Pellegrini Heran, Lawan Barcelona, City Selalu Berakhir dengan 10 Pemain
A
A
A
BARCELONA - Pelatih Manchester City (Man City) Manuel Pellegrini mengungkapkan kegundahannya jelang laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Camp Nou, Rabu (18/3/2015) atau Kamis (19/3/2015) pukul 02.45 WIB. Pelatih asal Cile itu heran, mengapa dalam tiga pertemuan terakhir dengan Barcelona, timnya selalu mengakhiri laga dengan 10 pemain.
Pemain Man City mendapat kartu merah saat dikalahkan Barcelona 0-2 pada pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions 2013/2014 di Etihad Stadium, 18 Februari 2014. Bek asal Argentina Martin Demichelis diusir wasit menit ke-53 setelah melangggar Lionel Messi.
Lalu, pada pertemuan kedua di Camp Nou, giliran Pablo Zabaleta yang diusir wasit Stephane Lannoy menit ke-66 karena protes tidak memberi penalti setelah Edin Dzeko ditekel Gerard Pique. Saat itu, Man City menyerah 1-2. Musim ini, pada pertemuan pertama babak 16 besar di Etihad, 24 Februari lalu, Gael Clichy diusir wasit menit ke-74 akibat akumulasi kartu kuning. Man City pun menyerah 1-2.
Menurut laporan Sport.es, Pellegrini tidak menggunakan argumen tersebut sebagai kambing hitam kekalahan timnya dari Barcelona. Mantan pelatih Villarreal itu menjelaskan bahwa keluhannya tidak bertentangan dengan wasit, tetapi sebagai otokritik lantaran timnya tidak hati-hati.
"Ketiga pengusiran itu kesalahan kami. Mengalahkan Barcelona sebelas melawan sebelas saja sangat sulit. Dengan sepuluh pemain hampir tidak mungkin. Saya tidak mengeluhkan soal wasit. Saya melakukan tahun lalu, itu sebagai hukuman, tapi saya minta maaf untuk itu," kenangnya.
Membalikkan defisit 1-2 di Camp Nou, kata pelatih asal Cile itu, sangat sulit. Tapi dia akan memaksimalkan kesempatan untuk memenangkan pertandingan sekaligus menunjukkan bahwa Man City adalah salah satu klub terbesar di Eropa. "Melawan Barcelona, tak mungkin kami menerapkan taktik dengan lebih lama menguasai bola. Ini pertandingan yang sulit, tapi kami berusaha lolos," katanya.
Musim ini Pellegrini mengalami momen terburuk sejak duduk di kursi pelatih Man City pada 2013. Sabtu (14/3/2015) Man City dikalahkan Burnley 0-1 yang membuat posisi The Citizens tertinggal 6 poin dan satu laga dari Chelsea yang kini menguasai puncak klasemen dengan 64 angka.
"Saya tidak merasa dalam posisi tertekan. Saya masih punya kontrak setahun, dan saya yakin kami akan ada titik temu. Satu-satunya tekanan yang saya miliki adalah bahwa tim akan bermain, dan memungkinkan untuk lolos ke babak berikutnya." (Baca juga:
The Citizens Belajar dari Sukses PSG dan Schalke)
Tugas sulit dihadapi Man City untuk lolos ke perempat final. The Citizens datang ke Camp Nou membawa kekalahan 1-2 pada laga pertema. Di era Liga Champions, hanya dua tim yang bisa membalikkan keadaan setelah kalah di leg pertama di kandang, itu pun keduanya hanya kalah 0-1. Yakni, Ajax Amsterdam (vs Panathinaikos, semifinal 1995/1996, menang 3-0 di leg kedua) dan Inter Milan (vs Bayern Muenchen, babak 16 besar musim 2010/2011, menang 3-2). (Baca juga: Awas! Suarez si Penakluk Joe Hart)
Pemain Man City mendapat kartu merah saat dikalahkan Barcelona 0-2 pada pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions 2013/2014 di Etihad Stadium, 18 Februari 2014. Bek asal Argentina Martin Demichelis diusir wasit menit ke-53 setelah melangggar Lionel Messi.
Lalu, pada pertemuan kedua di Camp Nou, giliran Pablo Zabaleta yang diusir wasit Stephane Lannoy menit ke-66 karena protes tidak memberi penalti setelah Edin Dzeko ditekel Gerard Pique. Saat itu, Man City menyerah 1-2. Musim ini, pada pertemuan pertama babak 16 besar di Etihad, 24 Februari lalu, Gael Clichy diusir wasit menit ke-74 akibat akumulasi kartu kuning. Man City pun menyerah 1-2.
Menurut laporan Sport.es, Pellegrini tidak menggunakan argumen tersebut sebagai kambing hitam kekalahan timnya dari Barcelona. Mantan pelatih Villarreal itu menjelaskan bahwa keluhannya tidak bertentangan dengan wasit, tetapi sebagai otokritik lantaran timnya tidak hati-hati.
"Ketiga pengusiran itu kesalahan kami. Mengalahkan Barcelona sebelas melawan sebelas saja sangat sulit. Dengan sepuluh pemain hampir tidak mungkin. Saya tidak mengeluhkan soal wasit. Saya melakukan tahun lalu, itu sebagai hukuman, tapi saya minta maaf untuk itu," kenangnya.
Membalikkan defisit 1-2 di Camp Nou, kata pelatih asal Cile itu, sangat sulit. Tapi dia akan memaksimalkan kesempatan untuk memenangkan pertandingan sekaligus menunjukkan bahwa Man City adalah salah satu klub terbesar di Eropa. "Melawan Barcelona, tak mungkin kami menerapkan taktik dengan lebih lama menguasai bola. Ini pertandingan yang sulit, tapi kami berusaha lolos," katanya.
Musim ini Pellegrini mengalami momen terburuk sejak duduk di kursi pelatih Man City pada 2013. Sabtu (14/3/2015) Man City dikalahkan Burnley 0-1 yang membuat posisi The Citizens tertinggal 6 poin dan satu laga dari Chelsea yang kini menguasai puncak klasemen dengan 64 angka.
"Saya tidak merasa dalam posisi tertekan. Saya masih punya kontrak setahun, dan saya yakin kami akan ada titik temu. Satu-satunya tekanan yang saya miliki adalah bahwa tim akan bermain, dan memungkinkan untuk lolos ke babak berikutnya." (Baca juga:
The Citizens Belajar dari Sukses PSG dan Schalke)
Tugas sulit dihadapi Man City untuk lolos ke perempat final. The Citizens datang ke Camp Nou membawa kekalahan 1-2 pada laga pertema. Di era Liga Champions, hanya dua tim yang bisa membalikkan keadaan setelah kalah di leg pertama di kandang, itu pun keduanya hanya kalah 0-1. Yakni, Ajax Amsterdam (vs Panathinaikos, semifinal 1995/1996, menang 3-0 di leg kedua) dan Inter Milan (vs Bayern Muenchen, babak 16 besar musim 2010/2011, menang 3-2). (Baca juga: Awas! Suarez si Penakluk Joe Hart)
(sha)