Tontowi/Liliyana Melaju ke Final
A
A
A
BIRMINGHAM - Ambisi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mempertahankan gelar Yonex All England Open terbuka lebar setelah mengandaskan wakil Denmark Joachim Fischer Nielsen/ Christinna Pedersen 21- 17, 21-11 pada semifinal di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris, tadi malam.
Sukses Tontowi/Liliyana ini mengobati kekecewaan setelah pada laga lainnya, pasangan ganda campuran Praveen Jordan/ Debby Susanto harus mengakui kehebatan unggulan teratas Zhang Nan/ Zhao Yunlei, 21-15 dan 21-10. ”Kami senang bisa melaju ke final. Tapi perjuangan belum selesai. Kami harus kembali fokus untuk pertandingan besok (hari ini). Kami mau fokus untuk memberikan yang terbaik,” kata Liliyana selepas laga.
Ganda campuran terbaik Indonesia ini akan berhadapan dengan pasangan China Zhang Nan/Zhao Yunlei. Ini menjadi pertemuan ketiga bagi mereka di partai final Yonex All England Open. Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao saling berhadapan di final dua tahun berturutturut pada 2013 dan 2014, di mana kemenangan terus berada di pihak Tontowi/Liliyana. ”Tapi itu enggak boleh membuat lengah. Kami tidak mau percaya diri secara berlebihan. Harus tetap fokus,” imbuh Liliyana.
Sementara itu, harapan pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto melangkah ke final Yonex All England Open 2015 kandas. Praveen/Debby harus mengakui kehebatan unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei, 21-15 dan 21-10 di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris, tadi malam. ”Hari ini permainan saya kurang keluar. Dari game pertama sudah ditekan duluan sama Zhang/Zhao. Selanjutnya pengen nyoba-nyoba tetap tertekan terus,” kata Praveen selepas laga dilansir tim Humas PBSI.
Pada game pertama, Praveen/ Debby langsung tertinggal 4-8 dari Zhang/Zhao. Ketertinggalan mereka semakin jauh di angka 11-20. Praveen/Debby sempat mencuri empat angka berturut-turut menjadi 15-20. Sayang akhirnya mereka tak bisa menyusul terlalu jauh lagi, Praveen/Debby kalah 15-21. ”Kami kurang puas dengan permainan hari ini, kami telat panasnya. Di game pertama saja, kami baru bisa keluar pas ketinggalan 11-20. Jadinya sudah susah mengejar lagi,” papar Debby.
Tekanan seakan tak bisa lepas dari pasangan yang kini menghuni peringkat 13 dunia itu. Tertinggal 8-11 di interval, mereka lagi-lagi kehilangan angka terlalu jauh dalam satu kali perpindahan bola. Mereka pun akhirnya harus merelakan tiket final setelah kalah 10-21 di gamekedua. Praveen/Debby dan Zhang/ Zhao sudah tiga kali berhadapan. Sejauh ini hasil pertemuan selalu dimenangkan oleh Zhang/ Zhao.
Terakhir mereka berhadapan di Yonex Denmark Open 2014. Ketika itu Praveen/Debby kalah 15- 21 dan 20-22. Meskipun tidak puas dengan penampilan mereka, Praveen/ Debby mengaku tetap bersyukur. Pencapaiannya di Yonex All England Open tahun ini mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Tahun lalu Praveen/Debby harus angkat koper lebih awal. Keduanya kalah di babak kualifikasi melawan pasangan Denmark, Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl, 12-21 dan 14-21.
Hanna
Sukses Tontowi/Liliyana ini mengobati kekecewaan setelah pada laga lainnya, pasangan ganda campuran Praveen Jordan/ Debby Susanto harus mengakui kehebatan unggulan teratas Zhang Nan/ Zhao Yunlei, 21-15 dan 21-10. ”Kami senang bisa melaju ke final. Tapi perjuangan belum selesai. Kami harus kembali fokus untuk pertandingan besok (hari ini). Kami mau fokus untuk memberikan yang terbaik,” kata Liliyana selepas laga.
Ganda campuran terbaik Indonesia ini akan berhadapan dengan pasangan China Zhang Nan/Zhao Yunlei. Ini menjadi pertemuan ketiga bagi mereka di partai final Yonex All England Open. Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao saling berhadapan di final dua tahun berturutturut pada 2013 dan 2014, di mana kemenangan terus berada di pihak Tontowi/Liliyana. ”Tapi itu enggak boleh membuat lengah. Kami tidak mau percaya diri secara berlebihan. Harus tetap fokus,” imbuh Liliyana.
Sementara itu, harapan pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto melangkah ke final Yonex All England Open 2015 kandas. Praveen/Debby harus mengakui kehebatan unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei, 21-15 dan 21-10 di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris, tadi malam. ”Hari ini permainan saya kurang keluar. Dari game pertama sudah ditekan duluan sama Zhang/Zhao. Selanjutnya pengen nyoba-nyoba tetap tertekan terus,” kata Praveen selepas laga dilansir tim Humas PBSI.
Pada game pertama, Praveen/ Debby langsung tertinggal 4-8 dari Zhang/Zhao. Ketertinggalan mereka semakin jauh di angka 11-20. Praveen/Debby sempat mencuri empat angka berturut-turut menjadi 15-20. Sayang akhirnya mereka tak bisa menyusul terlalu jauh lagi, Praveen/Debby kalah 15-21. ”Kami kurang puas dengan permainan hari ini, kami telat panasnya. Di game pertama saja, kami baru bisa keluar pas ketinggalan 11-20. Jadinya sudah susah mengejar lagi,” papar Debby.
Tekanan seakan tak bisa lepas dari pasangan yang kini menghuni peringkat 13 dunia itu. Tertinggal 8-11 di interval, mereka lagi-lagi kehilangan angka terlalu jauh dalam satu kali perpindahan bola. Mereka pun akhirnya harus merelakan tiket final setelah kalah 10-21 di gamekedua. Praveen/Debby dan Zhang/ Zhao sudah tiga kali berhadapan. Sejauh ini hasil pertemuan selalu dimenangkan oleh Zhang/ Zhao.
Terakhir mereka berhadapan di Yonex Denmark Open 2014. Ketika itu Praveen/Debby kalah 15- 21 dan 20-22. Meskipun tidak puas dengan penampilan mereka, Praveen/ Debby mengaku tetap bersyukur. Pencapaiannya di Yonex All England Open tahun ini mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Tahun lalu Praveen/Debby harus angkat koper lebih awal. Keduanya kalah di babak kualifikasi melawan pasangan Denmark, Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl, 12-21 dan 14-21.
Hanna
(ars)