisasi. Pada 40 tahun terakhir, FIFA hanya memiliki dua presiden. Joao Havelange yang menjabat 1974 sampai 1998, sedangkan Blatter, yang sebelumnya menjadi sekretaris jenderal, menggantikan posisinya.
Dua kandidat yang terpental adalah mantan pemain timnas Prancis David Ginola dan Mantan pejabat eksekutif FIFA Jerome Champagne. Keduanya gagal mendapat dukungan yang diperlukan dari lima asosiasi negara anggota FIFA.
FIFA mengatakan dalam pernyataan, Senin (2/2/2015), empat kandidat akan melakukan pemeriksaan integritas yang dilakukan komite etik Independen dalam waktu 10 hari, sebelum secara resmi dinyatakan sebagai calon presiden periode 2015-2019.
"Setelah menerima hasil pemeriksaan integritas, Panitia Ad-hoc Pemilu FIFA akan berkumpul kembali untuk meninjau semua hasil pemeriksaan dan memvalidasi berdasarkan regulasi FIFA yang berlaku," demikian pernyataan tersebut. "Setelah proses ini, Panitia Ad-hoc Pemilu secara resmi mengumumkan kandidat yang memenuhi syarat untuk bertarung pada pemilu."
Setelah itu, Komite Eksekutif FIFA akan bertemu di Zurich pada 29 Mei dan memutuskan apakah Blatter akan melanjutkan periode kelima kekuasaannya di FIFA, atau akan ada presiden baru.
Saat ini Blatter, 78 tahun, favorit memenangkan pemilu, meskipun badai protes menghantamnya atas cara dia menjalankan organisasi. Pada 40 tahun terakhir, FIFA hanya memiliki dua presiden. Joao Havelange yang menjabat 1974 sampai 1998, sedangkan Blatter, yang sebelumnya menjadi sekretaris jenderal, menggantikan posisinya.
(sha)