Arema Bakal Berikan Semua Keinginan BOPI
A
A
A
MALANG - Keputusan dalam rapat Komisi X DPR bersama BOPI dan Menpora, bisa menjadi motivasi tersendiri bagi rencana rekonsiliasi Arema Cronus. Arema diputuskan masih memiliki waktu hingga akhir putaran pertama untuk menyelesaikan urusan legalitas dan mereka siap memberikan persyaratan yang mengganjal langkah di QNB League 2015.
Kebetulan, sejak akhir pekan lalu, manajemen sudah berkomunikasi dengan para petinggi Arema Indonesia untuk duduk bersama. Rencananya dalam pekan ini ada pertemuan lanjutan untuk mengurai benang kusut atau konflik internal selama empat musim terakhir.
Rekonsiliasi bakal menjadi solusi terbaik yang hingga kini terus ditunggu supporter Aremania. Ini merupakan kabar terbaik yang mereka terima sejak kisruh Arema berlangsung. Jika rekonsiliasi berjalan mulus, masa depan Singo Edan bakal kembali cerah.
"Tunggu saja perkembangannya. Yang jelas rencana rekonsiliasi akan terus berjalan dan ada pertemuan lagi. Semoga semua lancar dan Arema bisa memenuhi apa yang diminta Menpora dan DPR sebelum putaran pertama selesai," sebut CEO Iwan Budianto, Selasa (7/4/2015).
Iwan Budianto sudah bertemu dengan semua pihak yang pernah terpecah, di antaranya petinggi Arema Indonesia M Nur serta Gunadi Handoko. Selain itu pertemuan juga melibatkan eks pengelola Arema era Bentoel, yakni Darjoto Setiawan dan Satrija Budi Wibawa.
Satrija Budi Wibawa yang pernah menjabat sekretaris di era Bentoel, mengatakan rekonsiliasi sudah saatnya dilakukan. Arema dikatakannya tidak bisa dalam situasi seperti ini selamanya dan harus ada inisiatif dari berbagai pihak untuk menyelesaikan.
"Solusi terbaik ya rekonsiliasi, tidak ada lainnya. Kalau semua melibatkan ego dan paling benar, tidak akan pernah ketemu sampai kapan pun. Alhamdulillah sekarang sudah ada awal bagus dan tinggal berusaha terus agar rekonsiliasi sukses," sebut Satrija.
Arema Cronus yang 'dibidik' BOPI karena persoalan legalitas, hingga kini memakai legalitas Arema Indonesia. Legalitas itu pula yang dipakai Singo Edan untuk verifikasi AFC. Sedangkan status Arema Indonesia sendiri masih dalam sengketa sejak empat tahun silam.
Sejumlah pihak sempat mengira Arema Cronus memakai legalitas PT Pelita Jaya Cronus sebagai dasar hukum. Namun manajemen sendiri mengakui legalitas yang dipakai adalah Arema Indonesia dan pemakaian nama Cronus hanyalah berkaitan dengan sponsor.
Aremania sendiri menyambut rencana rekonsiliasi dengan semringah. Langkah tersebut dianggap sebagai strategi paling jitu untuk mengurai persoalan di klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987. Tak dimungkiri, masalah itu juga menimbulkan friksi di antara Aremania sendiri.
"Sungguh tidak enak saat ada Aremania yang mengatakan manajemen ini yang salah, itu yang benar. Kami jelas gembira dengan adanya rencana rekonsiliasi karena itu akan menyelesaikan semua persoalan, baik di tubuh klub maupun supporter. Ini kabar yang luar biasa," sebut Rendy Pratama, Aremania Rajajowas.
Kebetulan, sejak akhir pekan lalu, manajemen sudah berkomunikasi dengan para petinggi Arema Indonesia untuk duduk bersama. Rencananya dalam pekan ini ada pertemuan lanjutan untuk mengurai benang kusut atau konflik internal selama empat musim terakhir.
Rekonsiliasi bakal menjadi solusi terbaik yang hingga kini terus ditunggu supporter Aremania. Ini merupakan kabar terbaik yang mereka terima sejak kisruh Arema berlangsung. Jika rekonsiliasi berjalan mulus, masa depan Singo Edan bakal kembali cerah.
"Tunggu saja perkembangannya. Yang jelas rencana rekonsiliasi akan terus berjalan dan ada pertemuan lagi. Semoga semua lancar dan Arema bisa memenuhi apa yang diminta Menpora dan DPR sebelum putaran pertama selesai," sebut CEO Iwan Budianto, Selasa (7/4/2015).
Iwan Budianto sudah bertemu dengan semua pihak yang pernah terpecah, di antaranya petinggi Arema Indonesia M Nur serta Gunadi Handoko. Selain itu pertemuan juga melibatkan eks pengelola Arema era Bentoel, yakni Darjoto Setiawan dan Satrija Budi Wibawa.
Satrija Budi Wibawa yang pernah menjabat sekretaris di era Bentoel, mengatakan rekonsiliasi sudah saatnya dilakukan. Arema dikatakannya tidak bisa dalam situasi seperti ini selamanya dan harus ada inisiatif dari berbagai pihak untuk menyelesaikan.
"Solusi terbaik ya rekonsiliasi, tidak ada lainnya. Kalau semua melibatkan ego dan paling benar, tidak akan pernah ketemu sampai kapan pun. Alhamdulillah sekarang sudah ada awal bagus dan tinggal berusaha terus agar rekonsiliasi sukses," sebut Satrija.
Arema Cronus yang 'dibidik' BOPI karena persoalan legalitas, hingga kini memakai legalitas Arema Indonesia. Legalitas itu pula yang dipakai Singo Edan untuk verifikasi AFC. Sedangkan status Arema Indonesia sendiri masih dalam sengketa sejak empat tahun silam.
Sejumlah pihak sempat mengira Arema Cronus memakai legalitas PT Pelita Jaya Cronus sebagai dasar hukum. Namun manajemen sendiri mengakui legalitas yang dipakai adalah Arema Indonesia dan pemakaian nama Cronus hanyalah berkaitan dengan sponsor.
Aremania sendiri menyambut rencana rekonsiliasi dengan semringah. Langkah tersebut dianggap sebagai strategi paling jitu untuk mengurai persoalan di klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987. Tak dimungkiri, masalah itu juga menimbulkan friksi di antara Aremania sendiri.
"Sungguh tidak enak saat ada Aremania yang mengatakan manajemen ini yang salah, itu yang benar. Kami jelas gembira dengan adanya rencana rekonsiliasi karena itu akan menyelesaikan semua persoalan, baik di tubuh klub maupun supporter. Ini kabar yang luar biasa," sebut Rendy Pratama, Aremania Rajajowas.
(bbk)