Ultrasmania Pun Terkejut Persegres Cetak Hat-trick Kemenangan
A
A
A
GRESIK - Persegres Gresik United membuat fakta mengejutkan di awal QNB League 2015. Untuk pertama kali sejak mengikuti kompetisi level tertinggi, Persegres mencatat hat-trick kemenangan di laga perdana sekaligus memuncaki klasemen sementara dengan 9 poin.
Bahkan, Ultrasmania, suporter Persegres, tak menyangka timnya bisa melewati tiga laga dengan hasil sempurna. Maklum, pada persiapan pramusim Persegres sangat kesulitan menghadapi tim selevel dan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kompetitif.
Pada musim keempat Persegres di liga yang sebelumnya bernama Indonesia Super League (ISL), musim ini adalah kekuatan paling menjanjikan. Padahal Pelatih Liestiadi cukup memakai pemain yang sebelumnya tidak begitu dikenal publik sepak bola nasional.
"Jujur saja kami tak menyangka Persegres bisa mengawali QNB League dengan tiga kemenangan. Sebelumnya kami bahkan tak berharap bisa seperti ini. Maklumlah, nama-nama pemain kebanyakan tak terkenal dan pramusim tak begitu bagus," ucap Aan Haryono, Ultrasmania asal Manyar, Gresik.
Pelatih Liestiadi pun terlihat masih kalem menyikapi posisi timnya yang mengejutkan. Dia malah menyebut terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar timnya mampu menghadapi ujian yang lebih berat setelah liga nantinya kembali bergulir.
"Saya senang dengan kondisi ini," ujar Liestiadi. "Tapi belum ada alasan untuk puas dan menganggap Persegres sudah mapan. Persegres masih perlu banyak perbaikan karena saya yakin masih banyak pertandingan yang lebih sulit."
Pada laga terakhir, yakni ketika mengalahkan Barito Putra 0-1, Liestiadi menyebut timnya sangat solid dalam bertahan. Liestiadi membuat keputusan spekulatif ketika menggeser penyerang Herman Dzumafo Epandi sebagai bek tengah setelah Sasa Zecevic diganjar kartu merah.
Keputusan ini mengingatkan strategi pelatih Mitra Kukar Scott Cooper yang menempatkan striker Jajang Mulyana sebagai bek tengah. Ternyata spekulasi di kandang Barito membuahkan hasil, karena Herman Dzumafo juga tangguh sebagai benteng pertahanan.
Posturnya yang menjulang membuat gempuran Barito melalui udara tak membuahkan hasil. "Postur Dzumafo menjadi alasan saya menempatkannya sebagai bek. Saya tak tahu apakah dia dulu pernah menjadi bek, tapi dari komposisi Persegres saat itu dia yang paling tinggi," demikian alasan Liestiadi.
Hebatnya, selain menghindarkan gawangnya dari kebobolan, eks striker Mitra Kukar dan Persib Bandung ini juga menjadi penentu kemenangan timnya setelah mencetak gol di menit 14'. Ini adalah gol pertama Dzumafo sekaligus gol pertama Persegres melalui striker.
Bahkan, Ultrasmania, suporter Persegres, tak menyangka timnya bisa melewati tiga laga dengan hasil sempurna. Maklum, pada persiapan pramusim Persegres sangat kesulitan menghadapi tim selevel dan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kompetitif.
Pada musim keempat Persegres di liga yang sebelumnya bernama Indonesia Super League (ISL), musim ini adalah kekuatan paling menjanjikan. Padahal Pelatih Liestiadi cukup memakai pemain yang sebelumnya tidak begitu dikenal publik sepak bola nasional.
"Jujur saja kami tak menyangka Persegres bisa mengawali QNB League dengan tiga kemenangan. Sebelumnya kami bahkan tak berharap bisa seperti ini. Maklumlah, nama-nama pemain kebanyakan tak terkenal dan pramusim tak begitu bagus," ucap Aan Haryono, Ultrasmania asal Manyar, Gresik.
Pelatih Liestiadi pun terlihat masih kalem menyikapi posisi timnya yang mengejutkan. Dia malah menyebut terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar timnya mampu menghadapi ujian yang lebih berat setelah liga nantinya kembali bergulir.
"Saya senang dengan kondisi ini," ujar Liestiadi. "Tapi belum ada alasan untuk puas dan menganggap Persegres sudah mapan. Persegres masih perlu banyak perbaikan karena saya yakin masih banyak pertandingan yang lebih sulit."
Pada laga terakhir, yakni ketika mengalahkan Barito Putra 0-1, Liestiadi menyebut timnya sangat solid dalam bertahan. Liestiadi membuat keputusan spekulatif ketika menggeser penyerang Herman Dzumafo Epandi sebagai bek tengah setelah Sasa Zecevic diganjar kartu merah.
Keputusan ini mengingatkan strategi pelatih Mitra Kukar Scott Cooper yang menempatkan striker Jajang Mulyana sebagai bek tengah. Ternyata spekulasi di kandang Barito membuahkan hasil, karena Herman Dzumafo juga tangguh sebagai benteng pertahanan.
Posturnya yang menjulang membuat gempuran Barito melalui udara tak membuahkan hasil. "Postur Dzumafo menjadi alasan saya menempatkannya sebagai bek. Saya tak tahu apakah dia dulu pernah menjadi bek, tapi dari komposisi Persegres saat itu dia yang paling tinggi," demikian alasan Liestiadi.
Hebatnya, selain menghindarkan gawangnya dari kebobolan, eks striker Mitra Kukar dan Persib Bandung ini juga menjadi penentu kemenangan timnya setelah mencetak gol di menit 14'. Ini adalah gol pertama Dzumafo sekaligus gol pertama Persegres melalui striker.
(sha)