Marin, Ratu Bulu Tangkis Spanyol yang Kejutkan Dunia
A
A
A
BIRMINGHAM - Pebulu tangkis muda asal Spanyol Carolina Marin menggebrak dunia setelah berhasil menjuarai turnamen bulu tangkis paling bergengsi All England. Wanita 21 tahun menjadi orang Spanyol pertama yang memenangkan All England setelah mengalahkan Saina Nehwal di partai final.
Setelah tahun lalu menjadi juara dunia untuk pertama kali, Marin kembali mencetak sejarah dengan meraih gelar All England pertamanya. Marin harus kerja keras untuk menghentikan langkah Saina Nehwal dari India dengan skor 16-21, 21-14, 21-7, di Barclaycard Arena, Birmingham, Minggu (8/3/2015) malam waktu setempat.
Marin lolos ke partai puncak setelah menaklukkan wakil Taiwan, Ti Tzu Ying. Unggulan keenam itu hanya butuh waktu 40 menit untuk meraih kemenangan 21-18, 21-11, sehari sebelum dia menyabet gelar di turnamen bulu tangkis tertua di dunia.
Saat melakoni laga pamungkas di nomor tunggal putri, Marin masih meraba game pertama dan menyerah 16-21. Tapi di game kedua, dia merangkak naik dalam posisi tertinggal 12-13 dengan mencatat lima poin beruntun yang membawanya unggul 17-13 dan memenangi game kedua.
Pertarungan pada game penentu berjalan timpang, Marin yang baru genap 22 tahun pada 15 Juni nanti semakin dominan, sementara Nehwal mulai kehabisan tenaga tak bisa berbuat banyak. Marin makin dekat dengan kemenangan setelah unggul 16-4. Dalam kondisi itu, Nehwal hanya mampu menambah tiga angka sebelum Marin akhirnya menutup pertandingan dalam 62 menit.
Selepas pertandingan, Marin sangat senang bisa menorehkan namanya menggunakan tinta emas dalam sejarah perkembangan bulutangkis Spanyol. Kepada harian olahraga asal negaranya, AS, dia mengibaratkan perasaannya saat ini seperti seorang petenis yang baru memenangkan gelar juara grand slam, Wimbledon.
Berikut petikan wawancara Marin setelah berhasil menjuarai turnamen All England 2015.
Bagaimana perasaan Anda setelah menjuarai All England?
"Gelar ini sangat istimewa bagi seorang pemain bulutangkis. Untuk setiap pemain badminton, turnamen ini sangat istimewa. Perasaan ini seperti seorang pemain tenis ketika memenangkan Wimbledon,”
Berhasil menyapu pertandingan dari game kedua, apakah ini prestasi besar?
“Saya pikir tidak. Tapi ada saat ketika saya berubah kecepatan terlempar pertemuan dan kunci untuk akhirnya menang,”
Publik sepertinya berada di sisi yang sama dengan Anda...
“Saya tidak tahu. Tapi, ya, saya telah menerima banyak dukungan hari ini. Kalangan masyarakat Spanyol juga telah mendorong saya. Saya merasa sangat nyaman dengan masyarakat dan saya sangat berterima kasih,”
Dengan kemenangan ini, Anda mungkin menempati peringkat 4 dalam ranking dunia. Apakah Anda membayangkan menjadi lima atlet terbaik dalam olahraga?
“Saya selalu berdiskusi dengan pelatih. Beberapa waktu lalu, saya tidak berpikir itu, tapi sekarang masuk lima besar dunia merupakan salah satu target musim ini,”
Apa yang kini menjadi tantangan Anda...
“Nah, mulai akhir Maret hingga April akan ada tiga turnamen Superseries. Pertama di India (24-29 Maret), kemudian di Malaysia (31 Maret-5 April), dan di Singapura (7-12 April). Semuanya sangat penting untuk dimenangi.
Setelah tahun lalu menjadi juara dunia untuk pertama kali, Marin kembali mencetak sejarah dengan meraih gelar All England pertamanya. Marin harus kerja keras untuk menghentikan langkah Saina Nehwal dari India dengan skor 16-21, 21-14, 21-7, di Barclaycard Arena, Birmingham, Minggu (8/3/2015) malam waktu setempat.
Marin lolos ke partai puncak setelah menaklukkan wakil Taiwan, Ti Tzu Ying. Unggulan keenam itu hanya butuh waktu 40 menit untuk meraih kemenangan 21-18, 21-11, sehari sebelum dia menyabet gelar di turnamen bulu tangkis tertua di dunia.
Saat melakoni laga pamungkas di nomor tunggal putri, Marin masih meraba game pertama dan menyerah 16-21. Tapi di game kedua, dia merangkak naik dalam posisi tertinggal 12-13 dengan mencatat lima poin beruntun yang membawanya unggul 17-13 dan memenangi game kedua.
Pertarungan pada game penentu berjalan timpang, Marin yang baru genap 22 tahun pada 15 Juni nanti semakin dominan, sementara Nehwal mulai kehabisan tenaga tak bisa berbuat banyak. Marin makin dekat dengan kemenangan setelah unggul 16-4. Dalam kondisi itu, Nehwal hanya mampu menambah tiga angka sebelum Marin akhirnya menutup pertandingan dalam 62 menit.
Selepas pertandingan, Marin sangat senang bisa menorehkan namanya menggunakan tinta emas dalam sejarah perkembangan bulutangkis Spanyol. Kepada harian olahraga asal negaranya, AS, dia mengibaratkan perasaannya saat ini seperti seorang petenis yang baru memenangkan gelar juara grand slam, Wimbledon.
Berikut petikan wawancara Marin setelah berhasil menjuarai turnamen All England 2015.
Bagaimana perasaan Anda setelah menjuarai All England?
"Gelar ini sangat istimewa bagi seorang pemain bulutangkis. Untuk setiap pemain badminton, turnamen ini sangat istimewa. Perasaan ini seperti seorang pemain tenis ketika memenangkan Wimbledon,”
Berhasil menyapu pertandingan dari game kedua, apakah ini prestasi besar?
“Saya pikir tidak. Tapi ada saat ketika saya berubah kecepatan terlempar pertemuan dan kunci untuk akhirnya menang,”
Publik sepertinya berada di sisi yang sama dengan Anda...
“Saya tidak tahu. Tapi, ya, saya telah menerima banyak dukungan hari ini. Kalangan masyarakat Spanyol juga telah mendorong saya. Saya merasa sangat nyaman dengan masyarakat dan saya sangat berterima kasih,”
Dengan kemenangan ini, Anda mungkin menempati peringkat 4 dalam ranking dunia. Apakah Anda membayangkan menjadi lima atlet terbaik dalam olahraga?
“Saya selalu berdiskusi dengan pelatih. Beberapa waktu lalu, saya tidak berpikir itu, tapi sekarang masuk lima besar dunia merupakan salah satu target musim ini,”
Apa yang kini menjadi tantangan Anda...
“Nah, mulai akhir Maret hingga April akan ada tiga turnamen Superseries. Pertama di India (24-29 Maret), kemudian di Malaysia (31 Maret-5 April), dan di Singapura (7-12 April). Semuanya sangat penting untuk dimenangi.
(sha)