Derby Kediri Yang Unik
A
A
A
KEDIRI - Derby tim sekota selalu menghadirkan rivalitas panas. Tapi rivalitas tak selalu berujung pada perseteruan antar tim atau suporter. Di Kediri, rivalitas tim sekota memperlihatkan fenomena yang unik dan jarang terjadi di dunia sepak bola. Di Kota Tahu selama ini ada dua tim, yakni Persik mewakili Kota Kediri dan Persedikab dari wilayah Kabupaten Kediri.
Persik selama ini berkandang di Stadion Brawijaya, sementara Persedikab di Stadion Canda Birawa, Pare. Sebelumnya kedua tim juga terlibat dalam rivalitas layaknya klub satu kota. Namun belakangan rivalitas tersebut memunculkan fenomena baru karena ada koneksi solidaritas.
Seperti diketahui, Persik adalah tim yang sedang mengalami krisis finansial hebat dan terlilit utang. Kondisi tersebut membuat Persik Kediri tidak mampu mengikuti kompetisi Divisi Utama 2015 karena tim dibubarkan dengan seretnya anggaran.
Nah, Persedikab pun menawarkan uluran tangan untuk membantu beban yang ditanggung Persik Kediri. Rencananya, Persedikab bakal memakai Stadion Brawijaya, markas Persik, sebagai homebase di Liga Nusantara. Sedangkan hasil tiket akan diberikan kepada pihak Persik.
"Kami sudah koordinasi dengan manajemen Persik. Stadion Brawijaya kan tidak terpakai kalau Persik tidak mengikuti Divisi Utama. Kami berinisiatif memanfaatkannya sebagai home base, sedangkan hasil penjualan tiket untuk membantu Persik,"ujar Sonny Chandra, ketua umum Persedikab Kediri.
Menurutnya langkah tersebut sama-sama menguntungkan bagi kedua tim. Persedikab bisa mempunyai homebase lebih bagus, sedangkan Persik juga terbantu hasil penjualan tiket. Persikmania, suporter Persik, juga masih bisa mendapatkan hiburan dari pertandingan sepak bola.
Rivalitas suporter disebutnya juga tidak ada masalah karena selama ini fans Persik dan Persedikab sangat harmonis.
"Bahkan saat Persedikab berujicoba dengan Perseta Tulungagung, ada Persikmania yang ikut mendukung Persedikab. Itu membuktikan Persik dan Persedikab sama-sama aset Kediri dan harus saling mendukung,"ulasnya.
Setelah Persik buyar dan tak sanggup berlaga di Divisi Utama, praktis Stadion Brawijaya menganggur dan tak dimanfaatkan secara rutin. Ini yang membuat manajemen Persedikab berhasrat memanfaatkan stadion berkapasitas 15.000 penonton itu sekaligus membantu Persik sebagai 'pemiliknya'.
Persedikab adalah tim yang bermain di Liga Nusantara atau liga yang berstatus amatir dan setingkat di bawah level Divisi Utama. Untuk regional Jawa Timur, Persedikab musim ini berada di Grup III bersama PSID Jombang, Persenga Nganjuk, Persepon Ponorogo, Persekama Madiun, Blitar United, Perseta Tulungagung, Persekoba Batu dan Gen B Kota Mojokerto.
Persik selama ini berkandang di Stadion Brawijaya, sementara Persedikab di Stadion Canda Birawa, Pare. Sebelumnya kedua tim juga terlibat dalam rivalitas layaknya klub satu kota. Namun belakangan rivalitas tersebut memunculkan fenomena baru karena ada koneksi solidaritas.
Seperti diketahui, Persik adalah tim yang sedang mengalami krisis finansial hebat dan terlilit utang. Kondisi tersebut membuat Persik Kediri tidak mampu mengikuti kompetisi Divisi Utama 2015 karena tim dibubarkan dengan seretnya anggaran.
Nah, Persedikab pun menawarkan uluran tangan untuk membantu beban yang ditanggung Persik Kediri. Rencananya, Persedikab bakal memakai Stadion Brawijaya, markas Persik, sebagai homebase di Liga Nusantara. Sedangkan hasil tiket akan diberikan kepada pihak Persik.
"Kami sudah koordinasi dengan manajemen Persik. Stadion Brawijaya kan tidak terpakai kalau Persik tidak mengikuti Divisi Utama. Kami berinisiatif memanfaatkannya sebagai home base, sedangkan hasil penjualan tiket untuk membantu Persik,"ujar Sonny Chandra, ketua umum Persedikab Kediri.
Menurutnya langkah tersebut sama-sama menguntungkan bagi kedua tim. Persedikab bisa mempunyai homebase lebih bagus, sedangkan Persik juga terbantu hasil penjualan tiket. Persikmania, suporter Persik, juga masih bisa mendapatkan hiburan dari pertandingan sepak bola.
Rivalitas suporter disebutnya juga tidak ada masalah karena selama ini fans Persik dan Persedikab sangat harmonis.
"Bahkan saat Persedikab berujicoba dengan Perseta Tulungagung, ada Persikmania yang ikut mendukung Persedikab. Itu membuktikan Persik dan Persedikab sama-sama aset Kediri dan harus saling mendukung,"ulasnya.
Setelah Persik buyar dan tak sanggup berlaga di Divisi Utama, praktis Stadion Brawijaya menganggur dan tak dimanfaatkan secara rutin. Ini yang membuat manajemen Persedikab berhasrat memanfaatkan stadion berkapasitas 15.000 penonton itu sekaligus membantu Persik sebagai 'pemiliknya'.
Persedikab adalah tim yang bermain di Liga Nusantara atau liga yang berstatus amatir dan setingkat di bawah level Divisi Utama. Untuk regional Jawa Timur, Persedikab musim ini berada di Grup III bersama PSID Jombang, Persenga Nganjuk, Persepon Ponorogo, Persekama Madiun, Blitar United, Perseta Tulungagung, Persekoba Batu dan Gen B Kota Mojokerto.
(aww)