Ini Jawaban Manajemen PBR Soal Tunggakan Gaji

Jum'at, 06 Maret 2015 - 16:12 WIB
Ini Jawaban Manajemen PBR Soal Tunggakan Gaji
Ini Jawaban Manajemen PBR Soal Tunggakan Gaji
A A A
BANDUNG - Direksi PT Kreasi Perfoma Pasundan (KPP) selaku perusahaan yang menaungi tim Pelita Bandung Raya (PBR), akhirnya angkat bicara terkait keterlambatan dalam membayar gaji, baik pemain, pelatih hingga ofisial tim. Gaji terlambat lantaran jadwal kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 mengalami kemunduran.

Penegasan ini disampaikan CEO PT KPP, Marco Gracia Paulo. Menurutnya, dengan mundurnya kompetisi cashflow internal klub menjadi terhambat. "Dan dana yang ada juga digunakan untuk mengamankan jalannya program latihan tim PBR," ujar Marco, Jumat (6/3/2015).

Tertundanya kick off ISL yang sejatinya digelar pada 20 Februari 2015 lalu ini, kata Marco memang sedikit banyak berpengaruh terutama dalam pembayaran yang seharusnya sudah dapat diterima oleh klub PBR dan pihak-pihak lain.

"Tapi untuk gaji kontrak musim 2014 sudah diselesaikan kepada seluruh pemain, pelatih dan ofisial setelah kami terima penyelesaian dana kontribusi dari PT. Liga untuk musim 2014 yang lalu, yang diterima pada bulan Februari kemarin," katanya.

Dengan begitu, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan segala tunggakan gaji yang belum terbayarkan untuk kontrak musim 2015 termasuk untuk pemain yang baru didatangkannya.

"Kita sedang melakukan segala usaha untuk dapat menyelesaikan kewajiban kekurangan gaji untuk kontrak baru (musim 2015) kepada para pemain, pelatih, ofisial dan manajemen Klub PBR sesegera mungkin. Karena itu kami akan tetap mengikuti Turnamen Bali Island Cup pada tanggal 12 Maret nanti," tegasnya.

Marco juga menyayangkan sikap pelatih Dejan Antonic yang kerap mengadu kepada sejumlah media massa, baik cetak, elektronik terkait permasalahan yang dialami manajemen PBR. Menurutnya, pernyataan Dejan terlalu menyudutkan dan mengarah kepada provokasi yang dapat membentuk opini publik. Apalagi salah satu pernyataannya bahwa para pemain PBR tidak dapat makan dan minum adalah sangat tidak berdasar dan tidak sesuai dengan kebenaran. (Baca juga : Dejan Mogok Melatih PBR)

"Seluruh aspek seperti makan, minum, tempat tinggal telah dan selalu kami penuhi. Bahkan pelayanan yang manajemen PBR berikan kepada para pemain dan pelatih kami berikan dengan standar yang tinggi seperti apartemen bagi pelatih dan pemain asing, dan rumah yang sangat layak dan nyaman bagi para pemain lokal," jelasnya.

Dengan demikian, Marco mengingatkan Dejan agar lebih menghormati salah satu bagian kontraknya, yaitu tidak mengeluarkan pernyataan atau memberikan keterangan yang sifatnya merugikan klub atau berindikasi dapat mengganggu keharmonisan dalam klub pada pers, baik cetak maupun elektronik. (Pasal 10, ayat 5 Kontrak Kerja Pelatih Kepala)," paparnya.

Saat ini, pihaknya tengah berupaya untuk tetap memegang teguh dan menjalankan filosofi yang selama ini dijalani. Seperti pemain, pelatih dan ofisial selalu menjadi prioritas dalam klub PBR.

"Unit lainnya di dalam klub seperti staf manajemen dan unit lainnya, tidak terkecuali saya sendiri sebagai CEO dan Ketua Umum Klub akan mengikuti di belakangnya. Hal ini telah dibuktikan secara konsisten sejak awal, setiap dana yang masuk akan selalu diprioritaskan bagi para pemain, pelatih dan ofisial klub PBR," katanya.

"Kami percaya akan membawa Klub ketingkatan yang lebih baik sampai akhirnya ke level profesional. Bahkan, pada bulan Januari 2015 yang lalu, Direksi mengambil keputusan untuk melepas beberapa staf manajemen dalam rangka penghematan anggaran, agar dana lebih leluasa digunakan untuk kepentingan tim (pemain, pelatih dan ofisial), sehingga mengakibatkan kami kekurangan personil dimana saat ini kami sangat mobile khususnya untuk pengurusan rencana perpindahan klub ke Bekasi. Angka dan data menjadi data perusahaan yang bersifat rahasia dan tertutup, namun dapat dipastikan valid dan akurat," pungkasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.6000 seconds (0.1#10.140)