Profil Jannik Sinner, Anak Gunung ke Panggung Juara Australian Open 2024
Senin, 29 Januari 2024 - 14:13 WIB
Jika Jannik Sinner tidak memiliki postur tubuh yang kurus, mungkin dia tidak akan merasakan gelar juara Australian Open 2024. Postur tubuh yang membuatnya tidak cocok untuk ski, mendorong pria asal Sud Tirol, Italia, beralih ke dunia tenis. Saat usianya 13 tahun, berat badannya hanya 30 kilogram, sedangkan berat ideal untuk pemain ski adalah 50 kilogram, kenang Jannik.
Meskipun telah meraih prestasi di dunia ski, termasuk gelar junior di kategori slalom bersama tim nasional ski Italia, Jannik memutuskan untuk pindah ke Bordighera, sebuah sekolah tenis di bawah pimpinan Riccardo Piatti. Keputusan tersebut membawanya meraih trofi Australian Open 2024 di bawah asuhan Piatti, yang sebelumnya melatih petenis kelas dunia seperti Novak Djokovic dan Ivan Ljubicic, meskipun sempat tertinggal dua set dari Daniel Medvedev.
Sud Tirol, kawasan pegunungan yang terbagi antara Italia dan Austria, terkenal dengan tiga puncak Alpen bernama Dolomit. Jannik Sinner tumbuh di kampung pegunungan bernama Innichen, kecamatan Pustertal, di mana kejuaraan ski skicross berkategori berbahaya diadakan. Meskipun kurus dan jangkung, Jannik dikenal dengan gerakan kaki cepatnya yang diperoleh dari latar belakangnya sebagai bekas atlet ski, di mana keberanian diperlukan karena risiko kecelakan yang tinggi.
Meskipun namanya tenggelam di antara pemain muda lainnya seperti Carlos Alcaraz dan Emma Raducanu, serta mendapatkan label sebagai petenis yang mengecewakan setelah kalah dari Novak Djokovic di Wimbledon 2023, Jannik Sinner tetap yakin bahwa suatu hari nanti ia akan meraih Grand Slam. Bagi Sinner, dalam tenis tidak hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang timing, terutama dalam gerakan yang tepat dan ayunan raket yang cermat. Kemampuan ini dibuktikannya dengan mengalahkan Novak Djokovic di semifinal dan membalikkan keadaan dalam partai final melawan Daniel Medvedev.
Meskipun telah meraih prestasi di dunia ski, termasuk gelar junior di kategori slalom bersama tim nasional ski Italia, Jannik memutuskan untuk pindah ke Bordighera, sebuah sekolah tenis di bawah pimpinan Riccardo Piatti. Keputusan tersebut membawanya meraih trofi Australian Open 2024 di bawah asuhan Piatti, yang sebelumnya melatih petenis kelas dunia seperti Novak Djokovic dan Ivan Ljubicic, meskipun sempat tertinggal dua set dari Daniel Medvedev.
Sud Tirol, kawasan pegunungan yang terbagi antara Italia dan Austria, terkenal dengan tiga puncak Alpen bernama Dolomit. Jannik Sinner tumbuh di kampung pegunungan bernama Innichen, kecamatan Pustertal, di mana kejuaraan ski skicross berkategori berbahaya diadakan. Meskipun kurus dan jangkung, Jannik dikenal dengan gerakan kaki cepatnya yang diperoleh dari latar belakangnya sebagai bekas atlet ski, di mana keberanian diperlukan karena risiko kecelakan yang tinggi.
Meskipun namanya tenggelam di antara pemain muda lainnya seperti Carlos Alcaraz dan Emma Raducanu, serta mendapatkan label sebagai petenis yang mengecewakan setelah kalah dari Novak Djokovic di Wimbledon 2023, Jannik Sinner tetap yakin bahwa suatu hari nanti ia akan meraih Grand Slam. Bagi Sinner, dalam tenis tidak hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang timing, terutama dalam gerakan yang tepat dan ayunan raket yang cermat. Kemampuan ini dibuktikannya dengan mengalahkan Novak Djokovic di semifinal dan membalikkan keadaan dalam partai final melawan Daniel Medvedev.
(sto)
tulis komentar anda