PSSI Merasa Dirampok
A
A
A
JAKARTA - Anggota Exco PSSI, Gusti Randa berkomentar keras terkait sikap Kemenpora yang ingin mengumumkan tim transisi sebagai pengambil alih kerja persepakbolaan tanah air. Menurut artis era 90an tersebut, apa yang dilakukan Kemenpora bisa dianggap sebagai bentuk perampokan dengan mengatasnamakan negara.
"Ini adalah perampokan atas nama negara, mau dibikin apapun ceritanya, (intinya) oh ternyata operatornya mau diganti, pengelolanya juga. Ya sudah kita tidak usah bicara panjang lebar," cecar Gusti, Sabtu (25/4/2015).
Menurutnya selama ini Kemenpora berlindung dengan menyertakan UU maupun peraturan pemerintah untuk melemahkan PSSI. Ditambah tuduhan-tuduhan dari tim 9 yang menyebut PSSI sarang mafia, tempat pencucian uang dan sebagainya.
"Dan yang berbicara seperti itu tokoh, tanpa data konkret dan lebih kepada rumor. Kalau memang terjadi pencucian uang, PPATK tentu (bisa) membuka siapa yang melakukan pencucian uang, kalau ada mafia siapa mafianya," tantang Gusti.
Lebih lanjut Gusti pun menduga ada grand design yang memang diatur untuk menyukseskan suatu rencana tertentu. Apalagi dirinya memiliki data yang menyebutkan bahwa Menpora saat ini terikat hutang budi dengan sekelompok suporter tertentu yang telah mendukungnya pada pemilihan legislatif (pileg) lalu.
"Oh ini toh pemenuhan kontrak politik, bagaimana Persebaya 1927 bisa ikut kompetisi," tandasnya.
"Ini adalah perampokan atas nama negara, mau dibikin apapun ceritanya, (intinya) oh ternyata operatornya mau diganti, pengelolanya juga. Ya sudah kita tidak usah bicara panjang lebar," cecar Gusti, Sabtu (25/4/2015).
Menurutnya selama ini Kemenpora berlindung dengan menyertakan UU maupun peraturan pemerintah untuk melemahkan PSSI. Ditambah tuduhan-tuduhan dari tim 9 yang menyebut PSSI sarang mafia, tempat pencucian uang dan sebagainya.
"Dan yang berbicara seperti itu tokoh, tanpa data konkret dan lebih kepada rumor. Kalau memang terjadi pencucian uang, PPATK tentu (bisa) membuka siapa yang melakukan pencucian uang, kalau ada mafia siapa mafianya," tantang Gusti.
Lebih lanjut Gusti pun menduga ada grand design yang memang diatur untuk menyukseskan suatu rencana tertentu. Apalagi dirinya memiliki data yang menyebutkan bahwa Menpora saat ini terikat hutang budi dengan sekelompok suporter tertentu yang telah mendukungnya pada pemilihan legislatif (pileg) lalu.
"Oh ini toh pemenuhan kontrak politik, bagaimana Persebaya 1927 bisa ikut kompetisi," tandasnya.
(bep)