Skuat Kuda Pegasus Galau Kehilangan sang Jenderal
A
A
A
MEDAN - Kepergian Faisal Azmi yang menyeberang ke PSMS Medan membuat Pro Duta FC kesulitan menemukan sosok yang tepat untuk mengatur ritme permainan. Kondisi itu membuat pelatih kepala Pro Duta Ansyari Lubis harus memaksimalkan pemain yang ada.
Rencananya, pria yang akrab disapa Uwak itu menempatkan Faisal di sektor tengah sebagai pengatur ritme permainan. Tugas ini dulunya diemban Donny F Siregar yang kini memperkuat Persegres Gresik United.
Memang, kebersamaan Faisal dengan Pro Duta harus berakhir. Tak ada kejelasan dari manajemen tak lagi menggunakan jasa pemain yang telah bergabung sejak 2011 itu, membuat Faisal memilih hengkang. Dominasi pemain muda cukup menjadi alasan mengeser Faisal dari skuad inti. Kepergian Faisal ini pun menyisakan semakin sedikit pemain senior. Yakni, Yuda Handika (kiper), Rachmadany, Suyatno (bek) dan M Syamir (gelandang bertahan).
Memang, Uwak tak terlalu memusingkannya, skuad yang telah terbentuk saat ini, dirasanya cukup banyak pilihan siapa yang pantas mengemban tugas tersebut. Ya, Pro Duta telah menetapkan 26 pemain menatap kompetisi Divisi Utama 2015. ''Kami tidak akan menambah pemain lagi. Inilah skuad Pro Duta untuk Divisi Utama 2015. Inilah yang harus dibentuk dan dimaksimalkan untuk Divisi Utama,''jelas Uwak.
Soal urusan pemain sentral, tampaknya Uwak memilih M Syamir mengemban tugas tersebut. Namun, masih ada kekurangan Syamir yang harus diperbaikinya. Bertugas sebagai mengatur alur serangan bukan tugas yang mudah. Posisi inilah yang paling bertanggungjawab atas berjalannya kolektivitas permainan.
''Iya, Syamir saya tunjuk untuk mengantikan peran Donny. Memang masih ada kekurangan dia. Dia harus mensupport lini tengah dan belakang. Tapi, dia masih lambat saat proses transisi. Dia harus mengerti dan tahu apa tugasnya. Dalam tekanan dia harus bisa lepaskan diri dari kawalan lawan,''tandasnya.
Opsi lain yang dimiliki Uwak, tertuju pada Abdul Majid Mony, yang baru bergabung kembali sejak Maret lalu. Majid memang bukan sosok baru bagi tim berjuluk Kuda Pegasus itu. Ia memperkuat Pro Duta sejak 2011. Permainannya yang gemilang dan membawa Pro Duta juara playoff ISL 2013 membuat sejumlah klub kepincut.
Musim 2014 Majid menerima pinangan Persiba Bantul. Namun, persoalan yang mendera klub tersebut, membuat Majid memilih kembali ke Pro Duta. ''Dia bisa bermain di posisi apa saja. Tadi juga dia banyak melakukan clearence. Yang pasti, semua pemain harus bisa bermain dengan posisi yang berbeda,''tegasnya.
Majid sendiri mengaku siap mengemban tugas tersebut. Kembali bergabung sejak Maret lalu, baginya, kembali memperkuat Pro Duta, menjadi penambahan pengalaman sepakbola profesionalnya. “Sekarang Produta beda sama yang dulu. Produta sekarang pakai pemain muda semua,” katanya.
Tak hanya memikirkan mencari pengatur permainan. Uwak juga melihat ujung tombak yang dimilikinya masih tumpul. Laga uji coba melawan PSBL Langsa pekan lalu, Uwak melihat Fiwi Dwipan, M Fadil Redian, dan Arsyad Yusgiantoro, masih harus diraut ketajamannya.
Ketajaman ketiganya belum sesuai harapan dirinya. Hasil imbang 1-1 dengan kontestan Divisi Utama 2015 itu dan berada satu grup dengan Pro Duta, menjadi pelajaran berharga ujicoba tersebut. ''Mereka masih kurang tenang. Finishing juga masih lemah. Ini harus saya perbaiki sebelum kompetisi dimulai,''pungkas mantan pemain Timnas era 1990 an itu.
Rencananya, pria yang akrab disapa Uwak itu menempatkan Faisal di sektor tengah sebagai pengatur ritme permainan. Tugas ini dulunya diemban Donny F Siregar yang kini memperkuat Persegres Gresik United.
Memang, kebersamaan Faisal dengan Pro Duta harus berakhir. Tak ada kejelasan dari manajemen tak lagi menggunakan jasa pemain yang telah bergabung sejak 2011 itu, membuat Faisal memilih hengkang. Dominasi pemain muda cukup menjadi alasan mengeser Faisal dari skuad inti. Kepergian Faisal ini pun menyisakan semakin sedikit pemain senior. Yakni, Yuda Handika (kiper), Rachmadany, Suyatno (bek) dan M Syamir (gelandang bertahan).
Memang, Uwak tak terlalu memusingkannya, skuad yang telah terbentuk saat ini, dirasanya cukup banyak pilihan siapa yang pantas mengemban tugas tersebut. Ya, Pro Duta telah menetapkan 26 pemain menatap kompetisi Divisi Utama 2015. ''Kami tidak akan menambah pemain lagi. Inilah skuad Pro Duta untuk Divisi Utama 2015. Inilah yang harus dibentuk dan dimaksimalkan untuk Divisi Utama,''jelas Uwak.
Soal urusan pemain sentral, tampaknya Uwak memilih M Syamir mengemban tugas tersebut. Namun, masih ada kekurangan Syamir yang harus diperbaikinya. Bertugas sebagai mengatur alur serangan bukan tugas yang mudah. Posisi inilah yang paling bertanggungjawab atas berjalannya kolektivitas permainan.
''Iya, Syamir saya tunjuk untuk mengantikan peran Donny. Memang masih ada kekurangan dia. Dia harus mensupport lini tengah dan belakang. Tapi, dia masih lambat saat proses transisi. Dia harus mengerti dan tahu apa tugasnya. Dalam tekanan dia harus bisa lepaskan diri dari kawalan lawan,''tandasnya.
Opsi lain yang dimiliki Uwak, tertuju pada Abdul Majid Mony, yang baru bergabung kembali sejak Maret lalu. Majid memang bukan sosok baru bagi tim berjuluk Kuda Pegasus itu. Ia memperkuat Pro Duta sejak 2011. Permainannya yang gemilang dan membawa Pro Duta juara playoff ISL 2013 membuat sejumlah klub kepincut.
Musim 2014 Majid menerima pinangan Persiba Bantul. Namun, persoalan yang mendera klub tersebut, membuat Majid memilih kembali ke Pro Duta. ''Dia bisa bermain di posisi apa saja. Tadi juga dia banyak melakukan clearence. Yang pasti, semua pemain harus bisa bermain dengan posisi yang berbeda,''tegasnya.
Majid sendiri mengaku siap mengemban tugas tersebut. Kembali bergabung sejak Maret lalu, baginya, kembali memperkuat Pro Duta, menjadi penambahan pengalaman sepakbola profesionalnya. “Sekarang Produta beda sama yang dulu. Produta sekarang pakai pemain muda semua,” katanya.
Tak hanya memikirkan mencari pengatur permainan. Uwak juga melihat ujung tombak yang dimilikinya masih tumpul. Laga uji coba melawan PSBL Langsa pekan lalu, Uwak melihat Fiwi Dwipan, M Fadil Redian, dan Arsyad Yusgiantoro, masih harus diraut ketajamannya.
Ketajaman ketiganya belum sesuai harapan dirinya. Hasil imbang 1-1 dengan kontestan Divisi Utama 2015 itu dan berada satu grup dengan Pro Duta, menjadi pelajaran berharga ujicoba tersebut. ''Mereka masih kurang tenang. Finishing juga masih lemah. Ini harus saya perbaiki sebelum kompetisi dimulai,''pungkas mantan pemain Timnas era 1990 an itu.
(aww)