Arema Kecam Menpora dan BOPI

Jum'at, 20 Februari 2015 - 13:43 WIB
Arema Kecam Menpora dan BOPI
Arema Kecam Menpora dan BOPI
A A A
MALANG - Salah satu kontestan Indonesia Super League (ISL) 2015, Arema Cronus mengecam sikap Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) yang menunda jalannya kompetisi sepak bola bergengsi di tanah air. Setidaknya, semua klub harus menyelesaikan persoalan administrasi selama dua pekan atas rekomendasi Badan Olah Raga Profesional (BOPI).

Arema merasa kerugian bakal ada di depan mata mereka dengan penundaan ini. Bukan hanya klub yang merasa dirugikan tapi juga semua elemen yang terlibat dalam kompetisi. Bagi Arema Cronus, kerugian besar memang dialami. Mulai batal mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan lebih awal, hingga pemasukan dari sponsorship.

“Menpora dan BOPI jangan bangga berhasil menunda ISL. Karena justru ini sebuah kerugian yang dampaknya luar biasa. Klub dirugikan itu sudah pasti. Sponsor pun akan berteriak. Karena mereka sudah menyusun jadwal juga untuk sebuah promosi. Bahkan penjual kaki lima dan tukang parkir di stadion pun jelas terkena imbasnya. Karena mereka jauh-jauh hari berharap dapat penghasilan tanggal 21 Februari akhirnya tidak jadi. Apa Menpora dan BOPI berfikir sampai situ?,"tegas CEO Arema Iwan Budianto seperti dilansir situs resmi klub, Kamis (19/2/2015) kemarin.

Iwan menuturkan jika menginginkan klub di Indonesia memiliki standar profesional seperti diharapkan, bukan dengan cara menunda kompetisi. Ia mencontohkan, banyak perubahan kebijakan di kementerian yang tidak merugikan pihak terkait. “Menteri Kelautan saja memberikan banyak kemudahan kepada nelayan agar lebih cepat sejahtera. Begitu juga menteri yang lain. Harusnya Menpora juga memberikan kemudahan kepada klub sepak bola. Karena klub ini masih dalam proses menuju profesional. Tapi sekarang, justru mereka mempersulit pemasukan klub dengan menunda kompetisi,” lanjut Iwan

Sebenarnya Arema sangat berharap Menpora dan BOPI bisa terjun langsung ke klub untuk terlibat bagaimana susahnya mengelola klub sepakbola. “Menpora kan punya banyak staf. Bagi saja mereka ke 18 klub ISL. Biar tahu juga secara langsung mengelola klub. Kalau memang klub belum bagus manajemennya, itu dibenahi sambil kompetisi berjalan,” tegas Iwan
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7973 seconds (0.1#10.140)