10 Ikon Klub yang Akhirnya Pindah
A
A
A
LONDON - Dalam sepak bola modern sepertinya tidak lagi mengenal seorang ikon dalam sebuah klub, godaan uang dan gaji dalam nilai besar memaksa pemain yang telah lama membela suatu klub terpaksa hengkang. Pemain yang menjadi ikon sebuah klub dapat pergi begitu saja seiring tawaran gaji menggiurkan dan nilai transfer selangit.
Loyalitas dalam sepak bola modern menjadi suatu yang langka saat ini, contoh terbaru adalah keputusan Gerrard meninggalkan Liverpool di akhir musim nanti untuk kemudian merumput di kompetisi Major League Soccer (MLS) bersama LA Galaxy. Namun Gerrard tidak sendirian, masih ada lagi beberapa ikon klub lainnya yang memutuskan pindah. Sindonews coba merangkumnya jadi 10 ikon klub yang akhirnya memutuskan hengkang:
1. Steven Gerrard - (Liverpool-La Galaxy, 1998-2015)
Keputusan Steven Gerrard menyudahi masa baktinya di Liverpool pada akhir musim ini, telah mengejutkan berbagai pihak. Pemain yang akrab disapa Stevie G itu membuat keputusan untuk tidak meneken kontrak baru di Anfield -kandang Liverpool-, dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat bersama LA Galaxy.
Gerrard menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mengabdi pada Liverpool, hingga akhirnya memutuskan hengkang usai 17 musim berseragam The Reds -julukan Liverpool-. Mengawali debut pada 1998, Gerrard telah menyumbang berbagai gelar bergengsi buat Liverpool seperti Liga Champions, Piala FA hingga Community Shield.
2. Michael Owen - (Liverpool-Real Madrid, 1996-2004)
Michael Owen dan Liverpool sepertinya tidak bisa dipisahkan, saat tim asal Merseyside itu mencapai puncak kejayaannya dengan meraih treble di musim 2000–2001. Liverpool berhasil memenangi Piala Liga Inggris, Piala FA dan Piala UEFA untuk mengakhiri periode puasa gelar mereka selama 6 tahun.
Owen pribadi didapuk menjadi Pemain Terbaik Eropa sebagai penghargaan atas performanya di musim tersebut. Bahkan kala itu namanya bersinar sebagai penyerang muda yang mampu mencapai 100 gol di Liga Primer. Owen juga selalu menjadi pencetak gol terbanyak Liverpool di tiap musimnya.
Namun di tahun 2004, Owen memutuskan pindah ke Real Madrid, tapi sayang karirnya kemudian meredum bersama klub raksasa Spanyol itu. Lantaran jadi penghangat bangku cadangan, Owen akhirnya memutuskan hijrah dari Spanyol dan kembali ke Inggris. Ia sempat membela Newcastle United, Manchester United dan Stroke City. Namun performanya kian menurun seiring badai cedera yang terus menghantamnya. Akhirnya ia memutuskan untuk pensiun pada akhir musim 2012–2013.
3. David Beckham - (Manchester United-Real Madrid, 1992-2003)
Memulai karirnya bersama Manchester United, nama David Beckham perlahan mulai dikenal dunia. Bersama klub berjuluk Setan Merah, Beckham telah menyumbang enam gelar Liga Primer, dua Piala FA dan satu Liga Champions. Ketika telah menjadi idola di Old Trafford, pemain yang dikenal lewat aksi tendangan bebasnya itu memilih pindah ke Real Madrid di 2013.
Kepergian Beckham kala itu disertai rumor keretakan hubungan dengan pelatih United, Sir Alex Ferguson. Rumor tersebut semakin memanaskan pemberitaan kepindahan Beckham ke Madrid. Setelah lima musim membela Los Blancos -julukan Madrid-, pemain yang kerap disapa Becks melanjutkan karirnya ke Amerika Serikat dengan bergabung dengan LA Galaxy.
Kepindahannya ke LA Galaxy juga mendapat sorotan lantaran Becks dinilai membuka jalan bagi para pesepak bola dunia untuk berkiprah di Liga Amerika. Ketika bersama Galaxy, bapak empat orang anak ini sempat dipinjamkan ke AC Milan. Setelah itu, ia kemudian memperkuat Paris Saint-Germain di tahun 2013 dan sukses membawa PSG menjadi juara liga domestik setelah puasa gelar sejak 19 tahun lalu.
Becks tergolong pesepakbola sukses, di mana dia telah merasakan gelar juara di empat negara berbeda, yakni sejak berseragam Manchetser United, Real Madrid, LA Galaxy dan PSG. Kini pesepak bola flamboyan tersebut telah memutuskan pensiun sejak Mei 2013 lalu.
4. Raul Gonzales - (Real Madrid-Schalke04, 1994-2010)
Raul Gonzales adalah sebuah legenda buat Real Madrid, tapi siapa yang menyangka pemain yang kerap dijuluki pangeran Madrid itu akhirnya memutuskan hengkang pada 2010 dari Santiago Bernabeu -kandang Madrid-. Sepanjang berseragam Los Blancos -julukan Madrid-, Raul sudah mencetak 323 gol dari 741 pertandingan.
Ia juga menempati urutan ketiga sebagai pencetak gol terbanyak di Real Madrid sepanjang waktu dan sukses mempersembahkan enam gelar La Liga, tiga Liga Champions dan berbagai gelar lainnya. Namun, sejak tahun 2003, ia telah menjadi sasaran empuk bagi media massa dan suporter yang mengkritik karena penampilan buruknya sejak 4 tahun belakangan, dimana Madrid mengalami kesulitan memenangi gelar di Spanyol dan di Eropa.
Perlahan Raul mulai tersingkir dari skuat utama hingga puncaknya di tahun 2010 ia memutuskan untuk pergi dan bergabung dengan klub Jerman, Schalke 04. Setelah dua musim bersama Schalke, Raul juga sempat memperkuat klub Qatar, Al Sadd pada periode 2012-2014. Kini pemain yang dikenal bernomor 7 kala membela Madrid itu resmi berseragam klub divisi dua MLS (Major League Soccer), New York Cosmos.
5. Alessandro Del Piero - (Juventus-Sydney FC, 1993-2013)
Del Pireo mungkin dapat dibilang pemain yang paling loyal di Seri A. Bahkan loyalitasnya teruji saat ia dengan setia rela berjibaku di Seri B ketika Juventus terdegradasi akibat skandal calciopoli. Selama 19 musim memperkuat Juventus, dia memenangkan tujuh gelar Seri A, satu gelar Liga Champions UEFA dan satu gelar Piala Interkontinental.
Ketika Juventus kesandung kasus pengaturan skor, Del Piero sebenarnya berpeluang untuk hengkang, namun ia tidak bergeming ketika banyak tawaran dari klub sebesar AC Milan, Inter Milan, Arsenal, dan juga Real Madrid. Ia memilih untuk membantu Juve melewati masa-masa sulit itu.
Namun sayang pengorbananya saat membela Juventus hilang begitu saja karena jajaran pengurus serta pelatih enggan memberikan perpanjangan kontrak. Di tahun 2012 pemain dengan julukan Il Pinturicchio itu akhirnya memilih melanjutkan karirnya di Sydney FC.
6. Thierry Henry - (Arsenal-Barcelona, 2007-2012)
Sejak didatangkan Arsenal dari Juventus pada 1999, Thierry Henry langsung menjelma jadi pujaan publik fans Meriam London -julukan Arsenal-. Meski saat itu Arsenal mengalami kesulitan di Liga Primer, Henry tetap muncul sebagai pencetak gol terbanyak hampir setiap musim. Dibawah mentor dan pelatihnya, Arsene Wenger, Henry menjadi penyerang haus gol dan pencetak gol terbanyak di Arsenal, dengan 226 gol.
Bersama The Gunners, Henry dua kali memenangkan Liga Inggris dan tiga Piala FA, dua kali dinominasikan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA. Henry menghabiskan dua musim terakhirnya dengan Arsenal sebagai kapten, dan berhasil memimpin klubnya ke final Liga Champions League. Namun pada Juni 2007, setelah delapan tahun di Arsenal, Henry pindah ke Barcelona dengan nilai transfer sebesar 16,1 juta pounds.
7. Ronaldinho - (Barcelona-AC Milan, 2003-2008)
Bersama La Blaugrana, Ronaldinho dianggap sebagai salah satu pemain paling berbakat dengan sepak bola indahnya. Kecepatan, trik, olah bola, drible mengagumkan melekat pada sosok Ronaldinho. Pemain murah senyum itu pindah ke Barcelona pada bulan Juli 2003 ketika prestasi klub asal Catalan itu menurun dan dia adalah pemain penting yang berperan mengembalikan pamor mereka.
Sentuhan emasnya membantu Barcelona memenangkan dua gelar sekaligus pada tahun 2006, yaitu La Liga dan Liga Champions. Setelah Piala Dunia di Jerman, pamor Ronaldinho melambung dan ia makin dikenal sebagai ikon La Blaugrana -julukan Barca-. Buntut semakin tajamnya konflik antara Ronaldinho dan Barcelona, akhirnya bintang asal Brazil itu memilih meninggalkan Camp Nou -kandang Barca-.
obi Ronaldinho mengunjungi klub-klub malam di Barcelona adalah penyebab penampilannya dan hubungannya dengan klub memburuk. Hingga akhrinya Ronaldinho memutuskan meninggalkan Barca dan bergabung dengan klub raksasa Seri A, AC Milan. Tapi karirnya di Italia tidak segemilang sewaktu merumput di La Liga, hingga ia kembali ke tanah kelahirannya Brazil.
8. Luis Figo - (Barcelona-Real Madrid, 1995-2000)
Semenjak bergabung bersama skuat Catalan pada 1995, pesona Luis Figo makin bersinar. Dibantu Ronaldo sebagai rekan satu timnya, pemain asal Portugal itu lantas mempersembahkan trofi Piala UEFA kepada Barca. Selanjutnya ia mempersembahkan dua gelar La Liga secara beruntun untuk skuat Catalan.
Total Figo telah mengoleksi 172 pertandingan bersama Barca dan mencetak lebih dari 30 gol. Figo ketika itu jadi kesayangan publik Camp Nou bersama dengan Rivaldo dan Patrick Kluivert. Namun ia membuat fans Barca murka ketika dirinya memilih bergabung ke Real Madrid yang merupakan rival abadi mereka dengan memecahkan rekor transfer dunia sebesar 62 juta euro.
Salah satu kekesalan tim asal Catalan terjadi ketika fans Barca melemparnya dengan kepala babi pada tahun 2002. Meski begitu, kemudian pemain berusia 40 tahun ini mengaku dirinya pergi dari Barcelona karena dirinya tidak dihargai di Camp Nou.
9. Alessandro Nesta - (Lazio-AC Milan, 1993-2002)
Mengawali karirnya bersama Lazio dengan membantu tim biru asal Roma itu meraih Piala Winners, namun setelah lebih dari 10 tahun berseragam Biancoceleste -julukan Lazio, Nesta akhirnya pindah. Nesta sendiri adalah produk asli binaan akademi muda Lazio dan meski sudah pensiun ia masih dianggap sebagai salah satu bek terbaik dunia.
Total dari tahun 1985-1993 sebagai pemain junior sampai 2002 masuk skuat senior, karirnya ia habiskan hanya bersama Lazio tak pelak ia dianggap ikon klub asal Ibukota Italia tersebut. Namun krisis keuangan yang menimpa klub, Lazio di tahun 2002 memaksa klub tersebut menjual beberapa pemain topnya, salah satunya adalah Nesta.
AC Milan menjadi klub yang beruntung meminangnya. Membela Milan, sosok Nesta kemudian dianggap seorang penghianat oleh pendukung Lazio. Bersama Milan, performa Nesta makin bersinar dengan meraih gelar Liga Champions hingga akhirnya memilih gantung sepatu.
10. Frank Lampard - (Chelsea-New York City, 2001-2014)
Setelah 13 tahun membela Chelsea, tidak menjadi jaminan Frank Lampard bakal terus bertahan di Stamford Bridge -kandang Chelsea-. Sejak bergabung dari West Ham pada 2001, Lampard telah meraih 11 piala, termasuk tiga gelar Liga Primer dan Liga Champions pada 2012 bersama The Blues -julukan Chelsea-.
Bahkan pemain asal Inggris yang kini berusia 35 tahun ini merupakan pencetak gol terbanyak di Chelsea. Namun lantaran negosiasi kontrak tak berjalan lancar, Lampard memutuskan meninggalkan Chelsea pada akhir musim kemarin untuk melanjutkan karirnya di Amerika Serikat bersama salah satu klub Major League Soccer (MLS), New York City.
Lampard telah turun sebanyak 649 kali untuk Chelsea termasuk mengangkat empat kali Piala FA, serta Liga Eropa selama karirnya di klub asal London barat itu.
Loyalitas dalam sepak bola modern menjadi suatu yang langka saat ini, contoh terbaru adalah keputusan Gerrard meninggalkan Liverpool di akhir musim nanti untuk kemudian merumput di kompetisi Major League Soccer (MLS) bersama LA Galaxy. Namun Gerrard tidak sendirian, masih ada lagi beberapa ikon klub lainnya yang memutuskan pindah. Sindonews coba merangkumnya jadi 10 ikon klub yang akhirnya memutuskan hengkang:
1. Steven Gerrard - (Liverpool-La Galaxy, 1998-2015)
Keputusan Steven Gerrard menyudahi masa baktinya di Liverpool pada akhir musim ini, telah mengejutkan berbagai pihak. Pemain yang akrab disapa Stevie G itu membuat keputusan untuk tidak meneken kontrak baru di Anfield -kandang Liverpool-, dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat bersama LA Galaxy.
Gerrard menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mengabdi pada Liverpool, hingga akhirnya memutuskan hengkang usai 17 musim berseragam The Reds -julukan Liverpool-. Mengawali debut pada 1998, Gerrard telah menyumbang berbagai gelar bergengsi buat Liverpool seperti Liga Champions, Piala FA hingga Community Shield.
2. Michael Owen - (Liverpool-Real Madrid, 1996-2004)
Michael Owen dan Liverpool sepertinya tidak bisa dipisahkan, saat tim asal Merseyside itu mencapai puncak kejayaannya dengan meraih treble di musim 2000–2001. Liverpool berhasil memenangi Piala Liga Inggris, Piala FA dan Piala UEFA untuk mengakhiri periode puasa gelar mereka selama 6 tahun.
Owen pribadi didapuk menjadi Pemain Terbaik Eropa sebagai penghargaan atas performanya di musim tersebut. Bahkan kala itu namanya bersinar sebagai penyerang muda yang mampu mencapai 100 gol di Liga Primer. Owen juga selalu menjadi pencetak gol terbanyak Liverpool di tiap musimnya.
Namun di tahun 2004, Owen memutuskan pindah ke Real Madrid, tapi sayang karirnya kemudian meredum bersama klub raksasa Spanyol itu. Lantaran jadi penghangat bangku cadangan, Owen akhirnya memutuskan hijrah dari Spanyol dan kembali ke Inggris. Ia sempat membela Newcastle United, Manchester United dan Stroke City. Namun performanya kian menurun seiring badai cedera yang terus menghantamnya. Akhirnya ia memutuskan untuk pensiun pada akhir musim 2012–2013.
3. David Beckham - (Manchester United-Real Madrid, 1992-2003)
Memulai karirnya bersama Manchester United, nama David Beckham perlahan mulai dikenal dunia. Bersama klub berjuluk Setan Merah, Beckham telah menyumbang enam gelar Liga Primer, dua Piala FA dan satu Liga Champions. Ketika telah menjadi idola di Old Trafford, pemain yang dikenal lewat aksi tendangan bebasnya itu memilih pindah ke Real Madrid di 2013.
Kepergian Beckham kala itu disertai rumor keretakan hubungan dengan pelatih United, Sir Alex Ferguson. Rumor tersebut semakin memanaskan pemberitaan kepindahan Beckham ke Madrid. Setelah lima musim membela Los Blancos -julukan Madrid-, pemain yang kerap disapa Becks melanjutkan karirnya ke Amerika Serikat dengan bergabung dengan LA Galaxy.
Kepindahannya ke LA Galaxy juga mendapat sorotan lantaran Becks dinilai membuka jalan bagi para pesepak bola dunia untuk berkiprah di Liga Amerika. Ketika bersama Galaxy, bapak empat orang anak ini sempat dipinjamkan ke AC Milan. Setelah itu, ia kemudian memperkuat Paris Saint-Germain di tahun 2013 dan sukses membawa PSG menjadi juara liga domestik setelah puasa gelar sejak 19 tahun lalu.
Becks tergolong pesepakbola sukses, di mana dia telah merasakan gelar juara di empat negara berbeda, yakni sejak berseragam Manchetser United, Real Madrid, LA Galaxy dan PSG. Kini pesepak bola flamboyan tersebut telah memutuskan pensiun sejak Mei 2013 lalu.
4. Raul Gonzales - (Real Madrid-Schalke04, 1994-2010)
Raul Gonzales adalah sebuah legenda buat Real Madrid, tapi siapa yang menyangka pemain yang kerap dijuluki pangeran Madrid itu akhirnya memutuskan hengkang pada 2010 dari Santiago Bernabeu -kandang Madrid-. Sepanjang berseragam Los Blancos -julukan Madrid-, Raul sudah mencetak 323 gol dari 741 pertandingan.
Ia juga menempati urutan ketiga sebagai pencetak gol terbanyak di Real Madrid sepanjang waktu dan sukses mempersembahkan enam gelar La Liga, tiga Liga Champions dan berbagai gelar lainnya. Namun, sejak tahun 2003, ia telah menjadi sasaran empuk bagi media massa dan suporter yang mengkritik karena penampilan buruknya sejak 4 tahun belakangan, dimana Madrid mengalami kesulitan memenangi gelar di Spanyol dan di Eropa.
Perlahan Raul mulai tersingkir dari skuat utama hingga puncaknya di tahun 2010 ia memutuskan untuk pergi dan bergabung dengan klub Jerman, Schalke 04. Setelah dua musim bersama Schalke, Raul juga sempat memperkuat klub Qatar, Al Sadd pada periode 2012-2014. Kini pemain yang dikenal bernomor 7 kala membela Madrid itu resmi berseragam klub divisi dua MLS (Major League Soccer), New York Cosmos.
5. Alessandro Del Piero - (Juventus-Sydney FC, 1993-2013)
Del Pireo mungkin dapat dibilang pemain yang paling loyal di Seri A. Bahkan loyalitasnya teruji saat ia dengan setia rela berjibaku di Seri B ketika Juventus terdegradasi akibat skandal calciopoli. Selama 19 musim memperkuat Juventus, dia memenangkan tujuh gelar Seri A, satu gelar Liga Champions UEFA dan satu gelar Piala Interkontinental.
Ketika Juventus kesandung kasus pengaturan skor, Del Piero sebenarnya berpeluang untuk hengkang, namun ia tidak bergeming ketika banyak tawaran dari klub sebesar AC Milan, Inter Milan, Arsenal, dan juga Real Madrid. Ia memilih untuk membantu Juve melewati masa-masa sulit itu.
Namun sayang pengorbananya saat membela Juventus hilang begitu saja karena jajaran pengurus serta pelatih enggan memberikan perpanjangan kontrak. Di tahun 2012 pemain dengan julukan Il Pinturicchio itu akhirnya memilih melanjutkan karirnya di Sydney FC.
6. Thierry Henry - (Arsenal-Barcelona, 2007-2012)
Sejak didatangkan Arsenal dari Juventus pada 1999, Thierry Henry langsung menjelma jadi pujaan publik fans Meriam London -julukan Arsenal-. Meski saat itu Arsenal mengalami kesulitan di Liga Primer, Henry tetap muncul sebagai pencetak gol terbanyak hampir setiap musim. Dibawah mentor dan pelatihnya, Arsene Wenger, Henry menjadi penyerang haus gol dan pencetak gol terbanyak di Arsenal, dengan 226 gol.
Bersama The Gunners, Henry dua kali memenangkan Liga Inggris dan tiga Piala FA, dua kali dinominasikan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA. Henry menghabiskan dua musim terakhirnya dengan Arsenal sebagai kapten, dan berhasil memimpin klubnya ke final Liga Champions League. Namun pada Juni 2007, setelah delapan tahun di Arsenal, Henry pindah ke Barcelona dengan nilai transfer sebesar 16,1 juta pounds.
7. Ronaldinho - (Barcelona-AC Milan, 2003-2008)
Bersama La Blaugrana, Ronaldinho dianggap sebagai salah satu pemain paling berbakat dengan sepak bola indahnya. Kecepatan, trik, olah bola, drible mengagumkan melekat pada sosok Ronaldinho. Pemain murah senyum itu pindah ke Barcelona pada bulan Juli 2003 ketika prestasi klub asal Catalan itu menurun dan dia adalah pemain penting yang berperan mengembalikan pamor mereka.
Sentuhan emasnya membantu Barcelona memenangkan dua gelar sekaligus pada tahun 2006, yaitu La Liga dan Liga Champions. Setelah Piala Dunia di Jerman, pamor Ronaldinho melambung dan ia makin dikenal sebagai ikon La Blaugrana -julukan Barca-. Buntut semakin tajamnya konflik antara Ronaldinho dan Barcelona, akhirnya bintang asal Brazil itu memilih meninggalkan Camp Nou -kandang Barca-.
obi Ronaldinho mengunjungi klub-klub malam di Barcelona adalah penyebab penampilannya dan hubungannya dengan klub memburuk. Hingga akhrinya Ronaldinho memutuskan meninggalkan Barca dan bergabung dengan klub raksasa Seri A, AC Milan. Tapi karirnya di Italia tidak segemilang sewaktu merumput di La Liga, hingga ia kembali ke tanah kelahirannya Brazil.
8. Luis Figo - (Barcelona-Real Madrid, 1995-2000)
Semenjak bergabung bersama skuat Catalan pada 1995, pesona Luis Figo makin bersinar. Dibantu Ronaldo sebagai rekan satu timnya, pemain asal Portugal itu lantas mempersembahkan trofi Piala UEFA kepada Barca. Selanjutnya ia mempersembahkan dua gelar La Liga secara beruntun untuk skuat Catalan.
Total Figo telah mengoleksi 172 pertandingan bersama Barca dan mencetak lebih dari 30 gol. Figo ketika itu jadi kesayangan publik Camp Nou bersama dengan Rivaldo dan Patrick Kluivert. Namun ia membuat fans Barca murka ketika dirinya memilih bergabung ke Real Madrid yang merupakan rival abadi mereka dengan memecahkan rekor transfer dunia sebesar 62 juta euro.
Salah satu kekesalan tim asal Catalan terjadi ketika fans Barca melemparnya dengan kepala babi pada tahun 2002. Meski begitu, kemudian pemain berusia 40 tahun ini mengaku dirinya pergi dari Barcelona karena dirinya tidak dihargai di Camp Nou.
9. Alessandro Nesta - (Lazio-AC Milan, 1993-2002)
Mengawali karirnya bersama Lazio dengan membantu tim biru asal Roma itu meraih Piala Winners, namun setelah lebih dari 10 tahun berseragam Biancoceleste -julukan Lazio, Nesta akhirnya pindah. Nesta sendiri adalah produk asli binaan akademi muda Lazio dan meski sudah pensiun ia masih dianggap sebagai salah satu bek terbaik dunia.
Total dari tahun 1985-1993 sebagai pemain junior sampai 2002 masuk skuat senior, karirnya ia habiskan hanya bersama Lazio tak pelak ia dianggap ikon klub asal Ibukota Italia tersebut. Namun krisis keuangan yang menimpa klub, Lazio di tahun 2002 memaksa klub tersebut menjual beberapa pemain topnya, salah satunya adalah Nesta.
AC Milan menjadi klub yang beruntung meminangnya. Membela Milan, sosok Nesta kemudian dianggap seorang penghianat oleh pendukung Lazio. Bersama Milan, performa Nesta makin bersinar dengan meraih gelar Liga Champions hingga akhirnya memilih gantung sepatu.
10. Frank Lampard - (Chelsea-New York City, 2001-2014)
Setelah 13 tahun membela Chelsea, tidak menjadi jaminan Frank Lampard bakal terus bertahan di Stamford Bridge -kandang Chelsea-. Sejak bergabung dari West Ham pada 2001, Lampard telah meraih 11 piala, termasuk tiga gelar Liga Primer dan Liga Champions pada 2012 bersama The Blues -julukan Chelsea-.
Bahkan pemain asal Inggris yang kini berusia 35 tahun ini merupakan pencetak gol terbanyak di Chelsea. Namun lantaran negosiasi kontrak tak berjalan lancar, Lampard memutuskan meninggalkan Chelsea pada akhir musim kemarin untuk melanjutkan karirnya di Amerika Serikat bersama salah satu klub Major League Soccer (MLS), New York City.
Lampard telah turun sebanyak 649 kali untuk Chelsea termasuk mengangkat empat kali Piala FA, serta Liga Eropa selama karirnya di klub asal London barat itu.
(akr)