Tak Masuk NBA All Stars, Kematian Tobi Hantui Benak Jordan
A
A
A
LOS ANGELES - Tidak terpilih sebagai NBA All Stars 2015, bintang pujaan baru Los Angeles Clippers, DeAndre Jordan menyibukan diri menulis artikel tentang kematian rekan satu timnya di Texas A&M, Tobi Oyedeji. Kematian Oyedeji yang sudah lima tahun lalu disebut membuatnya semakin dewasa menerima kenyataan.
Jordan yang tampil baik musim ini bersama Clippers tidak mampu menyembunyikan rasa kecewanya setelah gagal terpilih sebagai NBA All Stars episode ke-64. Meskipun nampak mantan pemain Texas A & M punya catatan yang mengesankan dengan rata-rata 10,7 poin, 13,8 rebound dan 2,4 blok per game, toh dia tetap terisih.
Satu slot terakhir NBA All Stars justru diisi Dirk Nowitzki yang dinilai oleh sebagian orang, biasa-biasa saja. Pelatih Clippers misalnya, Doc Rivers mengatakan Nowitzki diberi anggukan berdasarkan karirnya yang standar musim ini. Perkataan itu semakin membuat perasaan Jordan semakin menohok.
Dia kemudian menulis sebuah artikel menarik tentang persisnya bagaimana dia menerima semua perasaan kecewanya dengan berbesar hati. Artikel itu berisi curahan hati Jordan terkait meninggalnya Tobi Oyedeji, rekannya semasa berseragam Texas A&M, lima tahun lalu. Tulisannya kemudian dimuat New York Sports dengan judul “Saya Bukan Bintang NBA – It's Oke!” pada Sabtu (14/2/2015).
“Saya diberi tahu melalui telepon bahwa Tobi Oyedeji meninggal dalam kecelakaan beberapa menit setelah kami menikmati prom night, sebuah pesta kelulusan dari sekolah Texas. Kejadian itu hanya beberapa hari sebelum ulang tahun ke-18nya,” tulis Jordan dalam artikel itu.
Lebih jauh Jordan mengatakan, sejak peristiwa itu, dia semakin mendekatkan diri dengan agama. Hal yang membuatnya merasa mampu menghadapi rasa kecewa dalam hidup, dan menerima dengan ikhlas rasa sebuah kehilangan.
“Bagi saya, tidak hanya kematian mendadak Tobi menghancurkan perasaan, tetapi untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya bisa begitu dekat dengan Tuhan, bahkan lebih dekat daripada yang pernah saya bayangkan,” lanjutnya.
Terpilihnya Nowitzki membuatnya yakin, dalam hidup tidak semua hal yang dia inginkan akan mudah tercapai. Usahanya mencetak rekor 67 rebound dalam tiga pertandingan terakhir Clippers sebelum panggung bintang di gelar sama sekali tidak merubah keputusan NBA.
“Situasi seperti ini tidak sederhana, tetapi ketika Anda bertanya kepada saya apakah saya pikir Dirk Nowitzki layak untuk mewakili Wilayah Barat di Madison Square Garden, jawaban saya akan tetap sama. Ya,” tandasnya.
Jordan yang tampil baik musim ini bersama Clippers tidak mampu menyembunyikan rasa kecewanya setelah gagal terpilih sebagai NBA All Stars episode ke-64. Meskipun nampak mantan pemain Texas A & M punya catatan yang mengesankan dengan rata-rata 10,7 poin, 13,8 rebound dan 2,4 blok per game, toh dia tetap terisih.
Satu slot terakhir NBA All Stars justru diisi Dirk Nowitzki yang dinilai oleh sebagian orang, biasa-biasa saja. Pelatih Clippers misalnya, Doc Rivers mengatakan Nowitzki diberi anggukan berdasarkan karirnya yang standar musim ini. Perkataan itu semakin membuat perasaan Jordan semakin menohok.
Dia kemudian menulis sebuah artikel menarik tentang persisnya bagaimana dia menerima semua perasaan kecewanya dengan berbesar hati. Artikel itu berisi curahan hati Jordan terkait meninggalnya Tobi Oyedeji, rekannya semasa berseragam Texas A&M, lima tahun lalu. Tulisannya kemudian dimuat New York Sports dengan judul “Saya Bukan Bintang NBA – It's Oke!” pada Sabtu (14/2/2015).
“Saya diberi tahu melalui telepon bahwa Tobi Oyedeji meninggal dalam kecelakaan beberapa menit setelah kami menikmati prom night, sebuah pesta kelulusan dari sekolah Texas. Kejadian itu hanya beberapa hari sebelum ulang tahun ke-18nya,” tulis Jordan dalam artikel itu.
Lebih jauh Jordan mengatakan, sejak peristiwa itu, dia semakin mendekatkan diri dengan agama. Hal yang membuatnya merasa mampu menghadapi rasa kecewa dalam hidup, dan menerima dengan ikhlas rasa sebuah kehilangan.
“Bagi saya, tidak hanya kematian mendadak Tobi menghancurkan perasaan, tetapi untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya bisa begitu dekat dengan Tuhan, bahkan lebih dekat daripada yang pernah saya bayangkan,” lanjutnya.
Terpilihnya Nowitzki membuatnya yakin, dalam hidup tidak semua hal yang dia inginkan akan mudah tercapai. Usahanya mencetak rekor 67 rebound dalam tiga pertandingan terakhir Clippers sebelum panggung bintang di gelar sama sekali tidak merubah keputusan NBA.
“Situasi seperti ini tidak sederhana, tetapi ketika Anda bertanya kepada saya apakah saya pikir Dirk Nowitzki layak untuk mewakili Wilayah Barat di Madison Square Garden, jawaban saya akan tetap sama. Ya,” tandasnya.
(bbk)