Enam Comeback Spektakuler di Liga Champions
A
A
A
BARCELONA - Kekalahan di leg pertama dalam pertandingan dua babak tidak lantas membuat peluang tim tertutup untuk terus melaju ke putaran berikutnya. Kerja keras, perjuangan hingga berujung drama dalam sepak bola telah membuktikan, kekalahan pada pertemuan pertama bukanlah akhir segalanya. Beberapa tim besar Eropa telah menunjukkan di ajang Liga Champions dalam beberapa dekade belakangan.
Kini jelang leg kedua perempat final Liga Champions musim 2014-2015, baik Bayern Muenchen dan Paris Saint-German (PSG) masih punya peluang lolos ke babak selanjutnya, usai takluk pada leg pertama. Bayern yang dipermak FC Porto 3-1 pada pertemuan pertama, bakal coba membalikkan keadaan di Allianz Arena, Rabu (22/4) dini hari nanti WIB. Hal yang sama juga bakal coba dilakukan PSG untuk mengejar defisit 3-1 saat mengunjungi kandang Barcelona di Camp Nou.
Dari sekian banyak laga luar biasa yang penuh drama di kompetisi kasta tertinggi Eropa, terkait perjuangan klub-klub terbaik mengejar ketertinggalan. Sindonews coba merangkum jadi enam laga comeback spektakuler yang pernah terjadi di ajang Liga Champions:
1. Chelsea 3-1 Barcelona (Barcelona 5-1 Chelsea, Leg Kedua)
Setelah dipermalukan 1-3 pada pertemuan pertama di Stamford Bridge, Barcelona menunjukkan pembalasan sempurna di leg kedua perempat final Liga Champions musim 1999-2000. Empat tahun sebelum era Roman Abramovich dimulai, Chelsea melakoni penampilan perdana di Liga Champions, tepatnya di musim 1999-2000. Debut pertama skuat The Blues -julukan Chelsea- langsung mencuri perhatian setelah melenggang mulus dari babak grup hingga ke perempat final.
Melawan tim sekelas Barcelona, skuat besutan Gianluca Vialli sempat membuka peluang besar untuk melaju ke semifinal setelah meraih kemenangan menyakinkan di depan publik sendiri. Tapi sayang kepercayaan diri Chelsea saat menyambangi Camp Nou, harus berakhir dengan petaka. Berawal dari pelanggaran Didier Deschamps kepada Rivaldo di menit 24, Chelsea kemudian dibuat tak berdaya.
Tendangan bebas Rivaldo melaju mulus melewati pagar betis Chelsea dengan sempurna untuk menjebol gawang klub asal London untuk pertama kali. Selanjutnya seperti kesetanan Barca terus menambah pundi-pundi golnya, lewat aksi Luis Figo untuk menutup babak pertama. Tim tamu sempat membuka asa lewat gol Tore Andre Flo di babak kedua, tapi sayang dominasi La Blaugrana tidak terhenti.
Gol dari tandukan Dani Garcia meneruskan sepakan bebas Pep Guardiola, membuat Chelsea makin terpuruk. Selanjutnya eksekutor Rivaldo dari 12 pas membawa Barca unggul 4-1 dan ditutup dengan sempurna oleh Kluivert. La Blaugrana akhirnya berhasil lolos dengan keunggulan agregat 6-4 atas wakil Inggris itu.
2. AC Milan 4-1 Deportivo La Coruna (Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan, Leg Kedua)
AC Milan datang dengan kepercayaan diri tinggi ke kandang Deportivo La Coruna di leg kedua perempat final Liga Champions musim 2003-2004. Kemenangan telak 4-1 di San Siro, lewat sepasang gol dari Ricardo Kaka dilengkapi Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko membuat peluang I Rosonerri -julukan Milan- terbuka lebar untuk terus melaju ke babak selanjutnya. Menghadapi La Coruna wakil dari Liga Spanyol, Milan diprediksi mampu melenggang mulus.
Namun prediksi di atas kertas dimentahkan La Coruna dengan kemenangan besar empat gol tanpa balas. Hebatnya lagi La Coruna unggul tiga gol sebelum turun minum lewat aksi Walter Pandiani, Juan Carlos Valeron, dan Albert Luque. Pada paruh kedua Fran Gonzalez memberikan kemenangan sempurna 4-0 buat publik tuan rumah, untuk memesan tiket ke semifinal dengan agregat 5-4.
Pelatih Deportivo, Javier Irureta langsung meluapkan kegembiraannya karena mampu menggerus tim sebesar Milan di ajang Liga Champions. "Pertandingan yang sangat kompleks dan sulit. Tapi dalam sepak bola selalu ada mukjizat, dimana hal yang diluar rasional dapat terjadi," jelasnya.
Irureta JUGA langsung melaksanakan nazarnya seusai kemenangan tersebut dengan jalan kaki ke sebuah tempat ziarah ke kota Santiago de Compostela, yang berjarak sekitar 54 kilometer. "Sesuatu yang bernilai untuk pergi ke Santiago setelah kemenangan ini. Saya akan berjalan ke Santiago karena janji adalah janji," ujar Irureta.
3. Real Madrid 4-2 AS Monaco (AS Monaco 3-1 Real Madrid, Leg Kedua)
Berkat usaha keras Real Madrid akhirnya mampu meraih kemenangan sempurna 4-2 atas AS Monaco di leg pertama perempat final Liga Champions musim 2003-2004. Namun siapa yang menyangka bila klub raksasa asal Liga Spanyol dan Eropa itu harus terjungkal di tangan klub asal Prancis. Monaco secara luar biasa mampu membalikkan keadaan menjadi 3-1 pada leg kedua di Stade Louis II -kandang Monaco-.
Raul Gonzales yang kala itu menjadi andalan Los Blancos -julukan Madrid- dalam urusan menjebol gawang lawan, sempat membuat asa buat Madrid lewat golnya dimenit ke 35. Monaco yang makin tertinggal, tidak lantas menyerah begitu saja. Dorongan publik tuan rumah terbukti jadi pelecut buat skuat besutan Didier Deschamps menyamakan kedudukan lewat persembahan gol Ludovic Giuly pada penghujung babak pertama.
Skor 1-1 membuat Monaco masih punya peluang ke babak selanjutnya. Diparuh kedua semangat Monaco semakin berlipat ganda saat Fernando Morientes pada menit ke-48 membuat timnya balik unggul atas Madrid. Monaco yang membutuhkan satu gol lagi terus menekan hingga Giuly memberikan petaka yang tidak bisa dilupakan El real. Hasilnya Monaco berpesta di kandangnya sendiri karena mampu lolos ke semifinal dengan agregat 5-5, unggul produktivitas gol. Aturan gol kandang kembali memakan korban, kali ini Madrid yang harus merasakannya.
4. Napoli 3-1 Chelsea (Chelsea 4-1 Napoli, Leg Kedua)
Chelsea menjalani musim yang sangat dramatis di musim 2011-2012, setelah klub asal London itu harus memecat pelatih mereka saat itu, Andre Villas-Boas lantaran dinilai gagal membawa The Blues bersinar di Liga Champions. Kekalahan 3-1 atas Napoli di San Paulo di babak 16 besar Liga Champions menjadi akhir cerita kebersamaan Villas-Boas bersama skuat Roman Emperor. Ezequiel Lavezzi yang menjadi bintang dengan mencetak dua gol, sebelum disempurnakan Edison Cavani membawa timnya meraih kemenangan hebat di Inggris.
Sementara itu gol balasan dari Juan Mata tak mampu menyelamatkan Chelsea dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk Napoli. Setelahnya Villas-Boas yang kedatangannya sempat digadang-gadang sebagai penerus Jose Mourinho, harus terlempar dari kursi pelatih. Roberto Di Matteo masuk menjadi cartaker dan siapa yang menyangka, di bawah asuhan pelatih asal Italia itu Chelsea mampu menuai sukses.
Datang ke leg kedua dengan mengusung dendam, pertandingan sengit tersaji antara Chelsea kontra Napoli. The Blues tampil ganas diparuh pertama lewat gol Drogba, John Terry, dan Frank Lampard. Sementara Napoli baru bisa memperkecil ketertinggalan lewat gol Gokhan Inler pada paruh kedua. Branislav Ivanovic kemudian datang sebagai pahlawan, lewat golnya dimenit ke 105 untuk memberikan kemenangan Chelsea 4-1.
The Blues akhirnya lolos ke perempat final dengan total agregat 5-4. Bahkan, The Blues akhirnya menjuarai turnamen ini untuk kali pertama setelah mengempaskan Bayern Muenchen di partai final. "Saya punya malam yang sempurna, ini mungkin akan jadi sejarah," terang Di Matteo.
5. AC Milan 2-0 Barcelona (Barcelona 4-0 AC Milan, Leg Kedua)
Barcelona kembali menunjukkan tim dengan mental baja, usai sukses membalikkan keadaan dari situasi tertinggal dua gol tanpa balas di leg pertama babak 16 besar Liga Champions musim 2012-2013. Dua gol dari Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari ke gawang Barcelona yang dikawal Victor Valdes, mendongkrak kepercayaan diri skuat Milan saat datang ke Camp Nou dalam upaya meraih tiket ke perempat final Liga Champions.
Namun sayang dominasi Milan di San Siro tidak berlanjut, saat mereka bertandang ke Spanyol. Sihir La Blaugarana bersama bocah ajaib, Lionel Messi membuat penjaga gawang Milan, Christian Abbiati harus meratapi gawangnya di bobol sebanyaks empat kali sepanjang pertandingan. Sepasang gol dari Lionel Messi ditambah dua gol sumbangan David Villa dan Jordi Alba membawa La Blaugrana memastikan tiket ke perempat final dengan keunggulan agregat 4-2.
Setelah pertandingan Lionel Messi dipuja sebagai salah satu kunci kemenangan Barca, setelah membuat barisan pertahanan tim tamu tidak berkutik di Camp Nou. "Inilah Barcelona dan inilah yang diinginkan fans di setiap pertandingan," ujar Lionel Messi seusai pertandingan tersebut.
6. Paris Saint-Germain 3-1 Chelsea (Chelsea 2-0 Paris Saint-Germain)
Chelsea mendapatkan keuntungan dari aturan gol tandang, saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di perempat final Liga Champions musim 2013-2014. Awal buruk The Blues -julukan Chelsea- di Parc des Princess saat dipermalukan PSG 3-1, sepertinya menjadi tanda keterpurukan skuat besutan Jose Mourinho di kompetisi Eropa. Petaka klub asal London hadir saat laga baru berjalan empat menit lewat aksi Ezequiel Lavezzi dan kemudian gol bunuh diri David Luiz semakin meruntuhkan semangat pasukan London di menit ke 61.
Buruknya pertahanan The Blues bahkan berujung dengan tambahan satu gol bagi PSG lewat aksi Javier Pastore di masa injury time. Eden Hazard sempat membalas lewat titik putih, tapi sayang tidak mampu menyelamatkan timnya dari kekalahan. Tapi siapa yang menyangka gol Hazard tersebut bakal jadi penentu lolosnya Chelsea ke babak semifinal musim 2013-2014.
Namun Chelsea kembali lagi menyuguhkan drama hebat saat akhirnya memesan satu tiket ke semifinal, lantaran membungkam PSG dua gol tanpa balas di Stamford Bridge. Schuerrle jadi pemecah kebuntuan Chelsea di menit 32, sebelum Ba jadi pahlawan kemenangan Chelsea dengan golnya di menit 87. Chelsea lolos dari lubang jarum karena aturan gol tandang membuat mereka lolos ke babak selanjutnya, meski agregat akhir sama kuat 1-1.
Kini jelang leg kedua perempat final Liga Champions musim 2014-2015, baik Bayern Muenchen dan Paris Saint-German (PSG) masih punya peluang lolos ke babak selanjutnya, usai takluk pada leg pertama. Bayern yang dipermak FC Porto 3-1 pada pertemuan pertama, bakal coba membalikkan keadaan di Allianz Arena, Rabu (22/4) dini hari nanti WIB. Hal yang sama juga bakal coba dilakukan PSG untuk mengejar defisit 3-1 saat mengunjungi kandang Barcelona di Camp Nou.
Dari sekian banyak laga luar biasa yang penuh drama di kompetisi kasta tertinggi Eropa, terkait perjuangan klub-klub terbaik mengejar ketertinggalan. Sindonews coba merangkum jadi enam laga comeback spektakuler yang pernah terjadi di ajang Liga Champions:
1. Chelsea 3-1 Barcelona (Barcelona 5-1 Chelsea, Leg Kedua)
Setelah dipermalukan 1-3 pada pertemuan pertama di Stamford Bridge, Barcelona menunjukkan pembalasan sempurna di leg kedua perempat final Liga Champions musim 1999-2000. Empat tahun sebelum era Roman Abramovich dimulai, Chelsea melakoni penampilan perdana di Liga Champions, tepatnya di musim 1999-2000. Debut pertama skuat The Blues -julukan Chelsea- langsung mencuri perhatian setelah melenggang mulus dari babak grup hingga ke perempat final.
Melawan tim sekelas Barcelona, skuat besutan Gianluca Vialli sempat membuka peluang besar untuk melaju ke semifinal setelah meraih kemenangan menyakinkan di depan publik sendiri. Tapi sayang kepercayaan diri Chelsea saat menyambangi Camp Nou, harus berakhir dengan petaka. Berawal dari pelanggaran Didier Deschamps kepada Rivaldo di menit 24, Chelsea kemudian dibuat tak berdaya.
Tendangan bebas Rivaldo melaju mulus melewati pagar betis Chelsea dengan sempurna untuk menjebol gawang klub asal London untuk pertama kali. Selanjutnya seperti kesetanan Barca terus menambah pundi-pundi golnya, lewat aksi Luis Figo untuk menutup babak pertama. Tim tamu sempat membuka asa lewat gol Tore Andre Flo di babak kedua, tapi sayang dominasi La Blaugrana tidak terhenti.
Gol dari tandukan Dani Garcia meneruskan sepakan bebas Pep Guardiola, membuat Chelsea makin terpuruk. Selanjutnya eksekutor Rivaldo dari 12 pas membawa Barca unggul 4-1 dan ditutup dengan sempurna oleh Kluivert. La Blaugrana akhirnya berhasil lolos dengan keunggulan agregat 6-4 atas wakil Inggris itu.
2. AC Milan 4-1 Deportivo La Coruna (Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan, Leg Kedua)
AC Milan datang dengan kepercayaan diri tinggi ke kandang Deportivo La Coruna di leg kedua perempat final Liga Champions musim 2003-2004. Kemenangan telak 4-1 di San Siro, lewat sepasang gol dari Ricardo Kaka dilengkapi Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko membuat peluang I Rosonerri -julukan Milan- terbuka lebar untuk terus melaju ke babak selanjutnya. Menghadapi La Coruna wakil dari Liga Spanyol, Milan diprediksi mampu melenggang mulus.
Namun prediksi di atas kertas dimentahkan La Coruna dengan kemenangan besar empat gol tanpa balas. Hebatnya lagi La Coruna unggul tiga gol sebelum turun minum lewat aksi Walter Pandiani, Juan Carlos Valeron, dan Albert Luque. Pada paruh kedua Fran Gonzalez memberikan kemenangan sempurna 4-0 buat publik tuan rumah, untuk memesan tiket ke semifinal dengan agregat 5-4.
Pelatih Deportivo, Javier Irureta langsung meluapkan kegembiraannya karena mampu menggerus tim sebesar Milan di ajang Liga Champions. "Pertandingan yang sangat kompleks dan sulit. Tapi dalam sepak bola selalu ada mukjizat, dimana hal yang diluar rasional dapat terjadi," jelasnya.
Irureta JUGA langsung melaksanakan nazarnya seusai kemenangan tersebut dengan jalan kaki ke sebuah tempat ziarah ke kota Santiago de Compostela, yang berjarak sekitar 54 kilometer. "Sesuatu yang bernilai untuk pergi ke Santiago setelah kemenangan ini. Saya akan berjalan ke Santiago karena janji adalah janji," ujar Irureta.
3. Real Madrid 4-2 AS Monaco (AS Monaco 3-1 Real Madrid, Leg Kedua)
Berkat usaha keras Real Madrid akhirnya mampu meraih kemenangan sempurna 4-2 atas AS Monaco di leg pertama perempat final Liga Champions musim 2003-2004. Namun siapa yang menyangka bila klub raksasa asal Liga Spanyol dan Eropa itu harus terjungkal di tangan klub asal Prancis. Monaco secara luar biasa mampu membalikkan keadaan menjadi 3-1 pada leg kedua di Stade Louis II -kandang Monaco-.
Raul Gonzales yang kala itu menjadi andalan Los Blancos -julukan Madrid- dalam urusan menjebol gawang lawan, sempat membuat asa buat Madrid lewat golnya dimenit ke 35. Monaco yang makin tertinggal, tidak lantas menyerah begitu saja. Dorongan publik tuan rumah terbukti jadi pelecut buat skuat besutan Didier Deschamps menyamakan kedudukan lewat persembahan gol Ludovic Giuly pada penghujung babak pertama.
Skor 1-1 membuat Monaco masih punya peluang ke babak selanjutnya. Diparuh kedua semangat Monaco semakin berlipat ganda saat Fernando Morientes pada menit ke-48 membuat timnya balik unggul atas Madrid. Monaco yang membutuhkan satu gol lagi terus menekan hingga Giuly memberikan petaka yang tidak bisa dilupakan El real. Hasilnya Monaco berpesta di kandangnya sendiri karena mampu lolos ke semifinal dengan agregat 5-5, unggul produktivitas gol. Aturan gol kandang kembali memakan korban, kali ini Madrid yang harus merasakannya.
4. Napoli 3-1 Chelsea (Chelsea 4-1 Napoli, Leg Kedua)
Chelsea menjalani musim yang sangat dramatis di musim 2011-2012, setelah klub asal London itu harus memecat pelatih mereka saat itu, Andre Villas-Boas lantaran dinilai gagal membawa The Blues bersinar di Liga Champions. Kekalahan 3-1 atas Napoli di San Paulo di babak 16 besar Liga Champions menjadi akhir cerita kebersamaan Villas-Boas bersama skuat Roman Emperor. Ezequiel Lavezzi yang menjadi bintang dengan mencetak dua gol, sebelum disempurnakan Edison Cavani membawa timnya meraih kemenangan hebat di Inggris.
Sementara itu gol balasan dari Juan Mata tak mampu menyelamatkan Chelsea dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk Napoli. Setelahnya Villas-Boas yang kedatangannya sempat digadang-gadang sebagai penerus Jose Mourinho, harus terlempar dari kursi pelatih. Roberto Di Matteo masuk menjadi cartaker dan siapa yang menyangka, di bawah asuhan pelatih asal Italia itu Chelsea mampu menuai sukses.
Datang ke leg kedua dengan mengusung dendam, pertandingan sengit tersaji antara Chelsea kontra Napoli. The Blues tampil ganas diparuh pertama lewat gol Drogba, John Terry, dan Frank Lampard. Sementara Napoli baru bisa memperkecil ketertinggalan lewat gol Gokhan Inler pada paruh kedua. Branislav Ivanovic kemudian datang sebagai pahlawan, lewat golnya dimenit ke 105 untuk memberikan kemenangan Chelsea 4-1.
The Blues akhirnya lolos ke perempat final dengan total agregat 5-4. Bahkan, The Blues akhirnya menjuarai turnamen ini untuk kali pertama setelah mengempaskan Bayern Muenchen di partai final. "Saya punya malam yang sempurna, ini mungkin akan jadi sejarah," terang Di Matteo.
5. AC Milan 2-0 Barcelona (Barcelona 4-0 AC Milan, Leg Kedua)
Barcelona kembali menunjukkan tim dengan mental baja, usai sukses membalikkan keadaan dari situasi tertinggal dua gol tanpa balas di leg pertama babak 16 besar Liga Champions musim 2012-2013. Dua gol dari Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari ke gawang Barcelona yang dikawal Victor Valdes, mendongkrak kepercayaan diri skuat Milan saat datang ke Camp Nou dalam upaya meraih tiket ke perempat final Liga Champions.
Namun sayang dominasi Milan di San Siro tidak berlanjut, saat mereka bertandang ke Spanyol. Sihir La Blaugarana bersama bocah ajaib, Lionel Messi membuat penjaga gawang Milan, Christian Abbiati harus meratapi gawangnya di bobol sebanyaks empat kali sepanjang pertandingan. Sepasang gol dari Lionel Messi ditambah dua gol sumbangan David Villa dan Jordi Alba membawa La Blaugrana memastikan tiket ke perempat final dengan keunggulan agregat 4-2.
Setelah pertandingan Lionel Messi dipuja sebagai salah satu kunci kemenangan Barca, setelah membuat barisan pertahanan tim tamu tidak berkutik di Camp Nou. "Inilah Barcelona dan inilah yang diinginkan fans di setiap pertandingan," ujar Lionel Messi seusai pertandingan tersebut.
6. Paris Saint-Germain 3-1 Chelsea (Chelsea 2-0 Paris Saint-Germain)
Chelsea mendapatkan keuntungan dari aturan gol tandang, saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di perempat final Liga Champions musim 2013-2014. Awal buruk The Blues -julukan Chelsea- di Parc des Princess saat dipermalukan PSG 3-1, sepertinya menjadi tanda keterpurukan skuat besutan Jose Mourinho di kompetisi Eropa. Petaka klub asal London hadir saat laga baru berjalan empat menit lewat aksi Ezequiel Lavezzi dan kemudian gol bunuh diri David Luiz semakin meruntuhkan semangat pasukan London di menit ke 61.
Buruknya pertahanan The Blues bahkan berujung dengan tambahan satu gol bagi PSG lewat aksi Javier Pastore di masa injury time. Eden Hazard sempat membalas lewat titik putih, tapi sayang tidak mampu menyelamatkan timnya dari kekalahan. Tapi siapa yang menyangka gol Hazard tersebut bakal jadi penentu lolosnya Chelsea ke babak semifinal musim 2013-2014.
Namun Chelsea kembali lagi menyuguhkan drama hebat saat akhirnya memesan satu tiket ke semifinal, lantaran membungkam PSG dua gol tanpa balas di Stamford Bridge. Schuerrle jadi pemecah kebuntuan Chelsea di menit 32, sebelum Ba jadi pahlawan kemenangan Chelsea dengan golnya di menit 87. Chelsea lolos dari lubang jarum karena aturan gol tandang membuat mereka lolos ke babak selanjutnya, meski agregat akhir sama kuat 1-1.
(akr)