The Citizens Belajar dari Sukses PSG dan Schalke
A
A
A
BARCELONA - Bek senior Manchester City Pablo Zabaleta menyatakan tak ada yang tak mungkin bagi The Citizens untuk lolos ke perempat final Liga Champions musim ini. Kemenangan yang dipetik Schalke 04 atas Real Madrid di Santiago Bernabeu, serta sukses Paris Saint-Germain (PSG) menyingkirkan Chelsea menjadi cermin dan pemompa semangat Man City untuk meraih kemenangan di Camp Nou.
Man City harus membalikkan keadaan setelah menyerah 1-2 pada laga pertama di Etihad Stadium, 24 Februari 2015. Celakanya, pemain Barcelona tengah onfire setelah sukses mengudeta Real Madrid di papan klasemen La Liga Spanyol. Barcelona pun tengah mencari catatan emas untuk lolos delapan kali secara beruntun ke perempat final.
Rekor Barcelona di Camp Nou, juga ciamik. Juara Liga Champions empat kali itu memenangi tiga laga kandang di penyisihan Grup F musim ini, termasuk menang 3-1 melawan PSG pada matchday 6. Mereka hanya kalah sekali dari 30 laga kandang Liga Champions, dan menang 23 kali. Rekor Barcelona di kandang melawan tim Inggris tercatat hanya kalah dua kali dari 29 pertemuan. Sisanya, menang 16 kali dan imbang 11 kali.
Namun, Zabaleta tidak ingin terjebak pada statistik. Menurutnya, apa yang dilakukan Schalke saat mengalahkan Madrid 4-3 di Bernabeu (meskipun Schalke tersingkir karena agregat 4-5) dan 10 pemain PSG berhasil menahan imbang 2-2 saat dijamu Chelsea di Stamford Bridge (PSG lolos produktivitas gol tandang), menandakan peluang selalu ada.
"Laga nanti tidak akan mudah, tapi tak ada yang mustahil dalam sepak bola. Anda harus siap untuk momen ini," kata Zabaleta dilansir BBC. "Jika Anda melihat pertandingan Real Madrid melawan Schalke dan Chelsea kontra PSG, itu menunjukkan apa pun bisa terjadi dalam sepak bola," imbuhnya.
"Itu sebabnya kami perlu pergi ke Barcelona dengan keyakinan, dan mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk memenangkan pertandingan itu. Secara mental kami harus fokus. Kami telah bermain di kompetisi ini selama empat tahun. Ini adalah kompetisi yang kami sangat ingin melangkah lebih jauh," ujar pemain kelahiran Buenos Aires, Argentina, 16 Januari 1985, itu.
Man City harus membalikkan keadaan setelah menyerah 1-2 pada laga pertama di Etihad Stadium, 24 Februari 2015. Celakanya, pemain Barcelona tengah onfire setelah sukses mengudeta Real Madrid di papan klasemen La Liga Spanyol. Barcelona pun tengah mencari catatan emas untuk lolos delapan kali secara beruntun ke perempat final.
Rekor Barcelona di Camp Nou, juga ciamik. Juara Liga Champions empat kali itu memenangi tiga laga kandang di penyisihan Grup F musim ini, termasuk menang 3-1 melawan PSG pada matchday 6. Mereka hanya kalah sekali dari 30 laga kandang Liga Champions, dan menang 23 kali. Rekor Barcelona di kandang melawan tim Inggris tercatat hanya kalah dua kali dari 29 pertemuan. Sisanya, menang 16 kali dan imbang 11 kali.
Namun, Zabaleta tidak ingin terjebak pada statistik. Menurutnya, apa yang dilakukan Schalke saat mengalahkan Madrid 4-3 di Bernabeu (meskipun Schalke tersingkir karena agregat 4-5) dan 10 pemain PSG berhasil menahan imbang 2-2 saat dijamu Chelsea di Stamford Bridge (PSG lolos produktivitas gol tandang), menandakan peluang selalu ada.
"Laga nanti tidak akan mudah, tapi tak ada yang mustahil dalam sepak bola. Anda harus siap untuk momen ini," kata Zabaleta dilansir BBC. "Jika Anda melihat pertandingan Real Madrid melawan Schalke dan Chelsea kontra PSG, itu menunjukkan apa pun bisa terjadi dalam sepak bola," imbuhnya.
"Itu sebabnya kami perlu pergi ke Barcelona dengan keyakinan, dan mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk memenangkan pertandingan itu. Secara mental kami harus fokus. Kami telah bermain di kompetisi ini selama empat tahun. Ini adalah kompetisi yang kami sangat ingin melangkah lebih jauh," ujar pemain kelahiran Buenos Aires, Argentina, 16 Januari 1985, itu.
(sha)