Pemain Harus Atur Perilaku

Senin, 30 Maret 2015 - 09:39 WIB
Pemain Harus Atur Perilaku
Pemain Harus Atur Perilaku
A A A
Legendaris Manchester United Park Ji - Sung adalah salah satu bakat terbaik Asia yang merasakan atmosfer kompetisi Eropa. Bahkan, bisa dibilang dia pemain Asia tersukses di Eropa, baik dari sisi level klub yang dibela maupun jumlah trofi yang dikoleksinya.

Pemain asal Korea Selatan ini benar-benar mewakili profil orang Asia. Kendati pernah malang melintang di berbagai level kompetisi dunia, dia tetap polos, senang bercanda, sama sekali tak berusaha menunjukkan kebintangan dan terlihat apa adanya. Bahkan, ketika berhadapan dengan dia, terkadang masih sulit memercayai Park bisa sukses besar di Manchester United dengan koleksi banyak trofi. Dalam acara Clear Ayo! Indonesia Bisa Academy di Malang, wartawan KORAN SINDO Kukuh Setyawan mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan Park Ji-Sung.

Indonesia punya mimpi besar melihat pemainnya bermain di klub besar Eropa. Apa yang dibutuhkan Indonesia agar itu menjadi nyata?

Indonesia perlu menyiapkan kualitas pemain, khususnya pemain muda, di berbagai aspek. Tidak hanya bagaimana pemain memainkan bola di lapangan, tapi juga menguatkan mental, memberikan supportagar pemain memiliki pola hidup yang baik dan siap dengan tantangan besar. Dan, tentu saja memperbanyak akademi sepak bola dan terus memperbaiki pola latihan.

Apakah Indonesia dan negara Asia Tenggara punya potensi untuk mengikuti kesuksesan Korea Selatan?

Saya yakin begitu. Saya melihat ada perkembangan yang pesat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Mulai banyak akademi dan program scoutingseperti ini (Clear Ayo! Indonesia Bisa Academy 2015). Itu sebuah langkah yang bagus dan jika terus bekerja keras, maka suatu saat pasti ada pemain Indonesia yang sukses di Eropa. Harus terus berusaha.

Problem lain pemain Asia adalah adaptasi dengan kehidupan Eropa, baik kultur, makanan, dan lain-lain. Bagaimana cara menghadapinya?

Bagi saya dulu adaptasi tak ada masalah, karena ada pemain Korea Selatan yang sudah bermain di Eropa sebelumnya sehingga saya bisa terbantu. Tentu kondisinya berbeda dengan pemain dari negara lain. Ini memang tantangan tersendiri bagi pemain. Apalagi, jika belum ada atau masih sedikit pemain senegaranya yang bermain di Eropa. Jadi biasanya kalau nanti sudah ada pemain Indonesia yang sukses di Eropa, maka generasi berikutnya akan lebih mudah karena bisa terbantu dalam hal adaptasi.

Berdasar pengamatan Anda, apa saja hal negatif di luar sepak bola yang bisa merusak karier pemain Asia di Eropa?

Banyak hal. Misalnya suka keluar malam hingga tak menghiraukan jam istirahat, perilaku yang kurang baik, merokok, dan lain-lain. Akan ada banyak pengaruh seperti itu dan mungkin tak hanya di Eropa saja. Saya tidak pernah terbawa itu, tapi saya yakin akan berpengaruh pada kemampuan seorang pemain. Sebab, tak sedikit pemain yang gagal berkarier di Eropa, walau kualitas skill-nya bagus. Intinya, pemain harus profesional dan disiplin, mengatur perilaku, apalagi sebagai pemain dari luar Eropa yang dituntut membuktikan dirinya layak direkrut.

Apa yang dibutuhkan klub Eropa dari pemain-pemain dari belahan dunia lain seperti Asia?

Klub besar membutuhkan pemain dengan kualitas bagus, yang memiliki kecintaan dan dedikasi luar biasa pada sepak bola, total profesional, tidak mudah menyerah, pekerja keras, dan siap dengan segala situasi dan kondisi. Intinya, bisa berkontribusi besar di dalam dan luar lapangan.

Ada pesan untuk pemain-pemain muda Indonesia?

Jangan pernah memandang sesuatu sebagai hal yang mustahil. Semuanya bisa dilakukan dengan bekerja keras dan profesional serta optimistis. Pemain dari mana saja bisa bermain di Eropa, termasuk di Manchester United. Dulu tidak ada yang pernah mengira saya bisa mengoleksi Trofi Liga Inggris dan Liga Champions. Sama sekali tidak ada. Tapi kenyataannya, saya bisa. Semua hal bisa terjadi di depan dan kita harus sudah siap menyambut itu.

Ngomong-ngomong, setelah pensiun apa aktivitas Anda?

Tidak ada. Saya menganggur. Menikmati hidup (tertawa lepas).

Kesan pertama Anda tentang Kota Malang? Banyak sekali sepeda motor. Macet.

Kukuh setyawan
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6450 seconds (0.1#10.140)