Aturan MotoGP 2016 Berubah
A
A
A
DOHA - Untuk meningkatkan persaingan, regulasi MotoGP musim 2016 dipastikan akan berubah. Perubahan ini digodok dalam pertemuan komisi kejuaraan balap MotoGP di Qatar.
Dilansir Crash, Sabtu (4/4/2015), aturan yang ditetapkan menyentuh soal ketentuan perombakan teknologi mesin, bahan bakar dan penggunaan senyawa ban. Aturan tersebut sejatinya masih mendorong agar balapan lebih kompetitif, tak lagi hanya jadi duopoli antara Yamaha dan Honda.
Untk perubahan dari segi mesin meliputi tambahan perubahan mesin tiap musimnya yang sebelumnya hanya lima, kini jadi tujuh. Tim kelas terbuka bisa menjajal tujuh mesin yang berbeda tiap musimnya agar bisa bersaing dengan tim kelas pabrikan. Namun berat motor justru berkurang menjadi 157kg dari sebelumnya 158kg.
Jumlah bahan bakar juga 22 liter, dua liter lebih banyak dari kelas pabrikan. Namun jumlah 22 liter itu terbilang menyusut sebab di musim 2014, jumlah bahan bakar yang digunakan kelas terbuka mencapai 24 liter.
Selain itu, aturan tersebut juga mensyaratkan hanya tim yang tak mendapat kemenangan sejak musim 2013 hingga 2015 yang bisa mendapatkan keuntungan tersebut. Satu lagi, perhitungan nilai konsensi atau keuntungan juga mulai diterapkan dengan catatan jika mampu juara pertama, maka tim akan mendapat tiga poin, juara dua dapat dua poin dan juara ketiga akan mendapat satu poin yang akan diakumulasikan seusai ketentuan regulasi.
Bergitupun soal teknologi mesin ECU yang akan diberlakukan musim 2016. Apabila peserta seperti Yamaha, Honda dan Ducati meminta perombakan mesin, maka penyelenggara MotoGP mesti menurutinya dengan membiayai seluruhnya. Namun sebaliknya, jika penyelenggara meminta mesin diubah, maka Yamaha, Honda dan Ducati tak boleh menolak alias tunduk pada regulasi,
Secara umum, sebuah sumber yang didapat Crash mengatakan aturan baru tersebut bakal memudahkan para tim mendapatkan keuntungan. Namun hal itu juga bisa cepat hilang sebab aturan sangat memudahkan tim untuk menang dan kemudian kembali ke aturan pabrikan. "Secara umum konsesi akan lebih mudah untuk didapatkan (tidak ada podium pada tahun 2016 sama dengan keuntungan penuh untuk musim 2017), tapi itu juga lebih mudah untuk kehilangan," ungkap sumber tersebut.
"Pada 2015, jika ada produsen yang mencapai tiga poin konsesi dalam balapan kering, maka mereka harus segera mengurangi kapasitas tangki bahan bakar dari 24 liter menjadi 22 liter. Kemudian pada 2016, setiap produsen yang telah mendapat enam poin konsesi dalam kondisi kering atau basah, mereka akan kehilangan pengujian motor dengan test rider dan kehilangan semua di musim berikutnya (2017)," beber pernyataan Komisi Balapan MotoGP.
Dilansir Crash, Sabtu (4/4/2015), aturan yang ditetapkan menyentuh soal ketentuan perombakan teknologi mesin, bahan bakar dan penggunaan senyawa ban. Aturan tersebut sejatinya masih mendorong agar balapan lebih kompetitif, tak lagi hanya jadi duopoli antara Yamaha dan Honda.
Untk perubahan dari segi mesin meliputi tambahan perubahan mesin tiap musimnya yang sebelumnya hanya lima, kini jadi tujuh. Tim kelas terbuka bisa menjajal tujuh mesin yang berbeda tiap musimnya agar bisa bersaing dengan tim kelas pabrikan. Namun berat motor justru berkurang menjadi 157kg dari sebelumnya 158kg.
Jumlah bahan bakar juga 22 liter, dua liter lebih banyak dari kelas pabrikan. Namun jumlah 22 liter itu terbilang menyusut sebab di musim 2014, jumlah bahan bakar yang digunakan kelas terbuka mencapai 24 liter.
Selain itu, aturan tersebut juga mensyaratkan hanya tim yang tak mendapat kemenangan sejak musim 2013 hingga 2015 yang bisa mendapatkan keuntungan tersebut. Satu lagi, perhitungan nilai konsensi atau keuntungan juga mulai diterapkan dengan catatan jika mampu juara pertama, maka tim akan mendapat tiga poin, juara dua dapat dua poin dan juara ketiga akan mendapat satu poin yang akan diakumulasikan seusai ketentuan regulasi.
Bergitupun soal teknologi mesin ECU yang akan diberlakukan musim 2016. Apabila peserta seperti Yamaha, Honda dan Ducati meminta perombakan mesin, maka penyelenggara MotoGP mesti menurutinya dengan membiayai seluruhnya. Namun sebaliknya, jika penyelenggara meminta mesin diubah, maka Yamaha, Honda dan Ducati tak boleh menolak alias tunduk pada regulasi,
Secara umum, sebuah sumber yang didapat Crash mengatakan aturan baru tersebut bakal memudahkan para tim mendapatkan keuntungan. Namun hal itu juga bisa cepat hilang sebab aturan sangat memudahkan tim untuk menang dan kemudian kembali ke aturan pabrikan. "Secara umum konsesi akan lebih mudah untuk didapatkan (tidak ada podium pada tahun 2016 sama dengan keuntungan penuh untuk musim 2017), tapi itu juga lebih mudah untuk kehilangan," ungkap sumber tersebut.
"Pada 2015, jika ada produsen yang mencapai tiga poin konsesi dalam balapan kering, maka mereka harus segera mengurangi kapasitas tangki bahan bakar dari 24 liter menjadi 22 liter. Kemudian pada 2016, setiap produsen yang telah mendapat enam poin konsesi dalam kondisi kering atau basah, mereka akan kehilangan pengujian motor dengan test rider dan kehilangan semua di musim berikutnya (2017)," beber pernyataan Komisi Balapan MotoGP.
(bbk)