Ini Yang Ditakuti Sriwijaya FC dari PBR
A
A
A
PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) mewaspadai kejutan dari Pelita Bandung Raya (PBR) dalam laga pembuka Indonesia Super League (ISL) musim 2015 pada 4 April medatang. Semangat tempur The Boys Are Back menjadi hal yang ditakutkan Laskar Wong Kito.
"Laga perdana SFC kontra PBR bukan pertandingan cukup mudah bagi kita. Walapun kami tahu mereka mengalami permasalahan, tetapi itu yang mungkin menjadi kekuatan melawan kita nanti,"kata Manajer Sriwijaya FC Robert Heri.
Robert mengibaratkan PBR seekor banteng. Ia menilai banteng terluka lebih ganas dari pada banteng yang tidak terluka. Hal tersebut harus menjadi tolak ukur untuk menghadapi PBR di laga perdana. "Saya berikan gambaran kepada tim, kalian akan menghadapi banteng yang terluka. Pastinya banteng itu akan mengamuk dan menanduk lebih keras dari pada banteng lainnya. Itula semangat PBR, kami harus waspada semangat itu,"ungkap Robert.
Menghadapi dua laga home di kompetisi Indonesia Super League (ISL) kontra PBR Sabtu, (4/4) dan Semen Padang Selasa, (7/4). Laskar Wong Kito diminta tidak memandang enteng kedua tim yang akan menghadapinya didepan publik sendiri.
"Tidak hanya Semen Padang, PBR juga cukup berbahaya bagi kami. Karena memang tim tidak boleh memandang remeh siapa pun lawan kita,"ujarnya.
Robert juga mengaku sempat ditawarkan delapan pemain PBR untuk membantu krisis finansial yang dihadapi klub asal Bandung tersebut. Bukan tidak tertarik Robert merasa pemain terbaik di Indonesia telah berhasil dikumpulkannya di Palembang.
"Kami sudah merasa cukup dengan kekuatan tim untuk berlaga di putaran pertama. Mungkin diputaran kedua bisa saja kami membutuhkan pemain lagi. Jadi tawaran delapan pemain itu tidak bisa kita wujudkan,"kata Robert.
Kendati demikian manajemen SFC, cukup senang dengan kembali hadirnya PBR ke kompetisi kasta tertinggi tersebut. Secara pribadi Robert ingin kontestan ISL satu pun tidak berkurang demi menjaga kualitas kompetisi tersebut.
Terpisah Asisten Pelatih SFC Hartono Ruslan menambahkan, kondisi krisis PBR bisa saja hanya dibesar-besarkan. Itu tentunya sangat berdampak kepada lawannya di kompetisi agar tidak memperhitungkan PBR sebagai lawan kuat.
"Kami tetap anggab PBR lawan kuat kita. Sebab siapa pun yang berada di ISL adalah lawan kuat. Terkait berita krisis dan masalah yang dihadapi PBR. Bisa saja itu hanya kabar yang dibesar-besarkan saja,"pungkasnya.
"Laga perdana SFC kontra PBR bukan pertandingan cukup mudah bagi kita. Walapun kami tahu mereka mengalami permasalahan, tetapi itu yang mungkin menjadi kekuatan melawan kita nanti,"kata Manajer Sriwijaya FC Robert Heri.
Robert mengibaratkan PBR seekor banteng. Ia menilai banteng terluka lebih ganas dari pada banteng yang tidak terluka. Hal tersebut harus menjadi tolak ukur untuk menghadapi PBR di laga perdana. "Saya berikan gambaran kepada tim, kalian akan menghadapi banteng yang terluka. Pastinya banteng itu akan mengamuk dan menanduk lebih keras dari pada banteng lainnya. Itula semangat PBR, kami harus waspada semangat itu,"ungkap Robert.
Menghadapi dua laga home di kompetisi Indonesia Super League (ISL) kontra PBR Sabtu, (4/4) dan Semen Padang Selasa, (7/4). Laskar Wong Kito diminta tidak memandang enteng kedua tim yang akan menghadapinya didepan publik sendiri.
"Tidak hanya Semen Padang, PBR juga cukup berbahaya bagi kami. Karena memang tim tidak boleh memandang remeh siapa pun lawan kita,"ujarnya.
Robert juga mengaku sempat ditawarkan delapan pemain PBR untuk membantu krisis finansial yang dihadapi klub asal Bandung tersebut. Bukan tidak tertarik Robert merasa pemain terbaik di Indonesia telah berhasil dikumpulkannya di Palembang.
"Kami sudah merasa cukup dengan kekuatan tim untuk berlaga di putaran pertama. Mungkin diputaran kedua bisa saja kami membutuhkan pemain lagi. Jadi tawaran delapan pemain itu tidak bisa kita wujudkan,"kata Robert.
Kendati demikian manajemen SFC, cukup senang dengan kembali hadirnya PBR ke kompetisi kasta tertinggi tersebut. Secara pribadi Robert ingin kontestan ISL satu pun tidak berkurang demi menjaga kualitas kompetisi tersebut.
Terpisah Asisten Pelatih SFC Hartono Ruslan menambahkan, kondisi krisis PBR bisa saja hanya dibesar-besarkan. Itu tentunya sangat berdampak kepada lawannya di kompetisi agar tidak memperhitungkan PBR sebagai lawan kuat.
"Kami tetap anggab PBR lawan kuat kita. Sebab siapa pun yang berada di ISL adalah lawan kuat. Terkait berita krisis dan masalah yang dihadapi PBR. Bisa saja itu hanya kabar yang dibesar-besarkan saja,"pungkasnya.
(aww)