Arema Serukan Suporter Kibarkan Bendera Merah Putih
A
A
A
MALANG - 'Kesaktian' Arema Cronus kembali diuji jelang laga kontra PBR, Sabtu (25/4). Tapi tunggu dulu, ini bukan soal kesaktian pemain-pemain di atas lapangan, namun terkait dengan kelangsungan pertandingan di Stadion Kanjuruhan.
Arema Cronus berhasrat tetap menggelar pertandingan walau Menpora sudah meminta kepolisian tak menerbitkan surat izin keramaian. Bahkan Polda Jatim sudah menolak permohonan surat izin beberapa klub, termasuk Persela Lamongan dan Persegres Gresik United.
"Kami tetap pada komitmen menjalankan pertandingan QNB League lawan PBR pada Sabtu, 25 April. Kalau memang pihak kepolisian tidak memberikan izin, maka kami meminta mereka tetap mengamankan jalannya laga di Stadion Kanjuruhan," kata Sudarmaji, Media Officer Arema.
Hingga Jumat (24/4) siang, manajemen Arema Cronus dan Aremania terus melobi kepolisian dan kepala daerah se-Malang Raya untuk mendukung digelarnya pertandingan tersebut. Arema dan Aremania tetap berharap pihak keamanan tetap akomodatif.
Itu seperti terjadi di dua pertandingan sebelumnya. Singo Edan sangat sakti karena bisa bertanding lawan Persija Jakarta dan Barito Putra walau tak mendapatkan izin kepolisian. Polisi sendiri saat itu tetap bersedia mengamankan jalannya pertandingan di Kanjuruhan.
Pihak keamaman di Malang, baik polisi maupun TNI, selama ini sangat dekat dengan Aremania dan tak jarang melakukan pertemuan dengan suporter. Hubungan baik tersebut diharapkan bisa melunakkan kepolisian, walau ada perintah langsung dari Mabes Polri untuk tak memberi izin.
Menyikapi kondisi sepak bola yang semakin kritis, Arema Cronus menyerukan kepada suporter untuk mengibarkan bendera Merah Putih, baik di rumah maupun di stadion saat pertandingan, 24 April hingga 1 Mei. "Bendera Merah Putih adalah simbol persatuan. Ini bentuk perlawanan agar sepak bola
Indonesia bersatu dan tidak terpecah-pecah," jelas Sudarmaji.
Di sisi lain, pelatih kedua tim yang akan berseteru berupaya keras mengesampingkan ketidak-pastian pertandingan. Walau menyebut fokus timnya sedang kurang sempurna, Pelatih Arema Suharno menyebut timnya akan memberikan penampilan dan hasil terbaik.
"Saya yakin tidak mudah bertanding dalam situasi ini. Tapi lawan (PBR) pastinya juga menghadapi situasi yang sama dan tidak konsentrasi penuh. Tinggal siapa yang mentalnya paling kuat akan bisa lebih maksimal,"jelas Suharno yang menolak berkomentar soal kemungkinan batalnya pertandingan.
"Itu ada bagiannya sendiri-sendiri. Manajemen berwenang soal izin dan sebagainya, kami dari tim tugasnya mempersiapkan diri dengan kondisi apa pun. Yang penting sekarang kami meyakinkan diri sendiri kalau besok tetap bertanding," timpal pelatih bertubuh subur ini.
Suasana yang sama juga menaungi tim PBR yang sudah dua hari lalu berada di Malang. Pelatih PBR Dejan Antonic juga menyebut fokus dan konsentrasi adalah aspek terberat yang dihadapi tim, baik dari kubu tuan rumah Arema maupun PBR sendiri.
"Kondisi sedang kurang bagus. Tapi kami tidak mau terlena dengan situasi ini dan saya harus pastikan tim siap bertanding. Saya lihat Arema juga berniat tetap menjalankan pertandingan, jadi PBR harus siap 100 persen untuk bertanding," ungkap Dejan.
Pemain belakang PBR Hermawan menambahkan, kabar dibatalkannya laga memang membuat pemain tidak nyaman. "Pemain tidak bisa mengabaikan begitu saja kondisi sepak bola sekarang ini. Tinggal bagaimana kami mengendalikan diri dan tetap berupaya yang terbaik di lapangan,"sebut Hermawan, pemain jebolan Arema Malang.
Arema Cronus berhasrat tetap menggelar pertandingan walau Menpora sudah meminta kepolisian tak menerbitkan surat izin keramaian. Bahkan Polda Jatim sudah menolak permohonan surat izin beberapa klub, termasuk Persela Lamongan dan Persegres Gresik United.
"Kami tetap pada komitmen menjalankan pertandingan QNB League lawan PBR pada Sabtu, 25 April. Kalau memang pihak kepolisian tidak memberikan izin, maka kami meminta mereka tetap mengamankan jalannya laga di Stadion Kanjuruhan," kata Sudarmaji, Media Officer Arema.
Hingga Jumat (24/4) siang, manajemen Arema Cronus dan Aremania terus melobi kepolisian dan kepala daerah se-Malang Raya untuk mendukung digelarnya pertandingan tersebut. Arema dan Aremania tetap berharap pihak keamanan tetap akomodatif.
Itu seperti terjadi di dua pertandingan sebelumnya. Singo Edan sangat sakti karena bisa bertanding lawan Persija Jakarta dan Barito Putra walau tak mendapatkan izin kepolisian. Polisi sendiri saat itu tetap bersedia mengamankan jalannya pertandingan di Kanjuruhan.
Pihak keamaman di Malang, baik polisi maupun TNI, selama ini sangat dekat dengan Aremania dan tak jarang melakukan pertemuan dengan suporter. Hubungan baik tersebut diharapkan bisa melunakkan kepolisian, walau ada perintah langsung dari Mabes Polri untuk tak memberi izin.
Menyikapi kondisi sepak bola yang semakin kritis, Arema Cronus menyerukan kepada suporter untuk mengibarkan bendera Merah Putih, baik di rumah maupun di stadion saat pertandingan, 24 April hingga 1 Mei. "Bendera Merah Putih adalah simbol persatuan. Ini bentuk perlawanan agar sepak bola
Indonesia bersatu dan tidak terpecah-pecah," jelas Sudarmaji.
Di sisi lain, pelatih kedua tim yang akan berseteru berupaya keras mengesampingkan ketidak-pastian pertandingan. Walau menyebut fokus timnya sedang kurang sempurna, Pelatih Arema Suharno menyebut timnya akan memberikan penampilan dan hasil terbaik.
"Saya yakin tidak mudah bertanding dalam situasi ini. Tapi lawan (PBR) pastinya juga menghadapi situasi yang sama dan tidak konsentrasi penuh. Tinggal siapa yang mentalnya paling kuat akan bisa lebih maksimal,"jelas Suharno yang menolak berkomentar soal kemungkinan batalnya pertandingan.
"Itu ada bagiannya sendiri-sendiri. Manajemen berwenang soal izin dan sebagainya, kami dari tim tugasnya mempersiapkan diri dengan kondisi apa pun. Yang penting sekarang kami meyakinkan diri sendiri kalau besok tetap bertanding," timpal pelatih bertubuh subur ini.
Suasana yang sama juga menaungi tim PBR yang sudah dua hari lalu berada di Malang. Pelatih PBR Dejan Antonic juga menyebut fokus dan konsentrasi adalah aspek terberat yang dihadapi tim, baik dari kubu tuan rumah Arema maupun PBR sendiri.
"Kondisi sedang kurang bagus. Tapi kami tidak mau terlena dengan situasi ini dan saya harus pastikan tim siap bertanding. Saya lihat Arema juga berniat tetap menjalankan pertandingan, jadi PBR harus siap 100 persen untuk bertanding," ungkap Dejan.
Pemain belakang PBR Hermawan menambahkan, kabar dibatalkannya laga memang membuat pemain tidak nyaman. "Pemain tidak bisa mengabaikan begitu saja kondisi sepak bola sekarang ini. Tinggal bagaimana kami mengendalikan diri dan tetap berupaya yang terbaik di lapangan,"sebut Hermawan, pemain jebolan Arema Malang.
(aww)