Rossi Buka Rahasia Tundukkan Ducati
A
A
A
DOHA - Seri perdana MotoGP 2015 telah menasbihkan Valentino Rossi. Meski terbilang pembalap gaek di lintasan, Rossi masih bisa menunjukkan kelincahan di Losail, Doha, Qatar. Lalu apa rahasia The Doctor bisa berjaya plus mematahkan ramalan sebelum lomba ?
Dari sekian banyaknya pembalap dunia yang pernah mencicipi gelar juara dunia, nama Rossi memang paling asyik untuk dibicarakan. Sosoknya yang 'bengal' dan lebih pantas disebut penghibur di sirkus MotoGP, sangat dinantikan saban gelaran adu kuat ngegas di sirkuit.
Namun awal musim ini banyak yang mulai meragukan kalau joki darat asal Italia sudah habis kejayaannya. Selain ada Marc Marquez yang merupakan juara dunia tahun lalu dan sebelumnya, musim 2015 juga dihebohkan dengan ciamiknya penampilan Ducati.
Tim pabrikan asal Italia membuat gempar peta kekuatan MotoGP dengan tampilan Desmosedici GP15. Mengandalkan Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone, Ducati langsung menebar ancaman sejak tes pramusim. Bahkan di lomba sesungguhnya duet Ducati ini sudah berhasil mencuri perhatian dengan mengapit Rossi di posisi kedua dan ketiga.
Perjuangan menyentuh garis akhir antara Rossi dan Dovizioso pun berlangsung sengit. Namun di sini terlihat bagaimana faktor pengalaman dan mental seorang Rossi terlihat.
"Saya terus berjuang untuk mendapatkan posisi puncak. Sebab, Dovi benar-benar memacu motornya dengan luar biasa dan sangat kuat. Dia melakukan itu karena bakal jadi pemenang. Karenanya saya memberikan perlawanan secara maksimum," ujar Rossi dilansir Crash, Selasa (31/3/2015).
Rossi pun membeberkan rahasianya mengapa ia bisa melewati Dovizioso. "Saya pikir momen terbaik saat saya mengerem di tikungan pertama. Dovi mencoba menyalip saya dari sisi luar dan melaju melebar. Saya kemudian mencoba kembali, tapi Dovi tetap di posisinya di tikungan kedua dan itulah momen di mana saya bisa menyalip dan meninggalkannya."
Rossi mengaku senang bisa menjadi juara di Losail. Sebab, menurutnya lomba kali ini sudah berubah. "Saya sangat senang sebab dalam beberapa tahun ini balapan sudah berubah. Kami mempunyai momen dengan Casey Stoner dan Jorge Lorenzo di mana lomba bisa di selesaikan setelah tiga putaran. Tapi, sekarang pertempuran harus dilakukan sampai akhir."
Dari sekian banyaknya pembalap dunia yang pernah mencicipi gelar juara dunia, nama Rossi memang paling asyik untuk dibicarakan. Sosoknya yang 'bengal' dan lebih pantas disebut penghibur di sirkus MotoGP, sangat dinantikan saban gelaran adu kuat ngegas di sirkuit.
Namun awal musim ini banyak yang mulai meragukan kalau joki darat asal Italia sudah habis kejayaannya. Selain ada Marc Marquez yang merupakan juara dunia tahun lalu dan sebelumnya, musim 2015 juga dihebohkan dengan ciamiknya penampilan Ducati.
Tim pabrikan asal Italia membuat gempar peta kekuatan MotoGP dengan tampilan Desmosedici GP15. Mengandalkan Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone, Ducati langsung menebar ancaman sejak tes pramusim. Bahkan di lomba sesungguhnya duet Ducati ini sudah berhasil mencuri perhatian dengan mengapit Rossi di posisi kedua dan ketiga.
Perjuangan menyentuh garis akhir antara Rossi dan Dovizioso pun berlangsung sengit. Namun di sini terlihat bagaimana faktor pengalaman dan mental seorang Rossi terlihat.
"Saya terus berjuang untuk mendapatkan posisi puncak. Sebab, Dovi benar-benar memacu motornya dengan luar biasa dan sangat kuat. Dia melakukan itu karena bakal jadi pemenang. Karenanya saya memberikan perlawanan secara maksimum," ujar Rossi dilansir Crash, Selasa (31/3/2015).
Rossi pun membeberkan rahasianya mengapa ia bisa melewati Dovizioso. "Saya pikir momen terbaik saat saya mengerem di tikungan pertama. Dovi mencoba menyalip saya dari sisi luar dan melaju melebar. Saya kemudian mencoba kembali, tapi Dovi tetap di posisinya di tikungan kedua dan itulah momen di mana saya bisa menyalip dan meninggalkannya."
Rossi mengaku senang bisa menjadi juara di Losail. Sebab, menurutnya lomba kali ini sudah berubah. "Saya sangat senang sebab dalam beberapa tahun ini balapan sudah berubah. Kami mempunyai momen dengan Casey Stoner dan Jorge Lorenzo di mana lomba bisa di selesaikan setelah tiga putaran. Tapi, sekarang pertempuran harus dilakukan sampai akhir."
(bbk)