Empat Kunci Sukses Juve di Monaco
A
A
A
MONACO - Dalam upaya mengakhiri penantian panjan 12 tahun untuk merasakan babak semifinal Liga Champions, Juventus wajib menyuguhkan permainan terbaik mereka dalam lawatan ke kandang AS Monaco di leg kedua perempat final Liga Champions, Kamis (23/4) dini hari nanti WIB. Modal 1-0 dari pertemuan pertama berkat gol semata wayang Arturo Vidal bisa jadi motivasi Juve melangkah ke babak selanjutnya.
Meski begitu kemenangan tipis di Turin, tidak membuat langkah tim berjuluk Si Nyonya Tua itu berjalan mulus. Monaco selaku tuan rumah dipastikan bakal memberikan perlawanan sengit. Dari sekian banyak kemungkinan yang dimiliki Juventus untuk memesan tiket ke babak selanjutnya, Sindonews coba meramalkan empat poin apa saja yang bisa dimanfaatkan skuat besutan Max Allegri untuk melangkah ke semifinal:
1. Performa On Fire Vidal
Menendang penalti pada laga sepenting perempat final Liga Champions tidak pernah mudah, namun Vidal mampu melakukannya. Hebatnya lagi nyali gelandang asal Chile itu tidak menciut setelah sebelumnya gagal mengeksekusi dua kali tendangan 12 pas sepanjang musim ini, termasuk melawan Olympiakos di babak fase grup. Pada leg pertama performa apik Vidal terlihat menjadi andalan skuat Juve, dengan beberapa kali menebar ancaman.
Pada babak kedua peluang emas didapatkan Juve setelah Ricardo Carvalho menjatuhkan Morata di kotak terlarang, kala beradu duel mendapatkan bola lambung. Vidal yang sangat percaya diri maju sebagai eksekutor untuk menggantikan peran yang biasanya diambil oleh Carlo Tevez. Terbukti nyali Vidal berbuah hasil, saat tendangannya mampu mengecoh Subasic ke arah yang sebaliknya. Juve pun unggul 1-0 dan bertahan hingga laga bubar.
"Saya bertanya kepada Carlito (Carlos Tevez) untuk memberikan bola. Ketika hadiah penalti datang, maka di antara kami siapa yang paling percaya diri adalah sosok yang tepat untuk melakukannya dan saya kin mampu mencetak gol," ucap Vidal. Bila Juve mampu memanfaatkan performa Vidal yang tengah menanjak, maka bukan tidak mungkin wakil satu-satunya dari Italia di perempat final itu dapat terus melaju.
2. Penyelamatan Gemilang Buffon
Selain Vidal yang berperan penting mempersembahkan kemenangan di leg pertama buat Juventus, sosok penjaga gawang, Gianluigi Buffon tidak bisa dilupakan begitu saja. Kegagalan Monaco untuk mencetak gol pada pertemuan pertama, tidak lain karena buah kerja keras Buffon dalam mengawal gawang Si Nyonya Tua -julukan Juve-. "Kami harus menjaga fokus, karena Monaco adalah tim yang berbahaya," terang Buffon.
"Sangat penting untuk mengakui dan faktanya bahwa kemenangan di pertemuan pertama membuat kami lebih kuat karena telah meletakkan satu kaki di semifinal. Namun apapun masih bisa terjadi," sambungnya. Bila Buffon mampu melanjutkan performa saat Juve melawat ke Stade Louis II -kandang Monaco-, maka kemenangan bukanlah hal mustahil. Sementara itu Juve hanya membutuhkan hasil imbang untuk melaju ke babak selanjutnya.
Buffon juga menyangkal bahwa dirinya telah menetapkan tanggal untuk pensiun dari dunia sepak bola. "Saya akan menjadi yang pertama tahu ketika tidak lagi mampu untuk melanjutkan, tapi itu akan sia-sia jika saya pensiun sementara saya masih kuat," ucapnya
3. Menanti Tuah Patrice Evra
Jika pertandingan di Turin sangat spesial bagi penyerang veteran AS Monaco, Andrea Raggi yang kembali lagi ke tanah kelahirannya sejak meninggalkan Italia pada 2012 untuk bergabung bersama Monaco. Maka pada leg kedua nanti akan menjadi pertandingan emosional untuk bek kiri Juventus, Patrice Evra yang pernah bermain di Stade Louis II pada periode 2002-2006. Hebatnya lagi Evra kala itu sukses menghantar Monaco ke final Liga Champuons pada 2004, kini kehadiran Evra diharapkan dapat membawa Juventus ketempat yang sama musim ini.
Impresif di kompetisi domestik dalam tiga tahun belakangan, tidak membuat Juve tampil gemilang di Eropa. Bahkan terakhir kali Juve melangkah ke semifinal 12 tahun lalu. Pengalaman Evra diharapkan dapat membantu Juve mengakhiri penantian panjang ini. "Juventus punya sejarah besar, banyak pemain besar pernah mengenakan jersey hitam putih ini di masa lalu. Kami harus tetap bermain seperti itu," ucap Evra.
"Monaco tidak bisa dianggap remeh, kemenangan 1-0 bukan hasil yang besar. Kami masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melaju ke babak selanjutnya. Tapi jika kami mampu ke empat besar, maka kami bisa mengklaim ini adalah tim yang hebat," tandasnya.
4. Performa Minim Berbatov
Monaco boleh saja punya pertahanan hebat seperti yang pernah mereka tunjukkan di Turin, tapi skuat besutan Leonardo Jardim tidak mempunyai daya dobrak yang cukup. Performa minim Dimitar Berbatov bisa jadi ruang yang bisa dimanfaatkan Juve untuk menggedor skuat tuan rumah di leg kedua nanti. Apalagi kehadiran pemain muda seperti Yannick Ferreira-Carrasco dan Anthony Martial belum terbukti bisa membuat lini depan Monaco lebih tajam. Meski keduanya punya kecepatan dan teknik, namun mereka gagal bersinar dalam lawatan ke Turin.
Berbatov sempat menjadi pemain pengganti dimenit ke 71 pada pertemuan pertama sebelumnya, tapi sayang penyerang asal Bulgaria itu hanya mampu menciptakan peluang dari situasi sempat pojok Ferreira-Carrasco yang diteruskan dengan tandukan keras. Sayang, usaha Berbatov tidak bisa berbuah hasil. Dengan hanya tujuh gol dalam sembilan pertandingan sepanjang musim ini yang dicetak Monaco, bisa jadi kesempatan buat Juve meraih hasil maksimal di Prancis.
Meski begitu kemenangan tipis di Turin, tidak membuat langkah tim berjuluk Si Nyonya Tua itu berjalan mulus. Monaco selaku tuan rumah dipastikan bakal memberikan perlawanan sengit. Dari sekian banyak kemungkinan yang dimiliki Juventus untuk memesan tiket ke babak selanjutnya, Sindonews coba meramalkan empat poin apa saja yang bisa dimanfaatkan skuat besutan Max Allegri untuk melangkah ke semifinal:
1. Performa On Fire Vidal
Menendang penalti pada laga sepenting perempat final Liga Champions tidak pernah mudah, namun Vidal mampu melakukannya. Hebatnya lagi nyali gelandang asal Chile itu tidak menciut setelah sebelumnya gagal mengeksekusi dua kali tendangan 12 pas sepanjang musim ini, termasuk melawan Olympiakos di babak fase grup. Pada leg pertama performa apik Vidal terlihat menjadi andalan skuat Juve, dengan beberapa kali menebar ancaman.
Pada babak kedua peluang emas didapatkan Juve setelah Ricardo Carvalho menjatuhkan Morata di kotak terlarang, kala beradu duel mendapatkan bola lambung. Vidal yang sangat percaya diri maju sebagai eksekutor untuk menggantikan peran yang biasanya diambil oleh Carlo Tevez. Terbukti nyali Vidal berbuah hasil, saat tendangannya mampu mengecoh Subasic ke arah yang sebaliknya. Juve pun unggul 1-0 dan bertahan hingga laga bubar.
"Saya bertanya kepada Carlito (Carlos Tevez) untuk memberikan bola. Ketika hadiah penalti datang, maka di antara kami siapa yang paling percaya diri adalah sosok yang tepat untuk melakukannya dan saya kin mampu mencetak gol," ucap Vidal. Bila Juve mampu memanfaatkan performa Vidal yang tengah menanjak, maka bukan tidak mungkin wakil satu-satunya dari Italia di perempat final itu dapat terus melaju.
2. Penyelamatan Gemilang Buffon
Selain Vidal yang berperan penting mempersembahkan kemenangan di leg pertama buat Juventus, sosok penjaga gawang, Gianluigi Buffon tidak bisa dilupakan begitu saja. Kegagalan Monaco untuk mencetak gol pada pertemuan pertama, tidak lain karena buah kerja keras Buffon dalam mengawal gawang Si Nyonya Tua -julukan Juve-. "Kami harus menjaga fokus, karena Monaco adalah tim yang berbahaya," terang Buffon.
"Sangat penting untuk mengakui dan faktanya bahwa kemenangan di pertemuan pertama membuat kami lebih kuat karena telah meletakkan satu kaki di semifinal. Namun apapun masih bisa terjadi," sambungnya. Bila Buffon mampu melanjutkan performa saat Juve melawat ke Stade Louis II -kandang Monaco-, maka kemenangan bukanlah hal mustahil. Sementara itu Juve hanya membutuhkan hasil imbang untuk melaju ke babak selanjutnya.
Buffon juga menyangkal bahwa dirinya telah menetapkan tanggal untuk pensiun dari dunia sepak bola. "Saya akan menjadi yang pertama tahu ketika tidak lagi mampu untuk melanjutkan, tapi itu akan sia-sia jika saya pensiun sementara saya masih kuat," ucapnya
3. Menanti Tuah Patrice Evra
Jika pertandingan di Turin sangat spesial bagi penyerang veteran AS Monaco, Andrea Raggi yang kembali lagi ke tanah kelahirannya sejak meninggalkan Italia pada 2012 untuk bergabung bersama Monaco. Maka pada leg kedua nanti akan menjadi pertandingan emosional untuk bek kiri Juventus, Patrice Evra yang pernah bermain di Stade Louis II pada periode 2002-2006. Hebatnya lagi Evra kala itu sukses menghantar Monaco ke final Liga Champuons pada 2004, kini kehadiran Evra diharapkan dapat membawa Juventus ketempat yang sama musim ini.
Impresif di kompetisi domestik dalam tiga tahun belakangan, tidak membuat Juve tampil gemilang di Eropa. Bahkan terakhir kali Juve melangkah ke semifinal 12 tahun lalu. Pengalaman Evra diharapkan dapat membantu Juve mengakhiri penantian panjang ini. "Juventus punya sejarah besar, banyak pemain besar pernah mengenakan jersey hitam putih ini di masa lalu. Kami harus tetap bermain seperti itu," ucap Evra.
"Monaco tidak bisa dianggap remeh, kemenangan 1-0 bukan hasil yang besar. Kami masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melaju ke babak selanjutnya. Tapi jika kami mampu ke empat besar, maka kami bisa mengklaim ini adalah tim yang hebat," tandasnya.
4. Performa Minim Berbatov
Monaco boleh saja punya pertahanan hebat seperti yang pernah mereka tunjukkan di Turin, tapi skuat besutan Leonardo Jardim tidak mempunyai daya dobrak yang cukup. Performa minim Dimitar Berbatov bisa jadi ruang yang bisa dimanfaatkan Juve untuk menggedor skuat tuan rumah di leg kedua nanti. Apalagi kehadiran pemain muda seperti Yannick Ferreira-Carrasco dan Anthony Martial belum terbukti bisa membuat lini depan Monaco lebih tajam. Meski keduanya punya kecepatan dan teknik, namun mereka gagal bersinar dalam lawatan ke Turin.
Berbatov sempat menjadi pemain pengganti dimenit ke 71 pada pertemuan pertama sebelumnya, tapi sayang penyerang asal Bulgaria itu hanya mampu menciptakan peluang dari situasi sempat pojok Ferreira-Carrasco yang diteruskan dengan tandukan keras. Sayang, usaha Berbatov tidak bisa berbuah hasil. Dengan hanya tujuh gol dalam sembilan pertandingan sepanjang musim ini yang dicetak Monaco, bisa jadi kesempatan buat Juve meraih hasil maksimal di Prancis.
(akr)