Lima Momen Bersejarah Liga Inggris (Edisi 1)
A
A
A
LONDON - Semenjak dibentuk pada tahun 1992, Liga Inggris yang awalnya hanya liga sepak bola divisi pertama, akhirnya memutuskan membentuk liga baru dengan membuat kesepakatan menguntungkan. Pada tanggal 20 Februari 1992 dibentuk format kompetisi baru dengan nama FA Liga Primer dengan jumlah anggota sebanyak 22 klub pada musim pertama.
Kini setelah 23 tahun berjalan, Liga Inggris menjadi kompetisi yang paling banyak ditonton di dunia dan menjadi kiblat sepak bola khususnya di Eropa. Persaingan tinggi antara klub peserta Liga Inggris, menjadikan kompetisi ini sering menghadirkan banyak momen bersejarah dan tak terlupakan.
Kali ini dari sekian banyak cerita yang hadir di kompetisi Negeri Elizabeth itu, baik yang menginspirasi hingga memalukan. Sindonews akan coba merangkumnya jadi lima momen bersejarah sepanjang berlangsungnya Liga Inggris dari 1992 hingga 2015:
1. Sportivitas Paolo Di Canio
Tepatnya pada 16 Desember 2001, Paolo Di Canio yang dikenal sebagai pemain kontoversial dengan emosi meluap-luap mengejutkan publik Liga Inggris. Pemain asal Italia itu menunjukkan sportivitas di lapangan sepak bola yang sebenarnya, Di Canio bisa saja mengecoh seluruh publik stadion.
Ketika laga yang mempertemukan Everton kontra West Ham United dalam kondisi imbang 1-1, The Hammers yang dalam upaya mengejar kemenangan mendapatkan peluang emas. Penjaga gawang Everton, Paul Gerrard yang coba menghalau serangan West Ham terlihat kesakitan, bola mentah langsung dimanfaatkan Trevor Sinclair untuk melepaskan umpan silang.
Di Canio yang menunggu di depan gawang, terlihat menyambar bola dengan tangannya dan wasit tidak melihat insiden tersebut. Bukannya menembak ke gawang, Di Canio justru mengambil bola dengan kedua tangannya karena melihat penjaga gawang cedera. Pemain asal Italia itu mendapatkan pujian dan tepuk tangan dari seisi stadion.
Buntut dari tindakannya tersebut, Canio menyabet gelar penghargaan Fair Play dari FIFA pada 2001 setelah sengaja memegang bola dengan tangan dan tidak menembak bola ke gawang lawan karena kiper lawan ketika itu cedera. Tampaknya apa yang dilakukan Di Canio akan sulit ditiru oleh pemain sepak bola saat ini.
2. Trofi Pertama Liga Inggris Sir Alex Ferguson
Setelah 26 tahun tidak pernah memenangkan Liga Primer, Manchester United harus melewati pertandingan dramatis melawan Sheffield Wednesday dalam laga krusial sebelum menuntaskan dahaga mereka. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim, skuat besutan Fergie menatap musim dengan penuh percaya diri.
Terakhir kali United menjadi juara Liga Inggris adalah pada musim 1966-1967, dalam laga krusial menghadapi Sheffield. Kubu United tertinggal 1-0 di Old Trafford, hingga menit ke 84 skor tidak berubah. United yang saat itu bersaing dengan Aston Villa dalam perburuan gelar juara sangat membutuhkan kemenangan ini.
Ketika laga sepertinya akan berakhir, secara mengejutkan Steve Bruce menyamakan kedudukan. Hingga waktu normal belum ada pemenang, dan laga diteruskan perpanjangan waktu. Dimenit-menit akhir Bruce mencetak gol kembali untuk membawa United meraih kemenangan. Setelah laga ini United tidak terbendung dan memimpin 10 poin dari Aston Villa pada peringkat kedua hingga akhir kompetisi.
Gelar itu pun akhirnya datang pada musim 1992-1993 dan setelahnya United justru terbiasa dengan gelar juara di kompetisi domestik ini. Pada musim 1992/93, United mengakhiri kompetisi liga dengan raihan 84 poin, hasil dari 24 kemenangan, 12 imbang, dan enam kekalahan. Saat itu, semua tim harus melakoni 42 pertandingan karena kompetisi diikuti 22 tim.
3. Kaos Terkenal Mario Balotelli, Why always me?
Penyerang Manchester City, Mario Balotelli memang tidak pernah berhenti membuat ulah. Momen yang paling diingat adalah selebrasi unik pemain berjuluk Super Mario itu saat The Citizens -julukan City- melumat rival sekota mereka Manchester United dengan skor mencengangkan 6-1.
Semenjak diambil alih Sheikh Mansour, City mulai menunjukkan dominasinya di Liga Primer. Penampilan salah satu yang terbaik dari City terjadi pada 23 Oktober 2011 saat City membuat United tak berdaya. Balotelli menginspirasi Manchester City dengan mencetak dua gol pada laga melawan United.
Usai mencetak gol pertama, karena sadar media selalu mengikuti kehidupan pribadinya, Balotelli melakukan selebrasi sambil membuka jerseynya dan terlihat sebuah tulisan di dalam kaos: “Why always me?”. Peristiwa itu menjadi tanda awal kegilaan Balotelli pada musim-musim berikutnya.
4. Kemarahan Arsene Wenger
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger yang biasanya terlihat tenang, secara tiba-tiba mengeluarkan amarahnya saat menghadapi West Ham United. Perseteruan Wenger dan Alan Pardew yang kala itu membesut The Hammers pada 2006, mencuat sejak awal musim. Pada pertemuan pertama, Pardew membuat ulang dengan memaki bos asal Prancis itu yang menudingnya rasis.
Pardew menegaskan dirinya tidak rasis. Pertemuan kembalinya keduanya di 5 November 2006 semakin memanas. Kedua pelatih tersebut saling bersitegang ketika Wenger kesal dan marah atas selebrasi Pardew setelah Marlon Harewood mencetak gol yang membuat West Ham United unggul 1-0 saat lanjutan Liga Inggris di Upton Park.
The Hammers akhirnya keluar sebagai pemenang, dan usai laga bubar Wenger terlihat tidak ingin menjabat tangan Pardew. Setelahnya Pardew meminta maaf kepada Wenger atas selebrasi yang berlebihan ketika timnya menundukkan the Gunners. "Wenger tampaknya memiliki masalah dengan hal itu. Mungkin frustasi, tapi ini bukan soal pribadi," ucap Wenger.
5. Kesalahan Kartu Merah di Laga 1000 Wenger
Momen bersejarah Liga Inggris kali ini ditutup oleh rusaknya momen pelatih Arsenal, Arsene Wenger yang melakoni laga ke 1000. Chelsea menorehkan luka yang dalam kepada salah satu rival mereka Arsenal dengan melibas 6-0 di big match yang berlangsung di Stamford Bridge, dan memberikan hadiah yang ”istimewa” bagi laga ke-1000 Arsene Wenger.
Gol-gol dari Samuel Eto’o, Andre Schuerrle, Eden Hazard, Oscar (2) dan Mohamed Salah. Namun kita tidak ingin membahas kekalahan telak klub asal London itu, tapi seputar kesalahan kartu merah yang diterima Kieran Gibbs. Di menit ke-17 Gibbs menerima kartu merah akibat melanggar di kotak terlarang, namun dalam tayangan ulang seharusnya Oxlade-Chamberlain yang keluar lapangan karena ia yang melakukan pelanggaran.
Wasit tetap bersikukuh dan Hazard dengan tenang mengeksekusi penalti untuk menjadikan kedudukan 3-0 dan Chelsea menutup dengan kemenangan enam gol tanpa balas. Hingga akhirnya dua pemain Arsenal Kieran Gibbs dan Alex Oxlade-Chamberlain dipastikan bebas dari hukuman setelah banding yang dilakukan Arsenal dikabulkan oleh asosiasi sepakbola Inggris (FA).
Kartu merah Gibbs dialihkan kepada Oxlade-Chamberlain, yang kemudian juga mendapatkan pemutihan karena bola dinilai akan melenceng dari gawang saat ia menahannya dengan tangan. "Komisi membatalkan kartu merah Kieran Gibbs karena kesalahan identitas dan memindahkannya ke rekannya, Alex Oxlade-Chamberlain," bunyi pernyataan FA.
Kini setelah 23 tahun berjalan, Liga Inggris menjadi kompetisi yang paling banyak ditonton di dunia dan menjadi kiblat sepak bola khususnya di Eropa. Persaingan tinggi antara klub peserta Liga Inggris, menjadikan kompetisi ini sering menghadirkan banyak momen bersejarah dan tak terlupakan.
Kali ini dari sekian banyak cerita yang hadir di kompetisi Negeri Elizabeth itu, baik yang menginspirasi hingga memalukan. Sindonews akan coba merangkumnya jadi lima momen bersejarah sepanjang berlangsungnya Liga Inggris dari 1992 hingga 2015:
1. Sportivitas Paolo Di Canio
Tepatnya pada 16 Desember 2001, Paolo Di Canio yang dikenal sebagai pemain kontoversial dengan emosi meluap-luap mengejutkan publik Liga Inggris. Pemain asal Italia itu menunjukkan sportivitas di lapangan sepak bola yang sebenarnya, Di Canio bisa saja mengecoh seluruh publik stadion.
Ketika laga yang mempertemukan Everton kontra West Ham United dalam kondisi imbang 1-1, The Hammers yang dalam upaya mengejar kemenangan mendapatkan peluang emas. Penjaga gawang Everton, Paul Gerrard yang coba menghalau serangan West Ham terlihat kesakitan, bola mentah langsung dimanfaatkan Trevor Sinclair untuk melepaskan umpan silang.
Di Canio yang menunggu di depan gawang, terlihat menyambar bola dengan tangannya dan wasit tidak melihat insiden tersebut. Bukannya menembak ke gawang, Di Canio justru mengambil bola dengan kedua tangannya karena melihat penjaga gawang cedera. Pemain asal Italia itu mendapatkan pujian dan tepuk tangan dari seisi stadion.
Buntut dari tindakannya tersebut, Canio menyabet gelar penghargaan Fair Play dari FIFA pada 2001 setelah sengaja memegang bola dengan tangan dan tidak menembak bola ke gawang lawan karena kiper lawan ketika itu cedera. Tampaknya apa yang dilakukan Di Canio akan sulit ditiru oleh pemain sepak bola saat ini.
2. Trofi Pertama Liga Inggris Sir Alex Ferguson
Setelah 26 tahun tidak pernah memenangkan Liga Primer, Manchester United harus melewati pertandingan dramatis melawan Sheffield Wednesday dalam laga krusial sebelum menuntaskan dahaga mereka. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim, skuat besutan Fergie menatap musim dengan penuh percaya diri.
Terakhir kali United menjadi juara Liga Inggris adalah pada musim 1966-1967, dalam laga krusial menghadapi Sheffield. Kubu United tertinggal 1-0 di Old Trafford, hingga menit ke 84 skor tidak berubah. United yang saat itu bersaing dengan Aston Villa dalam perburuan gelar juara sangat membutuhkan kemenangan ini.
Ketika laga sepertinya akan berakhir, secara mengejutkan Steve Bruce menyamakan kedudukan. Hingga waktu normal belum ada pemenang, dan laga diteruskan perpanjangan waktu. Dimenit-menit akhir Bruce mencetak gol kembali untuk membawa United meraih kemenangan. Setelah laga ini United tidak terbendung dan memimpin 10 poin dari Aston Villa pada peringkat kedua hingga akhir kompetisi.
Gelar itu pun akhirnya datang pada musim 1992-1993 dan setelahnya United justru terbiasa dengan gelar juara di kompetisi domestik ini. Pada musim 1992/93, United mengakhiri kompetisi liga dengan raihan 84 poin, hasil dari 24 kemenangan, 12 imbang, dan enam kekalahan. Saat itu, semua tim harus melakoni 42 pertandingan karena kompetisi diikuti 22 tim.
3. Kaos Terkenal Mario Balotelli, Why always me?
Penyerang Manchester City, Mario Balotelli memang tidak pernah berhenti membuat ulah. Momen yang paling diingat adalah selebrasi unik pemain berjuluk Super Mario itu saat The Citizens -julukan City- melumat rival sekota mereka Manchester United dengan skor mencengangkan 6-1.
Semenjak diambil alih Sheikh Mansour, City mulai menunjukkan dominasinya di Liga Primer. Penampilan salah satu yang terbaik dari City terjadi pada 23 Oktober 2011 saat City membuat United tak berdaya. Balotelli menginspirasi Manchester City dengan mencetak dua gol pada laga melawan United.
Usai mencetak gol pertama, karena sadar media selalu mengikuti kehidupan pribadinya, Balotelli melakukan selebrasi sambil membuka jerseynya dan terlihat sebuah tulisan di dalam kaos: “Why always me?”. Peristiwa itu menjadi tanda awal kegilaan Balotelli pada musim-musim berikutnya.
4. Kemarahan Arsene Wenger
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger yang biasanya terlihat tenang, secara tiba-tiba mengeluarkan amarahnya saat menghadapi West Ham United. Perseteruan Wenger dan Alan Pardew yang kala itu membesut The Hammers pada 2006, mencuat sejak awal musim. Pada pertemuan pertama, Pardew membuat ulang dengan memaki bos asal Prancis itu yang menudingnya rasis.
Pardew menegaskan dirinya tidak rasis. Pertemuan kembalinya keduanya di 5 November 2006 semakin memanas. Kedua pelatih tersebut saling bersitegang ketika Wenger kesal dan marah atas selebrasi Pardew setelah Marlon Harewood mencetak gol yang membuat West Ham United unggul 1-0 saat lanjutan Liga Inggris di Upton Park.
The Hammers akhirnya keluar sebagai pemenang, dan usai laga bubar Wenger terlihat tidak ingin menjabat tangan Pardew. Setelahnya Pardew meminta maaf kepada Wenger atas selebrasi yang berlebihan ketika timnya menundukkan the Gunners. "Wenger tampaknya memiliki masalah dengan hal itu. Mungkin frustasi, tapi ini bukan soal pribadi," ucap Wenger.
5. Kesalahan Kartu Merah di Laga 1000 Wenger
Momen bersejarah Liga Inggris kali ini ditutup oleh rusaknya momen pelatih Arsenal, Arsene Wenger yang melakoni laga ke 1000. Chelsea menorehkan luka yang dalam kepada salah satu rival mereka Arsenal dengan melibas 6-0 di big match yang berlangsung di Stamford Bridge, dan memberikan hadiah yang ”istimewa” bagi laga ke-1000 Arsene Wenger.
Gol-gol dari Samuel Eto’o, Andre Schuerrle, Eden Hazard, Oscar (2) dan Mohamed Salah. Namun kita tidak ingin membahas kekalahan telak klub asal London itu, tapi seputar kesalahan kartu merah yang diterima Kieran Gibbs. Di menit ke-17 Gibbs menerima kartu merah akibat melanggar di kotak terlarang, namun dalam tayangan ulang seharusnya Oxlade-Chamberlain yang keluar lapangan karena ia yang melakukan pelanggaran.
Wasit tetap bersikukuh dan Hazard dengan tenang mengeksekusi penalti untuk menjadikan kedudukan 3-0 dan Chelsea menutup dengan kemenangan enam gol tanpa balas. Hingga akhirnya dua pemain Arsenal Kieran Gibbs dan Alex Oxlade-Chamberlain dipastikan bebas dari hukuman setelah banding yang dilakukan Arsenal dikabulkan oleh asosiasi sepakbola Inggris (FA).
Kartu merah Gibbs dialihkan kepada Oxlade-Chamberlain, yang kemudian juga mendapatkan pemutihan karena bola dinilai akan melenceng dari gawang saat ia menahannya dengan tangan. "Komisi membatalkan kartu merah Kieran Gibbs karena kesalahan identitas dan memindahkannya ke rekannya, Alex Oxlade-Chamberlain," bunyi pernyataan FA.
(akr)