Rossi, Senja dan Podium Malam di Losail
A
A
A
DOHA - Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi sekali lagi berhasil membuat para pembalap muda terinspirasi menyusul kemenangan sensasional yang dia raih balapan perdana musim ini. Menurut The Doctor, usia bukan halangan untuk menggapai prestasi di lintasan aspal.
Ketika memulai start di Losail pada Minggu (29/3/2015), Rossi bukan lagi pembalap muda seperti ketika dia memenangkan gelar juara dunia untuk pertama kalinya di kelas MotoGP bersama Honda pada 2002. Akan tetapi pembalap 36 tahun berhasil membungkam kritikus yang sangsi dengan eksistensinya yang terus berlanjut hingga ke musim ini.
"Saya merasa nyaman. Saya punya motivasi kuat. Saya mencintai pekerjaan saya. Balap motor adalah passion saya, seperti semua orang yang ada di MotoGP," ujar The Doctor dikutip Speedweek.
Ketika orang pikir balapan musim ini menjadi balapan terakhir, atau paling tidak balapan senja, Rossi menglaim fisiknya masih sanggup bersaing dengan para pembalap rival yang rata-rata usianya baru 25 tahun kebawah. The Doctor bahkan menjanjikan performanya tidak akan turun hingga tiga, bahkan empat tahun mendatang.
"Jika berlatih, Anda pasti bisa tetap tampil baik sampai berusia 40 tahun.Yang membedakan adalah motivasi. Itulah yang terpenting, dan yang kedua adalah konsentrasi," tutupnya.
Rossi jelas berhasil menjawab keraguan segelintir kalangan dengan merebut podium teratas di balapan malam di Sirkuit Losail. Padahal saat itu, para pembalap langganan penyebet podium tengah teintimidasi dengan kemunculan duet pembalap Ducati; Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone yang didukung motor ganas Desmosedici GP15.
Ketika memenangkan podium malam di Losail, Rossi dipercaya telah berhasil menggunakan teknik balap untuk mengalahkan teknologi mesin. Dia memanfaatkan kesalahan yang dibuat Marc Marquez di tikungan pertama sekaligus menjinakan duet pembalap Ducati yang start dati pole position. (Baca juga : Kesalahan Marquez Jadi Momentum Rossi Kuasai MotoGP Qatar)
Ketika memulai start di Losail pada Minggu (29/3/2015), Rossi bukan lagi pembalap muda seperti ketika dia memenangkan gelar juara dunia untuk pertama kalinya di kelas MotoGP bersama Honda pada 2002. Akan tetapi pembalap 36 tahun berhasil membungkam kritikus yang sangsi dengan eksistensinya yang terus berlanjut hingga ke musim ini.
"Saya merasa nyaman. Saya punya motivasi kuat. Saya mencintai pekerjaan saya. Balap motor adalah passion saya, seperti semua orang yang ada di MotoGP," ujar The Doctor dikutip Speedweek.
Ketika orang pikir balapan musim ini menjadi balapan terakhir, atau paling tidak balapan senja, Rossi menglaim fisiknya masih sanggup bersaing dengan para pembalap rival yang rata-rata usianya baru 25 tahun kebawah. The Doctor bahkan menjanjikan performanya tidak akan turun hingga tiga, bahkan empat tahun mendatang.
"Jika berlatih, Anda pasti bisa tetap tampil baik sampai berusia 40 tahun.Yang membedakan adalah motivasi. Itulah yang terpenting, dan yang kedua adalah konsentrasi," tutupnya.
Rossi jelas berhasil menjawab keraguan segelintir kalangan dengan merebut podium teratas di balapan malam di Sirkuit Losail. Padahal saat itu, para pembalap langganan penyebet podium tengah teintimidasi dengan kemunculan duet pembalap Ducati; Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone yang didukung motor ganas Desmosedici GP15.
Ketika memenangkan podium malam di Losail, Rossi dipercaya telah berhasil menggunakan teknik balap untuk mengalahkan teknologi mesin. Dia memanfaatkan kesalahan yang dibuat Marc Marquez di tikungan pertama sekaligus menjinakan duet pembalap Ducati yang start dati pole position. (Baca juga : Kesalahan Marquez Jadi Momentum Rossi Kuasai MotoGP Qatar)
(bbk)