Kompetisi Dihentikan, Pemain Asing Siap Pulang Kampung
A
A
A
MALANG - Terhentinya kompetisi QNB League 2015 tak hanya membingungkan pemain-pemain lokal. Legiun asing yang mencari nafkah di Indonesia pun dipaksa memeras otak demi menentukan perjalanan karier selanjutnya.
Sejumlah pemain asing di beberapa klub masih memilih bertahan menunggu situasi persepakbolaan tanah air. Namun mereka tetap mempunyai beberapa opsi yang akan diambil jika sudah tak memungkinkan mengais nafkah di Indonesia.
"Saya belum tahu (harus bagaimana). Tim dibubarkan, tidak ada kompetisi, tak ada yang bisa saya lakukan di sini. Mungkin saja saya pulang ke Montenegro," kata pemain asing Persela Lamongan, Balsa Bozovic.
Pemain yang baru berulang tahun ke-28 itu sebenarnya nyaman tinggal di Indonesia. Namun ia tidak bisa berbuat banyak karena kompetisi QNB League 2015 sendiri sudah dihentikan saat pertandingan baru berguir tiga kali. Balza berharap jika kondisi sepak bola Indonesia sudah membaik ia masih ingin menjajal peruntungannya di skuat Laskar Joko Tingkir.
Rencana Balsa untuk pulang kampung diikuti oleh pemain Persegres Gresik United, Shohei Matsunaga. Jika timnya benar-benar dibubarkan, ia bakal memilih pulang ke Jepang atau mencoba peruntungan di negara lainnya.
"Saya bisa mencari liga lain selain di Indonesia jika Persegres dibubarkan dan tak ada kompetisi lagi. Atau pulang ke Jepang. Tapi manajemen belum membuat keputusan dan saya masih menunggu. Katanya pekan depan baru ada keputusan," ungkapnya.
Shohei sejatinya sudah pulang ke Jepang awal April lalu karena ada urusan keluarga. Sepanjang tiga pertandingan yang dilakoni Laskar Jaka Samudra, dia hanya berstatus sebagai pemain pengganti karena pelatih Liestiadi lebih percaya aset lokal di lini tengah.
Namun keinginan bermain di liga negara lain juga tidak mudah, sebab rata-rata kompetisi sedang berjalan. Hanya liga Thailand yang sedang memasuki pertengahan musim dan bisa menjadi harapan untuk pemain-pemain asing yang tinggal di Indonesia.
Sulitnya mencari liga di negara lain sangat dirasakan Fabiano Beltrame. Namun sejauh ini bek tangguh Arema Cronus itu masih memilih menunggu di Malang guna mendapat kepastian dari manajemen Singo Edan.
"Semua tergantung keputusan manajemen Arema dan situasi liga di Indonesia. Kalau saya menganggur dan putus kontrak, tentunya mencari liga di negara lain. Tapi itu sulit karena liga sedang berjalan dan saya bisa saja pulang ke Brasil," jelasnya.
Beban Fabiano memang tergolong berat karena harus menanggung keluarga yang kini berada di Indonesia. Bahkan anak sulungnya saat ini tercatat sebagai salah satu pemain di Arema U-21.
Sejumlah pemain asing di beberapa klub masih memilih bertahan menunggu situasi persepakbolaan tanah air. Namun mereka tetap mempunyai beberapa opsi yang akan diambil jika sudah tak memungkinkan mengais nafkah di Indonesia.
"Saya belum tahu (harus bagaimana). Tim dibubarkan, tidak ada kompetisi, tak ada yang bisa saya lakukan di sini. Mungkin saja saya pulang ke Montenegro," kata pemain asing Persela Lamongan, Balsa Bozovic.
Pemain yang baru berulang tahun ke-28 itu sebenarnya nyaman tinggal di Indonesia. Namun ia tidak bisa berbuat banyak karena kompetisi QNB League 2015 sendiri sudah dihentikan saat pertandingan baru berguir tiga kali. Balza berharap jika kondisi sepak bola Indonesia sudah membaik ia masih ingin menjajal peruntungannya di skuat Laskar Joko Tingkir.
Rencana Balsa untuk pulang kampung diikuti oleh pemain Persegres Gresik United, Shohei Matsunaga. Jika timnya benar-benar dibubarkan, ia bakal memilih pulang ke Jepang atau mencoba peruntungan di negara lainnya.
"Saya bisa mencari liga lain selain di Indonesia jika Persegres dibubarkan dan tak ada kompetisi lagi. Atau pulang ke Jepang. Tapi manajemen belum membuat keputusan dan saya masih menunggu. Katanya pekan depan baru ada keputusan," ungkapnya.
Shohei sejatinya sudah pulang ke Jepang awal April lalu karena ada urusan keluarga. Sepanjang tiga pertandingan yang dilakoni Laskar Jaka Samudra, dia hanya berstatus sebagai pemain pengganti karena pelatih Liestiadi lebih percaya aset lokal di lini tengah.
Namun keinginan bermain di liga negara lain juga tidak mudah, sebab rata-rata kompetisi sedang berjalan. Hanya liga Thailand yang sedang memasuki pertengahan musim dan bisa menjadi harapan untuk pemain-pemain asing yang tinggal di Indonesia.
Sulitnya mencari liga di negara lain sangat dirasakan Fabiano Beltrame. Namun sejauh ini bek tangguh Arema Cronus itu masih memilih menunggu di Malang guna mendapat kepastian dari manajemen Singo Edan.
"Semua tergantung keputusan manajemen Arema dan situasi liga di Indonesia. Kalau saya menganggur dan putus kontrak, tentunya mencari liga di negara lain. Tapi itu sulit karena liga sedang berjalan dan saya bisa saja pulang ke Brasil," jelasnya.
Beban Fabiano memang tergolong berat karena harus menanggung keluarga yang kini berada di Indonesia. Bahkan anak sulungnya saat ini tercatat sebagai salah satu pemain di Arema U-21.
(bep)