Statistik Pertarungan Lawan Jake Paul Ungkap Kenyataan Pahit: Era Mike Tyson Tamat!
Minggu, 17 November 2024 - 17:06 WIB
ARLINGTON - Pertarungan antara legenda tinju Mike Tyson dan YouTuber-beralih-petarung Jake Paul menjadi sorotan tajam setelah hasil resmi statistik pukulan mengungkapkan jurang perbedaan yang mencolok antara keduanya. Digelar di AT&T Stadium, Arlington, laga delapan ronde ini berakhir dengan kemenangan angka mutlak untuk Paul.
Hasil penilaian juri menunjukkan skor 80-72, 79-73, dan 79-73 untuk Paul, yang berusia 27 tahun, melawan Tyson yang kini berusia 58 tahun. Namun, performa di atas ring menunjukkan bahwa masa kejayaan Tyson sebagai salah satu petinju terhebat telah lama berlalu.
Statistik pukulan resmi dari CompuBox memperlihatkan betapa minimnya Tyson memberikan dampak dalam laga ini. Dari delapan ronde, Tyson hanya berhasil mendaratkan 18 pukulan, termasuk empat pukulan bertenaga dari 13 yang dilayangkan. Bahkan, dari lima jab yang dicoba Tyson, tidak satu pun berhasil mengenai sasaran.
Sebaliknya, Paul jauh lebih dominan dengan total 78 pukulan sukses, termasuk 31 jab dan 20 pukulan bertenaga yang mendarat di tubuh Tyson. Ketimpangan ini semakin terasa ketika di ronde ketiga saja, Paul mampu mendaratkan 16 pukulan – hampir menyamai total pukulan Tyson sepanjang pertarungan.
Kurangnya aksi dan ketegangan di paruh kedua laga memicu kekecewaan para penonton, yang berujung pada sebagian penonton meninggalkan arena sebelum pertandingan berakhir. Sementara itu, sorakan dan ejekan dari tribun mencerminkan rasa frustrasi terhadap duel yang dinilai kurang seru.
Paul sendiri mengakui bahwa ia tidak sepenuhnya menunjukkan agresi untuk melindungi Tyson. "Saya mencoba untuk melukai dia sedikit, tetapi tidak lebih dari itu," ujar Paul dalam wawancara pasca-pertarungan.
Meski duel Tyson-Paul memicu perdebatan, laga sebelumnya antara Katie Taylor dan Amanda Serrano justru menyuguhkan pertarungan sengit yang memuaskan penonton. Taylor berhasil mempertahankan gelar juara kelas ringan dalam laga yang penuh aksi, membuktikan bahwa malam itu tidak sepenuhnya mengecewakan.
Meski Tyson menunjukkan keberanian luar biasa untuk kembali ke ring setelah hampir dua dekade, statistik dan hasil akhirnya menjadi bukti bahwa perjalanan waktu tidak dapat dilawan – bahkan oleh legenda sekalipun.
Hasil penilaian juri menunjukkan skor 80-72, 79-73, dan 79-73 untuk Paul, yang berusia 27 tahun, melawan Tyson yang kini berusia 58 tahun. Namun, performa di atas ring menunjukkan bahwa masa kejayaan Tyson sebagai salah satu petinju terhebat telah lama berlalu.
Statistik pukulan resmi dari CompuBox memperlihatkan betapa minimnya Tyson memberikan dampak dalam laga ini. Dari delapan ronde, Tyson hanya berhasil mendaratkan 18 pukulan, termasuk empat pukulan bertenaga dari 13 yang dilayangkan. Bahkan, dari lima jab yang dicoba Tyson, tidak satu pun berhasil mengenai sasaran.
Sebaliknya, Paul jauh lebih dominan dengan total 78 pukulan sukses, termasuk 31 jab dan 20 pukulan bertenaga yang mendarat di tubuh Tyson. Ketimpangan ini semakin terasa ketika di ronde ketiga saja, Paul mampu mendaratkan 16 pukulan – hampir menyamai total pukulan Tyson sepanjang pertarungan.
Kurangnya aksi dan ketegangan di paruh kedua laga memicu kekecewaan para penonton, yang berujung pada sebagian penonton meninggalkan arena sebelum pertandingan berakhir. Sementara itu, sorakan dan ejekan dari tribun mencerminkan rasa frustrasi terhadap duel yang dinilai kurang seru.
Paul sendiri mengakui bahwa ia tidak sepenuhnya menunjukkan agresi untuk melindungi Tyson. "Saya mencoba untuk melukai dia sedikit, tetapi tidak lebih dari itu," ujar Paul dalam wawancara pasca-pertarungan.
Meski duel Tyson-Paul memicu perdebatan, laga sebelumnya antara Katie Taylor dan Amanda Serrano justru menyuguhkan pertarungan sengit yang memuaskan penonton. Taylor berhasil mempertahankan gelar juara kelas ringan dalam laga yang penuh aksi, membuktikan bahwa malam itu tidak sepenuhnya mengecewakan.
Meski Tyson menunjukkan keberanian luar biasa untuk kembali ke ring setelah hampir dua dekade, statistik dan hasil akhirnya menjadi bukti bahwa perjalanan waktu tidak dapat dilawan – bahkan oleh legenda sekalipun.
(sto)
tulis komentar anda