Kompetisi Terhenti, Bagaimana Soal Gaji Pemain?
A
A
A
JAKARTA - Kondisi sepak bola Indonesia kian memprihatinkan. Setelah adanya dualisme kepengurusan beberapa tahun lalu, kini muncul perseteruan antara PSSI dengan Kemenpora RI.
Masalah bermula saat PSSI menggelar ajang QNB league dengan menyertakan 18 peserta. Padahal Kemenpora sudah menegaskan bahwa dua tim yakni Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tidak diizinkan mengikuti jalannya kompetisi. Merasa tak dihargai, Kemenpora melalui menterinya, Imam Nahrawi memberi surat peringatan pada PSSI hingga akhirnya membekukan induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
Beberapa hari setelah dibekukan, PSSI menggelar rapat dan hasilnya kompetisi tahun ini resmi dihentikan. PSSI menganggap sepak bola Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi yang tidak kondusif.
"Dengan kondisi yang dialami sepak bola saat ini, Exco PSSI memastikan kondisi sekarang dalam keadaan force majeure. Akibatnya tidak ada yang bisa dijalankan PSSI. Seluruh kompetisi di bawah PSSI pun karena ada pihak ketiga dinyatakan force majeure. Sekali lagi kami tegaskan force majeure di luar kehendak PSSI," ungkap Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, Sabtu (2/5/2015).
Dihentikannya kompetisi baik QNB League maupun Divisi Utama tentunya memberikan dampak besar bagi semua klub beserta pemainnya. Jika situasinya terus seperti ini, maka para pemain terancam tidak akan mendapatkan gaji.
"Ini jelas merugikan, seharusnya kedua belah pihak bisa duduk bersama. Karena kalau sudah begini yang rugi pemain. Apalagi para official yang ada di belakang. Saya masih belum tahu apakah klub akan bayar pemain sampai masa kontrak atau sampai bulan April. Karena dalam kontrak, jika situasinya force majeure maka akan memaksa klub untuk tidak membayar sisa gaji kepada pemain," ucap Manajer Persebaya Surabaya, Sulaiman 'Gendhar' Harry Ruswanto.
Persoalan gaji tentunya menjadi hal yang paling sensitif. Sebab beberapa tahun ke belakang masih ada klub yang menunggak gaji para pemainnya. Hal itu membuat Kemenpora melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mendesak agar seluruh klub melaporkan data pelunasan gaji pemain, pelatih serta ofisial klub.
Masalah bermula saat PSSI menggelar ajang QNB league dengan menyertakan 18 peserta. Padahal Kemenpora sudah menegaskan bahwa dua tim yakni Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tidak diizinkan mengikuti jalannya kompetisi. Merasa tak dihargai, Kemenpora melalui menterinya, Imam Nahrawi memberi surat peringatan pada PSSI hingga akhirnya membekukan induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
Beberapa hari setelah dibekukan, PSSI menggelar rapat dan hasilnya kompetisi tahun ini resmi dihentikan. PSSI menganggap sepak bola Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi yang tidak kondusif.
"Dengan kondisi yang dialami sepak bola saat ini, Exco PSSI memastikan kondisi sekarang dalam keadaan force majeure. Akibatnya tidak ada yang bisa dijalankan PSSI. Seluruh kompetisi di bawah PSSI pun karena ada pihak ketiga dinyatakan force majeure. Sekali lagi kami tegaskan force majeure di luar kehendak PSSI," ungkap Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, Sabtu (2/5/2015).
Dihentikannya kompetisi baik QNB League maupun Divisi Utama tentunya memberikan dampak besar bagi semua klub beserta pemainnya. Jika situasinya terus seperti ini, maka para pemain terancam tidak akan mendapatkan gaji.
"Ini jelas merugikan, seharusnya kedua belah pihak bisa duduk bersama. Karena kalau sudah begini yang rugi pemain. Apalagi para official yang ada di belakang. Saya masih belum tahu apakah klub akan bayar pemain sampai masa kontrak atau sampai bulan April. Karena dalam kontrak, jika situasinya force majeure maka akan memaksa klub untuk tidak membayar sisa gaji kepada pemain," ucap Manajer Persebaya Surabaya, Sulaiman 'Gendhar' Harry Ruswanto.
Persoalan gaji tentunya menjadi hal yang paling sensitif. Sebab beberapa tahun ke belakang masih ada klub yang menunggak gaji para pemainnya. Hal itu membuat Kemenpora melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mendesak agar seluruh klub melaporkan data pelunasan gaji pemain, pelatih serta ofisial klub.
(bep)