Inilah 5 Kisah Memalukan Dani Pedrosa
A
A
A
JAKARTA - Penampilan buruk terus diperlihatkan Dani Pedrosa. Sejak dipasangkan dengan Marc Marquez pada 2013 lalu, karier Pedrosa menurun drastis hingga akhirnya ia memutuskan mundur dari ajang MotoGP.
Diakui Pedrosa, cedera menjadi faktor utama masalah penurunan kualitas. Pembalap kebangsaan Spanyol itu pun mengumumkan pengunduran dirinya usai balapan di Sirkuit Losail Qatar, Minggu (29/3/2015) lalu.
"Saya ingin berterima kasih kepada Repsol Honda, sponsor dan para fans yang selalu mendukung saya. Kalian telah memberikan saya kekuatan untuk bertahan, tetapi keputusan untuk mengakhiri balapan sudah tidak bisa ditawar," tutur Pedrosa yang dikutip dari Marca, Selasa (31/3/2015).
Pernyataan tersebut tentunya mengagetkan banyak pihak. Banyak orang menyebut Pedrosa terlalu berani mengambil keputusan. Pembalap berusia 29 tahun itu dianggap frustrasi hingga menyerah dari persaingan di saat ia belum sekalipun meraih gelar juara MotoGP.
Ya, sepanjang kariernya di pentas MotoGP Pedrosa memang selalu gagal menjadi juara dunia. Prestasi terbaiknya hanyalah gelar runner up yang ia dapat pada musim 2007, 2010 dan 2012. Penampilannya bahkan kian merosot saat gagal merebut podium dalam delapan seri di musim 2014 lalu. Pedrosa kalah saing dengan juniornya, Marc Marquez yang menjadi juara dunia dalam dua tahun berturut-turut.
Kisah tersebut menjadi salah satu catatan memalukan yang dimiliki Pedrosa. Selain itu, ada beberapa kisah memalukan lain yang dimiliki The Little Spaniard selama berada di lintasan balap. Berikut, Sindonews berikan ulasannya:
1. Unggulan, Tapi Tidak Konsisten
Pedrosa pertama kali terjun ke persaingan MotoGP yaitu pada musim balap 2006 lalu. Saat itu ia menjadi salah satu sosok yang paling dinantikan. Sebab pada tiga musim sebelumnya Pedrosa mampu merajai dunia balap kelas 125cc dan 250cc.
Pedrosa bergabung dengan tim Repsol Honda. Ia dipasangkan dengan rider Amerika Serikat, Nicky Hayden yang mengakhiri musim dengan merebut gelar juara dunia.
Tak banyak yang dilakukan Pedrosa. Meski gagal menembus posisi lima besar, bakatnya tetap diperhitungkan karena mampu menaiki podium sebanyak tujuh kali.
Di tahun berikutnya, Pedrosa langsung jadi unggulan. Ia berhasil merebut podium ketiga di Sirkuit Losail yang jadi seri pembuka ketika itu. Namun di pertengahan musim Pedrosa tampil buruk. Dalam lima balapan, ia hanya bisa merebut podium satu kali.
Akhirnya Pedrosa gagal juara. Ia kalah dari Casey Stoner yang unggul 125 angka darinya.
2. Tiga Tahun Dipecundangi Yamaha
Pedrosa kembali jadi unggulan di tahun 2008. Namun ia kalah bersaing dengan pembalap Yamaha, Valentino Rossi.
Keadaan itu terulang di musim 2009 dan 2010. Pedrosa kalah cepat dari duo Yamaha, Rossi dan pendatang baru Jorge Lorenzo.
Meski demikian, kala itu semangat Pedrosa layak diacungi dua jempol. Ia sempat cedera parah hingga absen dalam tiga edisi balapan. Namun demi menyelesaikan persaingan, ia akhirnya nekat tampil pada dua seri terakhir. Walaupun pada akhirnya Pedrosa hanya mampu finis di urutan delapan pada GP Portugal dan urutan tujuh di GP Valencia.
3. Keluar dari Peringkat Top Three
Pada musim balap 2011, Pedrosa mengalami dua kecelakaan. Pertama dialaminya pada GP Prancis dan ia pun harus absen di tiga edisi balapan.
Tak lama setelah sembuh, Pedrosa kembali terjatuh. Pada GP Ceko, motornya terbalik saat balapan baru memasuki lap kedua. "Ini memalukan. Saya kehilangan bagian depan dan saya akhirnya terjatuh. Sungguh memalukan," ucap Pedrosa waktu itu.
"Saya telah menyia-nyiakan balapan yang penting. Saya minta maaf atas kesalahan ini. Sungguh mengecewakan saat kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi," sambungnya.
Pada akhir musim, Pedrosa bertengger di peringkat empat klasemen. Itu merupakan catatan buruk yang dimiliki Pedrosa karena empat tahun sebelumnya ia selalu menghiasi daftar top three.
4. Faktor Ketidakberuntungan di Musim 2012
Musim balap 2012, Pedrosa nyaris meraih gelar juara. Sayangnya, ia kembali gagal karena kalah dari Jorge Lorenzo.
Dari 18 balapan, 15 diantaranya bisa diselesaikan Pedrosa dengan berdiri di atas podium. Ia bahkan mampu merebut posisi terdepan sebanyak tujuh kali. Pedrosa unggul dari Lorenzo yang hanya enam kali menaiki podium tertinggi.
Tapi sayang, Pedrosa tidak dinaungi dewi keberuntungan. Lorenzo lebih konsisten bersaing di urutan terdepan. Pembalap Yamaha itu 16 kali naik podium. Di akhir musim ia juara dengan mengantongi 350 poin, unggul 18 angka dari Pedrosa.
5. Dua Kali Keluar Balapan Pada Musim 2014
Di musim 2014 Pedrosa mengalami sejumlah hal memalukan. Pertama ia terjatuh saat mengeluarkan motornya dari pedok di Sirkuit Phillip Island, 19 Oktober lalu. Pedrosa terlihat kesulitan mengangkat motornya, Honda RC213V. Ia akhirnya mendapat bantuan dari beberapa orang.
Saat balapan, Pedrosa gagal menyentuh garis finis. Ia keluar pada lap keenam karena motornya mengalami masalah mesin.
Sepekan setelahnya Pedrosa juga tak mampu menyelesaikan balapan. Tampil di Sirkuit Sepang Malaysia, Pedrosa mengalami kecelakaan saat memasuki lap ke-12.
Diakui Pedrosa, cedera menjadi faktor utama masalah penurunan kualitas. Pembalap kebangsaan Spanyol itu pun mengumumkan pengunduran dirinya usai balapan di Sirkuit Losail Qatar, Minggu (29/3/2015) lalu.
"Saya ingin berterima kasih kepada Repsol Honda, sponsor dan para fans yang selalu mendukung saya. Kalian telah memberikan saya kekuatan untuk bertahan, tetapi keputusan untuk mengakhiri balapan sudah tidak bisa ditawar," tutur Pedrosa yang dikutip dari Marca, Selasa (31/3/2015).
Pernyataan tersebut tentunya mengagetkan banyak pihak. Banyak orang menyebut Pedrosa terlalu berani mengambil keputusan. Pembalap berusia 29 tahun itu dianggap frustrasi hingga menyerah dari persaingan di saat ia belum sekalipun meraih gelar juara MotoGP.
Ya, sepanjang kariernya di pentas MotoGP Pedrosa memang selalu gagal menjadi juara dunia. Prestasi terbaiknya hanyalah gelar runner up yang ia dapat pada musim 2007, 2010 dan 2012. Penampilannya bahkan kian merosot saat gagal merebut podium dalam delapan seri di musim 2014 lalu. Pedrosa kalah saing dengan juniornya, Marc Marquez yang menjadi juara dunia dalam dua tahun berturut-turut.
Kisah tersebut menjadi salah satu catatan memalukan yang dimiliki Pedrosa. Selain itu, ada beberapa kisah memalukan lain yang dimiliki The Little Spaniard selama berada di lintasan balap. Berikut, Sindonews berikan ulasannya:
1. Unggulan, Tapi Tidak Konsisten
Pedrosa pertama kali terjun ke persaingan MotoGP yaitu pada musim balap 2006 lalu. Saat itu ia menjadi salah satu sosok yang paling dinantikan. Sebab pada tiga musim sebelumnya Pedrosa mampu merajai dunia balap kelas 125cc dan 250cc.
Pedrosa bergabung dengan tim Repsol Honda. Ia dipasangkan dengan rider Amerika Serikat, Nicky Hayden yang mengakhiri musim dengan merebut gelar juara dunia.
Tak banyak yang dilakukan Pedrosa. Meski gagal menembus posisi lima besar, bakatnya tetap diperhitungkan karena mampu menaiki podium sebanyak tujuh kali.
Di tahun berikutnya, Pedrosa langsung jadi unggulan. Ia berhasil merebut podium ketiga di Sirkuit Losail yang jadi seri pembuka ketika itu. Namun di pertengahan musim Pedrosa tampil buruk. Dalam lima balapan, ia hanya bisa merebut podium satu kali.
Akhirnya Pedrosa gagal juara. Ia kalah dari Casey Stoner yang unggul 125 angka darinya.
2. Tiga Tahun Dipecundangi Yamaha
Pedrosa kembali jadi unggulan di tahun 2008. Namun ia kalah bersaing dengan pembalap Yamaha, Valentino Rossi.
Keadaan itu terulang di musim 2009 dan 2010. Pedrosa kalah cepat dari duo Yamaha, Rossi dan pendatang baru Jorge Lorenzo.
Meski demikian, kala itu semangat Pedrosa layak diacungi dua jempol. Ia sempat cedera parah hingga absen dalam tiga edisi balapan. Namun demi menyelesaikan persaingan, ia akhirnya nekat tampil pada dua seri terakhir. Walaupun pada akhirnya Pedrosa hanya mampu finis di urutan delapan pada GP Portugal dan urutan tujuh di GP Valencia.
3. Keluar dari Peringkat Top Three
Pada musim balap 2011, Pedrosa mengalami dua kecelakaan. Pertama dialaminya pada GP Prancis dan ia pun harus absen di tiga edisi balapan.
Tak lama setelah sembuh, Pedrosa kembali terjatuh. Pada GP Ceko, motornya terbalik saat balapan baru memasuki lap kedua. "Ini memalukan. Saya kehilangan bagian depan dan saya akhirnya terjatuh. Sungguh memalukan," ucap Pedrosa waktu itu.
"Saya telah menyia-nyiakan balapan yang penting. Saya minta maaf atas kesalahan ini. Sungguh mengecewakan saat kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi," sambungnya.
Pada akhir musim, Pedrosa bertengger di peringkat empat klasemen. Itu merupakan catatan buruk yang dimiliki Pedrosa karena empat tahun sebelumnya ia selalu menghiasi daftar top three.
4. Faktor Ketidakberuntungan di Musim 2012
Musim balap 2012, Pedrosa nyaris meraih gelar juara. Sayangnya, ia kembali gagal karena kalah dari Jorge Lorenzo.
Dari 18 balapan, 15 diantaranya bisa diselesaikan Pedrosa dengan berdiri di atas podium. Ia bahkan mampu merebut posisi terdepan sebanyak tujuh kali. Pedrosa unggul dari Lorenzo yang hanya enam kali menaiki podium tertinggi.
Tapi sayang, Pedrosa tidak dinaungi dewi keberuntungan. Lorenzo lebih konsisten bersaing di urutan terdepan. Pembalap Yamaha itu 16 kali naik podium. Di akhir musim ia juara dengan mengantongi 350 poin, unggul 18 angka dari Pedrosa.
5. Dua Kali Keluar Balapan Pada Musim 2014
Di musim 2014 Pedrosa mengalami sejumlah hal memalukan. Pertama ia terjatuh saat mengeluarkan motornya dari pedok di Sirkuit Phillip Island, 19 Oktober lalu. Pedrosa terlihat kesulitan mengangkat motornya, Honda RC213V. Ia akhirnya mendapat bantuan dari beberapa orang.
Saat balapan, Pedrosa gagal menyentuh garis finis. Ia keluar pada lap keenam karena motornya mengalami masalah mesin.
Sepekan setelahnya Pedrosa juga tak mampu menyelesaikan balapan. Tampil di Sirkuit Sepang Malaysia, Pedrosa mengalami kecelakaan saat memasuki lap ke-12.
(bep)